Sabtu, April 20, 2024

Hari Bumi Tak Membumi?

Irene Oktavia
Irene Oktavia
mahasiswi yang suka menulis

Belum lama ini diperingati Hari Bumi Internasional, tahun ini dunia memperingati Hari Bumi yang ke-48 sejak ditetapkannya peringatan hari bumi internasional atau International Mother Earth Day pada 22 April 1970.

Hal ini menjadi momen perenungan bersama bahwa kondisi bumi saat ini sangat memprihatinkan dan membutuhkan perhatian lebih dari kita sebagai penghuni bumi, serta untuk menumbuhkan kesadaran manusia akan pelestarian lingkungan.

Beberapa tahun terakhir, bumi pertiwi bak tidak pernah absen dari rasa prihatin, lingkungan terasa semakin tidak bersahabat,  bencana alam terjadi dimana-mana, limbah sampah yang tidak dikelola dengan baik, hingga pembabakan hutan secara liar.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kini semakin marak terjadi degradasi lingkungan. Namun, hal itu tidak cukup membuat manusia memiliki kepedulian untuk menjaga kelestarian bumi akan segala manfaat dan potensinya bagi kehidupan manusia.

Faktor penyebabnya diduga akibat eksploitasi sumber daya alam oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan kemajuan teknologi yang turut menyumbang gas dan zat berbahaya bagi lingkungan, lapisan ozon dan pemanasan global (global warming) menjadi perhatian dalam satu dasawarsa terakhir.

Menipisnya lapisan ozon akibat emisi gas kloro fluoro karbon (CFC) dari mesin pendingin atau gas penyemprot aerosol yang tidak terkendali. Saat bumi semakin telanjang karena lubang ozon semakin menganga, radiasi ultra violet dari matahari pun semakin menghujani bumi.

Bukan hanya itu, Riset yang dipublikasikan di jurnal science pada 13 Februari 2015 lalu mengungkap bahwa Indonesia menempati posisi kedua dengan sampah terbanyak di dunia setelah Cina, hingga 187,2 juta ton.

Sampah plastik yang digunakan sering tidak terhitung jumlahnya. Lebih dari satu juta kantong plastik digunakan setiap menitnya, dan 50 persen dari kantong plastik tersebut hanya sekali pakai.

Limbah sampah sangat berbahaya ketika sampai ke laut karena mengandung zat berbahaya. Flora dan fauna akan terkena dampaknya. Hal ini menjadi perhatian bagi semua pihak akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan daur ulang sampah.

Peringatan hari bumi merupakan momen untuk mengajak seluruh manusia untuk memiliki kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan dan menumbuhkan kesadaran untuk peduli terhadap lingkungan hidup. Pertanyaannya, apakah manusia mau berpatisipasi dan berperan aktif dalam gerakan ini? sebagai individu yang mendiami dan menikmati potensi bumi ini, seyogyanya manusia pro aktif dalam segala upaya pelestarian lingkungan hidup.

Ada beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk berpartisipasi melestarikan lingkungan, diantaranya seperti memiliki kesadaran dan budaya membuang sampah pada tempatnya, dan tidak membuang sampah sembarangan ke parit atau ke sungai, tetapi membuangnya ke tempat sampah dan menyeleksi jenis sampah organik atau non organik.

Kedua, membiasakan menanam pohon di halaman rumah, ketiga, menggalakkan hemat energi dengan menghemat penggunaan listrik dan air. Keempat, menggunakan kendaraan bermesin seperlunya saja sehingga tidak menimbulkan populasi dan mengurangi emisi. Kelima, menggunakan pupuk organik agar tanaman tumbuh subur, dan yang terpenting tidak melakukan penebangan pohon-pohon hijau atau merusak cagar alam ataupun hutan, serta tidak melakukan pembakaran lahan gambut.

Dengan melakukan hal-hal sederhana diatas kita sudah turut berpartisipasi dalam melestarikan lingkungan hidup. Lingkungan yang sehat akan meningkatkan kualitas hidup generasi mendatang. Selamat Hari Bumi.

Irene Oktavia
Irene Oktavia
mahasiswi yang suka menulis
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.