International Labor Organization (ILO) menetapkan bahwa tanggal 28 April sebagai Hari Kesehatan dan Keselamatan Kerja Internasional. Memiliki fokus tentang membangkitkan kesadaran pentingnya kesehatan dan keselamatan pekerja di seluruh dunia. Lantas, bagaimana kondisi para pekerja di Indonesia?
Masih segar di ingatan kita tentang kasus kecelakaan kerja yang dialami oleh Atika Nafitasari. Seorang pekerja di sebuah perusahaan industri plastik, salah satu pemasok komponen perusahaan automobil dari Jepang. Saat bekerja dengan mesin press di jam lemburnya, salah satu jari Atika tepotong oleh mesin yang tengah digunakan. Setelah itu, ia dibawa ke rumah sakit oleh rekan kerjanya dan langsung mendapat perawatan.
Dilansir dari laman fsedar.org/, Atika memberikan keterangan bahwa potongan jarinya dapat langsung tersambung jika dilakukan operasi saat itu juga. Pihak rumah sakit kemudian meminta kartu BPJS Ketenagakerjaan namun Atika mengaku tidak memilikinya. Padahal ia sudah bekerja selama 9 bulan dan setiap bulannya, selalu ada keterangan potongan gaji untuk iuran asuransi BPJS Ketenagakerjaan.
Saat rekan kerjanya meminta pihak perusahaan membawakan kartu BPJS milik Atika, pihak yang bertanggungjawab di perusahaan malah menolak dengan alasan sudah pulang kerja dan data tentang BPJS Atika berada di kantor perusahaan. Alhasil, Atika baru mendapat penanganan operasi penyambungan pada keesokan harinya.
Akibatnya, jarinya sudah tidak dapat disambung lagi. Lama kelamaan terjadi infeksi infeksi dan dokter memberikan keputusan akhir bahwa jarinya harus diamputasi. Ia pun pada akhirnya harus menanggung catat pemanen. Bak sudah jatuh pun masih tertimpa tangga, Atika malah mendapatkan pemutusan hubungan kerja dari perusahaan beberapa waktu setelahnya.
Kejadian di atas menunjukkan akibat fatal dari kelalaian pelayanan pihak perusahaan terhadap kesehatan pekerja. Kepedulian dan tanggungjawab perusahaan kepada pekerjanya juga dinilai buruk. Buntut dari persoalan ini akhirnya menimbulkan demonstrasi dari berbagai pihak, khususnya dari serikat buruh yang ikut memperjuangkan keadilan bagi Atika.
Lingkungan Kerja
Perusahaan, pabrik, kantor, tempat kerja, harus memiliki lingkungan yang kondusif. Lingkungan kerja yang nyaman dan aman akan membuat para pekerja betah untuk berkarya. Mereka adalah sumber daya manusia yang juga merupakan investasi perusahaan, jadi harus dijaga dengan baik dan benar.
Pemberian fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai bagi pekerja menjadi sebuah urgensi. Sebagai bentuk pemenuhan hak pekerja dan penuntasan kewajiban perusahaan. Fasilitas yang diberikan bisa dalam bentuk apa saja. Misalnya, tempat istirahat yang nyaman dan tempat ibadah yang memadai.
Selain fasilitas, lingkungan kerja yang baik adalah tempat dengan kondisi sosial yang baik. Karena memiliki dampak besar terhadap kesehatan mental pekerja. Walaupun konflik dapat terjadi, hubungan sosial antara pekerja dengan pihak perusahaan harus dijaga tetap harmonis. Diskriminasi adalah salah satu hal utama yang tidak boleh terjadi di tempat kerja. Konflik memang tidak dapat dihindari, tapi dapat diminimalisir.
Perusahaan juga dapat memberikan reward khusus untuk para pekerja. Seperti employee of the month, atau mengadakan outing atau liburan bersama. Mereka harus memenuhi syarat tertentu untuk mendapatkannya. Dengan adanya penghargaan tersebut, para pekerja akan merasa diperhatikan oleh perusahaan. Kemudian mereka akan lebih semangat dalam mengerjakan tugasnya.
Jaminan untuk Tenaga Kerja
Hak lain yang dimiliki oleh pekerja adalah asuransi dan jaminan dari perusahaan. Di Indonesia, pemerintah menyediakan BPJS Ketenagakerjaan yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk diberikan kepada para pekerjanya. Meliputi jaminan kesehatan dan jaminan kematian. Setiap pekerja akan mendapatkan kartu BPJS Ketenagakerjaan.
Kartu ini dapat digunakan untuk membayar biaya rumah sakit jika terjadi kecelakaan kerja. Perusahaan juga dapat menggunakan atau bekerja sama dengan asuransi dari pihak lainnya yang menawarkan jaminan kesehatan yang sama.
Mematuhi SOP
Standard Operational Procedures atau yang lebih sering kita kenal dengan SOP adalah dokumen yang berisi instruksi dan tata cara menyelesaikan sebuah pekerjaan. Setiap perusahaan memiliki SOP dengan tujuan para pekerja bisa menyelesaikan tugasnya dengan efektif.
SOP biasanya diberikan diawal pertama masuk kerja. Merupakan sebuah tuntutan bagi setiap pekerja agar memahami dan melaksanakannya. Setiap produksi harus dikerjakan sesuai SOP yang berlaku di masing-masing perusahaan. Jika SOP dipatuhi, maka dapat meminimalisir kecelakaan kerja dan dapat memberikan hasil kerja yang lebih baik.
Untuk Indonesia?
Perusahaan dan pekerja harus dapat saling bekerja sama. Keduanya terikat dan akan selalu saling terkait. Kerja sama yang baik akan menghasilkan ‘simbiosis mutualisme’. Jika sebuah perusahaan dapat memberikan kenyamanan dan keamanan, loyalitas akan perlahan tumbuh. Jika pekerja sudah nyaman dan loyal, maka ia akan menjadi lebih produktif.
Loyalitas tinggi, hasil kerja baik, tentu akan memberikan keuntungan baik untuk perusahaan maupun pekerja. Selanjutnya, profit akan meningkat, sehingga tidak akan terjadi PHK dengan alasan untuk memangkas biaya produksi.
Profit semakin tinggi, memungkinkan ekspansi perusahaan, kemudian membuka lapangan kerja baru. Pengangguran pun berkurang. Hasilnya? Perekonomian Indonesia akan meningkat. Walaupun bukanlah faktor utama, namun bisa membantu menggenjot ekonomi bangsa.
Para pekerja adalah salah satu aset bangsa yang perlu dijaga kesejahteraanya. Mari galakkan K3 untuk menuju Indonesia yang lebih baik!
