Rabu, Juni 11, 2025

JI The Untold Story: Potret Kelompok Ekstrimis yang ‘Bertaubat’

Abdul Fatkhurrohman
Abdul Fatkhurrohman
Penulis yang mencoba lepas dan pembelajar isu-isu sosial keagamaan.
- Advertisement -

Jaringan kelompok Islam radikal di Indonesia, masih terus membayang-bayangi masyarakat. Berbagai tindakan teror yang terjadi beberapa tahun belakangan, serupa momok menakutkan di tengah kehidupan sosial hari ini. Di tengah-tengah itu, kabar yang barangkali mengejutkan hadir ketika salah satu di antara organisasi yang mendalangi tindakan-tindakan teror tersebut membubarkan diri.

Buku berjudul JI The Untold Story; Perjalanan Kisah Jemaah Islamiyah, mendokumentasikan serta mewartakan dinamika yang terjadi dari dalam. Buku ini menjadi semacam suntikan optimisme bagi masyarakat oleh penulis, dalam mendukung ‘niat baik’ pembubarannya.

Lantas, bagaimana kesadaran tersebut bisa terlahir dalam tubuh organisasi eksklusif yang telah eksis sudah lebih dari tiga dekade ini ? Pertanyaan yang barangkali memantik berbagai asumsi liar dan mengundang ketidakpercayaan atas keputusan pembubaran yang diambil oleh JI. Buku ini hadir untuk mengurai dinamika kompleks di dalamnya.

Meluruskan yang Bengkok

Anggapan bahwa JI ikut mengambil bagian dalam beberapa aksi teror di Indonesia, memang terbukti adanya. Meski begitu, tidak serta merta bahwa fakta tersebut diamini atau menjadi instruksi terstruktur dari organisasi. Sejumlah petinggi JI yang diungkapkan dalam buku ini, mewartakan beberapa alasan tersebut.

Keterlibatan mereka dalam sederet aksi teror yang terjadi ditengarai besarnya jumlah massa, sehingga ketidak patuhan menjadi sangat memungkinkan. Di saat bersamaan, sejumlah anggota JI yang notabene merupakan jebolan dari organisasi semisal DI dan NII menjadi problem dalam pemahaman dalam pola gerakan dan prinsip yang dijalankan (hlm. 37).

Di samping itu, ketidak terkendalian tindakan yang didasarkan atas argumentasi jihad fisik mengarah pada terlibatnya teror oleh JI, menjadi imbas dari polemik internal serta tidak berjalannya praktik musyawarah dalam keputusan yang diambil (hlm. 212).

Dari berbagai anggapan yang diarahkan kepada JI, pengaitan dengan organisasi atau kelompok ekstrimis Internasional semisal Al-Qaeda dan ISIS, juga menjadi salah satu opini yang tak terkendali. Dalam konteks dengan Al-Qaeda, perjumpaan yang terjadi di antara beberapa tokoh petingginya memang terjadi, namun penolakan terhadap tawaran untuk bekerjasama menjadi keputusan final organisasi.

Penolakan tersebut, mempertimbangkan hal-hal mendasar dalam gerakan, seperti pemahaman jihad (hlm. 143-144). Begitu pula hubungannya dengan ISIS, penolakan untuk berbaiat kepada kelompok tersebut disebabkan adanya pandangan-pandangan mendasar yang tidak berjalan beriringan dengan prinsip JI sendiri, (hlm. 270).

Tumbuhnya Tunas Kesadaran dan Titik Terang Keberhasilan 

Dari sejumlah polemik baik dari internal maupun eksternal yang menyudutkan eksistensi JI, langkah evaluatif menjadi konsekuensi logis untuk ditempuh. Pengkajian ulang atas berbagai sikap dan pandangan yang telah dianggap menyimpang, membuat JI membuka diri terhadap perspektif mereka dahulu yang dinilai tidak tepat.

Dalam konteks pemahaman yang paling luas, pergeseran pandangan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia beserta produk hukum yang selama ini kurang disepakati oleh mereka, menjadi titik pijak dari transformasi yang terjadi. Dari sudut pandang mereka terhadap negara, menurunkan sikap dan pandangan lain kepada masyarakat yang juga hidup di dalamnya.

- Advertisement -

Pemahaman terhadap identitas agama dalam melihat mayoritas masyarakat Indonesia, menunjukkan bahwa tumbuhnya kesadaran untuk tidak menganggap diri atau kelompok mereka sajalah yang paling benar. Pemahaman ini, ikut menggeser ambisi mereka untuk menegakkan syariat formal dalam sistem politik-kenegaraan. Wacana tersebut menjadi titik berangkat adanya pergeseran terhadap pandangan terhadap negara, dengan berbagai produk hukum serta nilai-nilai yang diterapkan dalam NKRI, (hlm. 221).

Ala kulli hal, buku setebal 452 halaman ini, telah dapat menggali sejumlah hal yang selama ini tampak abu-abu dari kelompok ekstrim-radikal. Kelompok bersenjatakan ‘ideologi Islam’ yang telah siuman dari murca panjangnya. Oleh karenya, membuka perspektif dengan memberi kesempatan ‘bertaubat’ kepada mereka, menjadi semacam tantangan atas komitmen yang telah diputuskan; kembali ke pangkuan NKRI.

Abdul Fatkhurrohman
Abdul Fatkhurrohman
Penulis yang mencoba lepas dan pembelajar isu-isu sosial keagamaan.
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.