Jumat, April 19, 2024

Jihad Versi Kristen?

Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak
Pengajar di Unity School Bekasi

Kamus Besar Bahasa Indonesia menuliskan arti kata jihad sebagai usaha dengan segala upaya untuk mencapai kebaikan. Mengamati definisi ini paling tidak kita memiliki pengertian bahwa sejatinya setiap agama pasti memiliki konsep mengenai usaha mencapai atau mengusahakan kebaikan itu sendiri.

Kekristenan sebagai salah satu agama besar dunia tentulah memiliki pandangan tentang konsep ini seperti yang tertulis didalam tuntunan hidupnya yaitu Alkitab. Yesus Kristus dalam ajarannya menekankan pentingnya kelahiran baru atau pertobatan sebagai syarat mutlak seseorang bisa sampai kedalam kerajaan sorga. Kelahiran baru yang dimaksud oleh Yesus adalah respon seseorang terhadap kodrat dirinya yang berdosa. Natur dosa tidak mungkin membawa seseorang bertemu natur Tuhan yang suci. Karenanya pertobatan dan pengampunan dosa adalah mutlak.

Seorang pemungut cukai adalah seorang yang ditugasi oleh pemerintah Roma untuk menarik pajak dari bangsanya sendiri demi kepentingan kekaisaran Roma.  Zakheus salah satu tokoh terkenal dalam alkitab adalah salah satu dari pemungut cukai yang tentu tidak disukai oleh bangsanya sendiri karena dianggap sebagai pengkhianat bangsa Yahudi

Dalam Injil Lukas Pasal 19 diceritakan ketika Yesus Kristus masuk ke kota Yerikho, Ia bertemu dengan Zakheus yang sedang menantikannya pada sebuah pohon ara. Yesus secara mengejutkan meminta orang pendek ini untuk turun sebab Ia mau makan dan menumpang dirumahnya.

Adalah hal tidak lazim bagi seorang rabi Yahudi bergabung apalagi menumpang dirumah orang berdosa. Tetapi Yesus memang kontroversial. Ia tentu memiliki alasannya sendiri. Respon Zakheus atas undangan Yesus menggambarkan adanya satu pertobatan yang radikal dalam kehidupannya.

Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu. “Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia menumpang di rumah orang berdosa.

“Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan:  “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin  dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas  dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat. ” Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. (Lukas 19:5-10 TB)

Yesus meyakinkan semua orang yang hadir di dalam rumah yang dicap sebagai orang paling berdosa itu bahwa Zakheus sudah mendapat bagian dalam pengampunan dan sorga karena apa? Karena responnya yang nyata dan terlihat, ia tidak sedang berbasa-basi soal teologi ataupun doktrin agama tetapi ia rela kehilangan setengah dari hartanya untuk amal bagi orang miskin bahkan bukan tidak mungkin terancam bangkrut bahkan miskin. Zakheus sang pemungut pajak bagi penjajah telah menemukan harta sejati dalam pencarian hidupnya.

Ada banyak kisah-kisah seperi ini dalam injil, sebut saja rasul Matius yang berprofesi sama dengan Zakheus, ketika Yesus memanggilnya ia meninggalkan segala yang menjadi kebanggaannya serta rela hidup sederhana mengiring sang Guru.

Ada banyak perintah yang Yesus berikan mengenai mati, tetapi mati yang dimaksud adalah mati bagi dosa dan hawa nafsu duniawi yang membinasakan. Ia ingin umat manusia justru berani hidup demi kebaikan orang lain. Hidup bagi Kristus artinya menjadi berkat bagi sesama.

Rasul Petrus dalam suratnya yang tercatat pada 1 Petrus 4:12-19  kepada jemaat menasehati ciri-ciri orang yang benar-benar pengikut Kristus antara lain :

  • Tidak heran akan akan penderitaan dan siksaan dibumi melainkan menganggapnya sebuah ujian dan bersukacita karena ujian tersebut
  • Jangan hidup menjadi beban bagi masyarakat tetapi hiduplah dengan berkontribusi positif bagi masyarakat
  • Jangan takut menderita sebagai orang kristen ketika kita hidup sebagai minoritas
  • Berserah kepada Allah dalam segala hal.

Mati bagi sesuatu yang menjadi kepercayaan atau ideologi tentu tidak lebih sulit dibandingkan berani hidup dan berjuang pada apa yang kita yakini.

Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak
Pengajar di Unity School Bekasi
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.