Selasa, Oktober 8, 2024

Indonesia Masih Ada, Serangan Umum 1 Maret

Negara Kesatuan Republik Indonesia  adalah sebuah Negara yang besar yang terbentang dari sabang sampe merauke, Negara ini telah berdiri dari 17 Agustus 1945 hingga saat ini sudah berusia 78 tahun.  Selama itu Negara ini telah mengalami masa sejarah yang cukup panjang, dari masa pra kemerdekaan, masa merebut kemerdekaan bahkan masa mempertahankan kemerdekaan.

Bertepatan pada tanggal 1 Maret ini ada sebuah peristiwa yang menjadi sebuah sejarah bagi bangsa Indonesia yaitu serangan umum Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta yang menjadi sebuah peristiwa yang menunjukkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia itu masih ada dan tidak pernah hilang sampai kapanpun.

Walaupun Negara kita sudah merdeka pada 17 Agustus 1945, Belanda tidak mau mengakui akan kemerdekaan Negara kita yang alhasil membuat mereka melancarkan sebuah agresi kepada bangsa Indonesia sebanyak 2 kali yaitu agresi militer belanda I pada 21 Juli 1947 dan diakhiri dengan memaksakan Belanda untuk berunding pada perjanjian linggrajati dan agresi militer belanda II pada 19 Desember 1948 yang diakhiri dengan adanya perjanjian Roem-Roeyen.

Serangan umum 1 Maret terjadi akibat dari agresi militer belanda II pada 19 Desember 1948, agresi ini muncul akibat dari Belanda yang tidak mau terikat lagi dengan perjanjian Renvile serta masih ingin untuk menguasai bangsa Indonesia. Sebelum memulai serangan Belanda telah mempersiapkan Beberapa persiapkan hal berupa : Memperkuat Armada dan Personel dengan mengirimkan 15.000 personel tambahan bersama alutsista canggih dari Eropa.

Armada laut dan udara Belanda juga diperkuat di sekitar garis demarkasi, Untuk mendukung dominasi di udara, Belanda membangun landasan pesawat tambahan di Balerejo, dekat Ambarawa. Bandara Maguwo juga direbut untuk dijadikan pusat armada udara tempur. Kemudian Menyusupkan Intelijen ke Yogyakarta Agen rahasia Belanda menyusup ke kota Yogya untuk mengumpulkan informasi tentang lokasi dan situasi pertahanan Indonesia.

Mereka juga menyiapkan rencana untuk membebaskan tawanan perang Belanda di sana. Serta menggunakan Propaganda Lewat Radio dan Surat Kabar, melalui siaran radio dan tulisan di koran Belanda melakukan propaganda hitam terkait kondisi RI yang kacau balau, rakyat menderita, serta kebobrokan pemerintah republik, tujuannya untuk melemahkan moril perjuangan rakyat Indonesia.

Kemudian Belanda melakukan serangan yang dimuali pada dini hari sekitar pukul 04.00 pagi tanggal 1 Maret 1949, pasukan Belanda mulai melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah Republik Indonesia. Seperti melakukan Pengeboman oleh Pesawat Tempur yang serangan ini diawali dengan pengeboman oleh pesawat tempur Belanda di berbagai kota, terutama sekitar Yogyakarta.

Sejumlah pangkalan TNI dan infrastruktur strategis dijarah bom demi melumpuhkan pertahanan Indonesia, setelah melakukan pengeboman Belanda melakukan penerjunan 10.000 Pasukan Payung sekitar pukul 05.00 pagi, 10.000 pasukan payung Belanda berhasil diterjunkan ke seputar Yogyakarta dan pangkalan AU Maguwo.

Yang membuat mereka berhasil menduduki landasan tersebut untuk mendukung operasi militer selanjutnya, akibat dari serangan ini para pemimpin tokoh Negara seperti Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh.Hatta ditangkap oleh pihak Belanda akan tetapi sebelum ditawan oleh pihak Belanda presiden Seokarno telah mengirimkan radiogram kepada Syafrrudin Prawiranegara untuk membuat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di Sumatra tepatnya di Bukit Tinggi serta membuat banyak bangunan fisik seperti rumah sakit, sekolah dan infrastruktur lainnya hancur.

Merespon dari serangan Belanda, pasukan Tentara Nasional Indonesia serta dibantu oleh beberapa kalangan-kalangan dari rakyat untuk bersama-sama menyusun strategi untuk melakukan serangan balik kepada Belanda. Dalam penyerangan ini dipimpin oleh Letkol Soeharto yang sebelum melakukan penyerangan para pejuang telah meminta izin kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang kala itu menjabat sebagai Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sebelum serangan dimulai pada malam hari, pasukan TNI telah menyusup dan menyebar ke berbagai sudut kota di wilayah Yogyakarta. Dan pada pukul 06.00 pagi di tanggal 1 Maret 1949 sebuah sirene berbunyi sebagai tanda jam malam berakhir dan persiapan serangan umum siap dilancarkan, ketika melakukan serangan TNI berhasil membuat pasukan Belanda terkejut yang membuat mereka tidak memiliki waktu untuk melakukan serangan balik dan membuat Belanda harus mundur dan keluar dari Yogyakarta.

Didalam penyerangan ini pasukan TNI berhasil menguasai Yogyakarta dalam 6 jam, akhir dari serangan umum 1 Maret yaitu pada pukul 12.00 pasukan TNI sudah mundur disaat pasukan bantuan Belanda telah tiba. Keberhasilan Pasukan TNI dalam serangan umum 1 Maret ini menunjukkan bahwa Negara Indonesia itu masih ada dan sanggup untuk melawan Belanda,  mendorong diplomasi Negara Indonesia pada forum PBB, mengubah sikap dan pandangan Amerika Serikat yang semula mendukung Belanda kini malah mendukung kemerdekaan bangsa Indonesia dengan menekan Belanda agar mau berunding dengan Indonesia, dan menaikkan mental dan semangat juang rakyat Indonesia.

Akibat dari serangan umum 1 Maret membuat posisi Belanda menjadi sangat dirugikan di mata internasional yang membuat mereka dikecam oleh Perserikatan Perserikatan Bangsa Bangsa atau PBB serta berbagai macan Negara. Yang membuat Belanda ditekan oleh PBB untuk melakukan meja perundingan dengan Indonesia, alhasil dilakukannya perjanjian Roem-Roeyen pada 17 April 1949 di Hotel Des Indes dan diakhiri pada 7 Mei 1949 yang menghasilkan kesepakatan berupa pemerintahan Indonesia beserta para pemimpin yang ditawan harus dibebaskan dan dibawa kembali ke Yogyakarta dan kedua Negara sepakat untuk melakukan perundingan selanjutnya serta menuntut Belanda agar menarik pasukannya dari Yogyakarta

Dan setelah perundingan Roem-Roeyen maka dilakukan lah perundingan selanjutnya yaitu KMB atau Konfrensi Meja Bundar pada 23 Agustus 1949 sampe 2 November 1949 yang salah satu isinya yaitu pemerintah Belanda mengakui kedaulatan Negara Indonesia yang selambat-lambat sampe tanggal 30 Desember 1949. Untuk memperingati kejadian serangan umum 1 Maret 1949 maka didirikan sebuah monumen serangan umum 1 Maret 1949 disekitar museum benteng Vredeburg di Yogyakarta yang menjadi sebuah monumen pengingat perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah.

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.