Yesus sama sekali tidak melarang untuk menghakimi, hanya saja untuk menghakimi itu tidak sembarangan. Sejak ayat pertama dari pasal ini, Yesus memberi peringatan untuk tidak menghakimi agar kita tidak dihakimi. Ini menunjukkan kalau kita tidak siap untuk dihakimi, maka sebaiknya kita jangan menghakimi. Ayat berikutnya memberikan penjelasan yang lebih detail yaitu penghakiman dan ukuran yang kita gunakan untuk menghakimi juga akan diarahkan ke kita. Ini sama sekali tidak ada larangan untuk menghakimi, tapi kesiapan untuk dihakimi dengan hal yang sama. Oleh sebab itu di dua ayat terakhir, Yesus mengajarkan apa yang harus kita persiapkan terlebih dahulu sebelum kita dapat menghakimi.
Kita harus dapat melihat dengan jelas terlebih dahulu, yang dalam hal ini kita harus tahu kebenaranNya terlebih dahulu baru kita bisa melihat kesalahan dari saudara kita. Mengapa demikian, ini karena dalam hal ini kita menyatakan kebenaran, memberi nasehat dan menegor, bukan asal menuduh atau menghakimi.Sadarkah anda yang suka mengatakan “jangan menghakimi” sebenarnya anda sendiri sudah menghakimi orang yang anda tuduh “menghakimi” itu? Sepanjang pengalaman saya, orang yang suka berkata “jangan menghakimi” sebenarnya adalah orang yang tidak mengerti apa-apa mengenai kebenaran Alkitab. Saat saya dituduh “menghakimi”, saya selalu menanyakan dibagian mana saya menghakimi dan kalau memang yang saya katakan itu salah, tunjukkan dimana salahnya dan katakan kepada saya apa yang benar. Anda tahu, sampai hari ini, orang-orang yang menuduh saya suka menghakimi, tidak satu pun bisa menunjukkan kesalahan saya, apalagi menunjukkan kebenarannya.
Saya pernah mengatakan sebuah ajaran seorang pendeta terkenal itu salah kepada teman saya yang merupakan pengikutnya. Saya jelaskan kesalahannya berdasarkan Alkitab. Anda tahu jawaban teman saya? “Kamu tidak berhak menghakimi, dia seorang pendeta terkenal yang diurapi Tuhan loh”. Tapi saya jawab lagi “Saya hanya menjelaskan ada kesalahan dari ajarannya berdasarkan Alkitab.” Dia tetap ngotot bahwa pendeta itu pasti benar, saya yang salah dan sesat menafsirkan firman Tuhan. Saya minta dia tunjukkan dimana kesalahan saya berdasarkan Alkitab, dan dia sama sekali tidak bisa.
Dia hanya bisa mengatakan kalau sayalah yang sesat dan suka menghakimi.Kejadian ini seringkali terjadi dan cara yang sama yang digunakan oleh orang-orang Kristen yang tidak mengerti apa-apa tapi sangat percaya kepada pendetanya, akhirnya dengan hanya mengandalkan kata “jangan menghakimi” dia merasa diri sudah paling mengenal kebenaran, padahal isinya KOSONG.Mat 7: 1-5 tidak mengajarkan bahwa orang kristen tidak boleh menghakimi, tapi yang diajarkan adalah bagaimana cara anda menghakimi dengan benar. Ketika anda akan menghakimi, anda harus tahu dahulu kesalahan dan kebenarannya, agar anda bisa memberikan penjelasan dan menyadarkan orang yang melakukan kesalahan. Anda juga harus siap untuk dihakimi dengan cara yang sama dan anda berhak untuk mengetahui kesalahan anda dan mendapatkan penjelasan kebenarannya.
Jika anda masih tetap ngotot bahwa ayat diatas mengajarkan untuk tidak menghakimi, saya akan berikan ayat-ayat lainnya.Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil. Yoh 7:24Ayat didalam Yoh 7:24 ini mengajarkan mengenai menghakimi dengan adil. Jika ayat Matius di atas anda katakan “tidak boleh menghakimi”, maka coba jelaskan, apakah kedua ayat ini saling bertentangan?Sebab dengan wewenang apakah aku menghakimi mereka yang berada di luar jemaat? Bukankah kamu hanya menghakimi mereka yang berada di dalam jemaat? Mereka yang berada di luar jemaat akan dihakimi oleh Allah.
Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu. 1 Kor 5:12-13Ayat Korintus ini juga mengajarkan mengenai menghakimi. Bahkan disini dengan jelas diajarkan bahwa orang Kristen harus menghakimi orang Kristen. Orang Kristen tidak berhak menghakimi orang yang bukan Kristen, karena orang yang bukan Kristen itu akan dihakimi oleh Allah. Yang terjadi adalah orang kristen yang suka mengatakan “jangan menghakimi” umumnya suka menghakimi orang-orang yang beragama lain. Ini yang saya juga tidak suka. Terkadang saya dianggap lebih mendukung agama lain daripada Kristen karena saya suka mengatakan “Jangan menilai kebenaran agama lain berdasarkan kitab suci-mu, kalau kamu mau seperti itu kamu juga harus bersedia dikatakan sesat oleh orang beragama lain yang menilai agamamu berdasarkan kitab suci-nya.”
Tiga ayat yang saling mendukung yang mengajarkan tentang orang Kristen yang harus menghakimi orang Kristen. Tapi penghakiman yang dilakukan orang Kristen tidak boleh menghakimi dengan sembarangan. Tidak sembarangan bukan berarti anda tidak boleh menghakimi hamba Tuhan atau Pendeta atau sesama orang Kristen, tapi tidak sembarangan berarti anda harus mengerti kebenaran dan kesalahannya. Oleh sebab itu belajarlah Alkitab baik-baik agar anda mengenal kebenaran.