Teknologi AI adalah salah satu tonggak pencapaian yang sangat besar di perkembangan zaman modern. Pasti kamu sudah sering mendengar tentang AI, atau bahkan pernah mendiskusikannya dengan kerabat-kerabatmu. Atau mungkin kamu sendiri sudah menggunakannya untuk keuntungan pribadi kamu sehari-hari. Tapi sebenarnya apa itu AI dan kenapa hal ini menghasilkan dampak yang besar terhadap masyarakat?
Artificial Intelligence atau yang disebut AI adalah simulasi intelektual manusia yang diproses oleh mesin dan sistem komputer. Sejauh ini, AI sudah mampu meniru perilaku dan cara berpikir manusia atau suatu komunitas pada umumnya. Tentu perkembangan AI tidak berhenti di situ saja, karena AI diprogram untuk melatih program dari pengalamannya, mengidentifikasi pola, dan membuat keputusan untuk mereka sendiri.
Salah satu alasan mengapa AI semakin booming di kalangan masyarakat adalah pemanfaatan AI yang membantu kehidupan manusia sehari-hari. Kemampuan AI digunakan untuk menyelesaikan tugas yang kompleks dengan tepat dan efektif. Tetapi hidup manusia menjadi dipermudah, bahkan terlalu mudah.
Pengaplikasian AI dipakai di berbagai bidang, salah satunya industri kreatif yang sudah merasakan perubahan yang ada berkat kemajuan ini. Pemanfaatan AI dapat diterapkan untuk membuat sebuah karya visual yang rumit, meskipun sistem hanya diberikan deskripsi yang singkat. Selain itu, kini sudah mulai beredar mesin AI yang dapat menghasilkan lagu dari suara sintetis dan memecah komponen stem sebuah lagu. Dunia perfilman dan animasi juga sudah mulai melibatkan AI untuk menciptakan efek visual yang realistis.
Langkah kemajuan teknologi ini tentu menghasilkan perubahan yang drastis. Efek dari AI ini ada yang menguntungkan, lalu ada pula dampak yang merugikan. Mari kita bahas kedua sisi dampak dari artificial intelligence!
Dampak Positif AI di Bidang Kreatif
1. Mempermudah Perancangan Karya
Perancangan ide sudah memiliki shortcut menggunakan kecanggihan AI. Cukup dengan mencantumkan hal yang ingin kamu sampaikan melalui karyamu, AI dapat menghasilkan contoh konsep yang berkualitas. Kemampuan ini dilakukan dengan cara menyatukan berbagai macam elemen berdasarkan data dan algoritma yang diberikan kepada sistem AI.
Beberapa pekerjaan di industri kreatif seperti storyboard ilustrator atau animator menghabiskan banyak waktu demi menyampaikan alur dari sebuah cerita. Alasan kenapa pekerjaan mereka memakan banyak waktu disebabkan oleh keperluan mereka untuk menggambar frame-by-frame. Artinya dalam sebuah video yang berkualitas standar 30 fps, mereka harus menggambar 30 frame satu persatu hanya untuk menghasilkan 1 detik video. Melelahkan, bukan?
Kelebihan ini juga dapat dimanfaatkan untuk membantu kita saat sedang stuck atau kehilangan arah dalam pembuatan karya. AI dapat memberikan kita inspirasi baru yang masih fresh dan relevan.
2. Pembuatan Karya Secara Efisien
Penggunaan AI dapat mempercepat proses pembuatan karya dan menguntungkan orang yang membutuhkan karya untuk kepentingan mereka, mau itu untuk usaha atau semacamnya. Client tidak perlu menghabiskan banyak waktu, energi, dan uang untuk menghasilkan suatu karya yang baru.
AI dapat digunakan untuk pengusaha yang membutuhkan desain-desain untuk mempromosikan usaha atau mendesain produk mereka, di mana tugas ini biasanya dilaksanakan oleh profesi desainer grafis. Contoh lainnya adalah penciptaan iklan menggunakan AI. Ini sudah diterapkan oleh Indomie pada iklan mereka yang berjudul Cerita Rasa Otentik, di mana sebagian frame dari iklan tersebut digenerasikan oleh AI untuk menciptakan efek ilustrasi kartun.
Dampak Negatif AI di Bidang Kreatif
1. Mengancam Pekerjaan Manusia
Adanya AI juga menunjukan bahwa beberapa pekerjaan dapat digantikan oleh AI, industri kreatif tidak terkecualikan. Seorang peneliti manajemen dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Deniey Adi Purwanto menyatakan bahwa dampak AI pada sektor ketenagakerjaan terbagi menjadi 2, salah satunya adalah efek mendalam pada lapangan pekerjaan. Profesi-profesi di bidang kreatif adalah beberapa profesi yang cukup terancam dengan perkembangan AI ini, sebab buat apa klien membayar seorang ahli dalam jumlah uang yang banyak apabila hal sekompleks itu juga dapat dilakukan oleh AI yang dihitung jauh lebih murah?
2. Persaingan Profesi Menjadi Lebih Ketat
Standar kualitas industri akan meningkat. Perilaku klien akan menjadi lebih demanding kepada penyedia jasa kreatif. Sebab terjadinya pergeseran sifat ini dikarenakan hal-hal yang seharusnya rumit untuk dilakukan berubah menjadi hal yang mudah dengan adanya AI. Semisal seorang ilustrator membutuhkan waktu 3 hari untuk menyelesaikan sebuah sketsa. Namun dengan peningkatan standar industri, di mana AI dapat menyelesaikan hal tersebut dalam waktu yang sangat cepat, banyak klien berekspektasi bahwa tenaga kerja manusia harus bisa mengikuti standar yang ada. Alhasil, banyak dari masyarakat akan cenderung bergantung pada AI.
3. Lemahnya Penjagaan Terhadap Hak Cipta
Cara AI dapat menghasilkan sebuah karya adalah dengan mengambil beberapa elemen dari karya orang lain dan disatukan untuk membuat karya yang baru. Sebenarnya perilaku ini tidak masalah, karena banyak dari ilustrator dan desainer melakukan hal yang sama. Mereka mencari inspirasi dari karya orang lain dan memodifikasikannya untuk mewujudkan karya dengan kekhasan mereka masing-masing.
Namun proses pembuatan karya yang dilakukan oleh AI dan manusia berbeda, karena seorang desainer tahu hak cipta apa yang harus diikuti dari karya orang lain. Beberapa unsur memang boleh ditiru, tapi ada pula unsur yang tidak boleh ditiru. Ini yang menjadi isu dengan pembuatan karya hasil AI. Sistem komputer tidak paham dengan adanya konsep hak cipta. Sistem sekedar mengumpulkan data berdasarkan algoritma yang dikelola dan membuat sebuah hasil secara instan, tanpa memperdulikan batasan-batasan dari pencipta asli karya yang digunakan sebagai data.
Isu ini sudah menjadi topik yang hangat di komunitas kreatif internasional. Menurut mereka, memang ada beberapa unsur ‘khas’ yang dapat menjadi pertanda bahwa sebuah karya itu dibuat oleh AI. Salah satu tanda yang cukup menonjol adalah distorsi pada karya visual. Detail seperti gambaran jumlah jari pada tangan, ekspresi wajah, dan beberapa hal lainnya dapat membocorkan bahwa karya tersebut bukan hasil dari tangan manusia. Tapi dengan seiringnya waktu, mungkin hal ini akan berubah dan teknologi akan berkembang untuk menutupi kesalahan-kesalahan tersebut.
AI menjadi pedang bermata dua yang menuntut masyarakat untuk tetap bijak dalam penggunaannya. Kita jangan terlena dengan kemudahan yang ditawarkan AI. Industri kreatif harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi, terlebih dengan munculnya AI.
Mungkin AI dapat membuka lapangan kerja baru dan dimanfaatkan lebih baik oleh industri kreatif di waktu mendatang, tetapi kita harus waspada akan resiko-resiko yang timbul karenanya. Walaupun ada sekian kelebihan dari AI di bidang kreatif seperti mempermudah perancangan karya dan pembuatan karya dengan efisien, ada pula kekurangannya yaitu mengancam pekerjaan manusia di bidang kreatif, persaingan yang menjadi lebih ketat, dan lemahnya penjagaan hak cipta karya.