Rabu, April 24, 2024

Hybe lagi! Filosofi Hidup Tenang ala Stoik

Istliah Stoikisme atau aliran Stoa lahir di Yunani pada abad (3 SM -3M), Stoik berasal dari bahasa Yunani stōïkos, yang berarti “dari stoa [serambi, atau beranda]”. Hal ini mengacu pada Stoa Poikile, atau “Beranda Berlukis”, di Athena, dimana filsuf stoik Zeno dari Citium yang berpengaruh besar terhadap stoikisme dan menjadi populer pada zaman nya kerena relevansinya terhadap sikap manusia dan sistem pemerintahan pada saat itu.

Ajaran stoa sangat luas dan beragam, tetapi dapat disimpulkan bahwa pijakannya adalah meliputi perkembangan logika (terbagi dalam retorika dan dialektika), fisika, dan etika (memuat teologi dan politik)). Pandangan yang mencolok tentang etika ini diungkapkan dalam sikap bagaimana manusia memilih hidup dengan menekankan apatheia, hidup tawakal bukan pasrah. Sikap tersebut merupakan cerminan dari kemampuan nalar manusia, bahkan kemampuan tertinggi dari semua hal.

Orang-orang Stoik percaya bahwa emosi negatif yang menghancurkan manusia dihasilkan dari keputusan yang salah, dan bahwa seorang sophis, yaitu orang yang memiliki “kesempurnaan moral dan intelektual,” tidak akan pernah mengalami emosi-emosi yang merusak kebahagiaan, misalnya marah berlebihan, panik berlebihan, sedih berlebihan, dan sebagainya.

Filosofi stoik juga menyatakan bahwa, semua hal yang terjadi dalam hidup manusia itu bersifat netral. Tidak ada hal buruk atau baik, menjadi baik atau buruk tergantung bagaimana sikap penerimaan /interpretasi kita terhadap hal tersebut.

Dalam pandangan stoikisme, dunia ada berdasarkan tatanan Tuhan didalamnya, terdapat hukum Tuhan yang mengatur alam semesta, manusia sebagai salah satu bagian kecil dari alam semesta memiliki tugas menyelaraskan keinginannya dengan hukum alam hal ini pun sesuai dengan prinsip utama dalam kehidupan kaum Stoa yakni hidup harmoni dengan alam, akal, dan Tuhan.

Lantas, apa yang menjadikan filosofi hidup stoa populer kembai terutama dikalangan generasi muda ? Untuk itu kita perlu mengetauhi latar belakang dari hal tersebut.

Awal tahun 2022, tren pencarian di google dengan tagline “Self-Healing/Generasi Z, Si Paling Healing/” bermunculan di berbagai media berita, ini menunjukkan bahwa anak muda sedang tidak baik-baik saja.

Kebanyakan dari mereka menghadapi situasi yang kompetitif dalam kehidupan, namun mereka belum siap secara mental dan pikiran. Istilah-istilah tolak ukur hidup bahagia, mencapai kebebasan finansial sebelum usia 30, gaya hidup dan lainnya menjamur belakangan ini, menjadikan mereka untuk berfikir keras dan menggapai sesuatu walau mereka sendiri belum mampu, yang pada akhirnya mengupayakan berbagai macam cara untuk mencapainya tanpa mengukur kemampuan diri mereka sendiri.

Situasi inilah yang terkadang melahirkan stress dan kehilangan arah hidup. Filosofi Stoa dengan gaya berfikir yang mengarahkan pada konsep ketenangan hidup, yang menyatakan “Manusia punya daya untuk menetapkan kebahagiaannya sendiri tanpa menyandarkannya kepada orang lain” pandangan stoik juga menyadarkan manusia bahwa ada hal-hal yang bisa dikendalikan dan ada beberapa hal yang tidak bisa kita kendalikan, kaum muda pada akhirnya cukup menyadari bahwa mereka tidak perlu merasa rapuh untuk hal diluar kuasa mereka karena ada kuasa Tuhan di dalamnya.

Menyadari bahwa manusia sebagai bagian dari alam semesta mempunyai kewajiban untuk menjalankan kehidupan sesuai dengan divine reason nya masing-masing, sejalan dengan itu Stoikisme juga mengungkapkan tentang bagaimana sebaiknya cara kita mengendalikan diri sendiri dan merespon hal-hal yang terjadi di sekitar kita dengan bijaksana, mengatur dan mengontrol reaksi diri saat atau dalam menghadapi suatu peristiwa serta mencegah diri untuk tidak tenggelam dengan arus situasi dan kondisi di luar diri supaya mencapai kebahagiaan yang sejati.

Banyak generasi muda di zaman sekarang sedang mengalami kehilangan arah dan pegangan hidup, karena di fokuskan pada rencana dan target-target masa depan, perlu diingat semua itu adalah hal yang baik dan tidak ada salahnya dengan fokus kepada masa depan, tapi ingatlah kenyataan hidup manusia adalah hari ini, hari yang dilalui. Lakukan yang terbaik untuk setiap hari yang kamu lalui dalam hidup, jangan memforsis atau memaksakan diri, itu akan menyakiti diri sendiri. Karena hakikatnya manusia melakukan apapun untuk membuat dirinya semakin baik, kondisi tubuh, kondisi jiwa yang semakin baik, bukan sebaliknya semakin memburuk.

Salah satu tokoh besar aliran Stoikisme Marcus Aurelius mengatakan “You have power over your mind – not outside events. Realize this, and you will find strength.” Menyatakan bahwa pada dasarnya manusia punya kendali penuh atas pikirannya sendiri, bukan orang lain. Jadi dengan kata lain manusia punya hak kontrol penuh atas pikirannya sendiri, dan itulah kekuatan sejati manusia yang dianugerahkan Tuhan.

Jadi dapat penulis simpulkan filosofi hidup stoik memiliki daya tariknya sendiri karena esensi ajaran-ajaran didalamnya relevan dengan kehidupan manusia sehari-hari, yang apabila diterapkan dengan benar maka akan berdampak positif dalam kehidupan kita.

Terakhir, penulis juga ingin menyampaikan bahwa “sejatinya bahagia bukanlah apa yang menjadi keinginan, harapan, cita-cita selalu menjadi kenyataan, tapi bahagia adalah mengkondisikan keadaan jwa yang tenang dalam menghadapi segala situasi dan kondisi di setiap fase kehidupan nantinya.”

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.