Berhaji dan pergi umroh, setiap umat Islam di dunia pasti memiliki impian untuk pergi menunaikan rukun Islam kelima ini. Tak jarang setiap negara meningkatkan jumlah kuota hajinya untuk mengakomodasi antusiasme warga negaranya untuk pergi haji ke Mekah dan Madinah di Arab Saudi.
Beberapa negara yang dapat meningkatkan jumlah kuota haji mereka adalah India, Indonesia, dan Bahrain yang rata-rata peningkatannya sekitar 20%. Namun, meskipun begitu jumlah pendaftar haji setiap tahun selalu meningkat dan kuota tersebut tidak mencukupi jumlah pendaftar yang ada.
Oleh karena itu umroh menjadi pilihan kedua setelah haji untuk dapat beribadah ke Baitullah, karena umroh dapat diselenggarakan setiap bulan.
Fakta yang perlu diperhatikan dalam pagelaran haji dan umroh ini adalah keduanya merupakan sumber pendapatan abadi bagi negara Arab Saudi. Tercatat tidak kurang dari 2 juta warga dunia datang ke Mekah untuk menunaikan ibadah tersebut.
Kemudian seperti yang dilansir oleh portal berita Era Muslim pada 12 Desember 2017 bahwa Kerajaan Arab Saudi diperkirakan memperoleh pendapatan sekitar 32 miliar Real Saudi (8,5 miliar dolar AS) dari penyelenggaraan ibdah haji bulan Oktober tahun lalu.
Lebih lanjut lagi, dilansir dari Saudi Gazete, Kamar Dagang Mekah mengatakan bahwa pendapatan dari pertemuan tahunan umat Islam terbesar di dunia akan meningkat tiga persen dari tahun sebelumnya.
Hal ini membuktikan bahwa pendapatan Arab Saudi akan selalu meningkat setiap tahun dan kemungkinan kecil untuk mengalami penurunan, dikarenakan fakta jumlah penduduk muslim yang dilansir portal islam online bahwa diperkirakan terdapat antara 1.250 juta hingga 1,4 miliar umat Muslim yang tersebar di seluruh dunia.
Dari jumlah tersebut sekitar 18% hidup di negara-negara Arab, 20% di Afrika, 20% di Asia Tenggara, 30% di Asia Selatan yakni Pakistan, India dan Bangladesh.
Oleh karena pertumbuhan global yang selalu meningkat tak ayal bahwa jumlah penduduk muslim ini akan menjadi peluang pendapatan dari sektor haji dan umroh Arab Saudi setiap tahunnya.
