Minggu, Desember 8, 2024

Gas Oksigen dan Tragedi Halloween Itaewon

Tantan Hadian
Tantan Hadian
Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan, Chemistry Teacher, Tinggal di Sukabumi Jawa Barat
- Advertisement -

Perayaan Halloween di Itaewon Korea Selatan menelan korban lebih dari 150 orang meninggal dan puluhan lainnya luka-luka. Penyebab utamanya tak lain adalah berhentinya detak jantung mereka karena sangat kurangnya asupan oksigen.

Dalam tulisan ini saya tidak akan membahas apa itu Halloween atau bagaimana Kota Itaewon di Negeri Ginseng tersebut. Saya lebih tertarik membahas penyebab meninggalnya ratusan orang tersebut. Biarkankanlah para ahli sejarah atau agama yang membahas hal tersebut.

Oksigen dalam bentuk molekul unsurnya pada suhu dan tekanan ruang berwujud gas, tidak berwarna dan tidak berbau. Sehebat apapun ahli kimia atau bahkan para dukun santet sekalipun tidak akan bisa melihat oksigen di udara ini. Bahkan Menurut saya oksigen ini lebih gaib daripada hantu Halloween.

Komposisi oksigen di udara hanya sekitar 21 %, sementara itu gas nitrogen merupakan gas yang paling dominan yaitu sekitar 78 % dan sisanya adalah gas-gas lain seperti gas karbon dioksida, gas karbon monoksida, gas hydrogen dan lain-lain.

Bila kita menghirup udara berarti dominannya kita menghirup nitrogen. Bila udara yang kita hirup sebanyak satu liter, maka hanya sekitar 210 mililiter gas oksigen dan nitrogen sebanyak 780 mililiter.

Manusia dalam kondisi normal bernapas sekitar 12-24 kali permenit, dan setiap satu kali hirupan napas bisa mencapai sekitar tiga liter udara. Berarti kebutuhan oksigen yang dihirup manusia dalam keadaan normal secara hitung-hitungan kasar adalah lebih dari 7,6 liter permenit.

Dalam kondisi panik, cemas, sesak, atau keadaan berolah raga maka kebutuhan oksigennya akan lebih banyak lagi. Oleh karena itu, orang yang sakit parah atau yang sesak napas, tidak akan cukup mengambil oksigen dari udara langsung, namun harus menghirup oksigen murni.

Bisa dibayangkan, “Tragedi  Perayaan Halloween” di Itaewon dengan gegap gempitanya musik dan lampu-lampu hias, namun keadaan manusia yang untuk bergerakpun sangat sulit, terjadi saling dorong dan dadanya terhimpit oleh manusia yang lainnya. Sungguh sangat mengerikan, lebih mengerikan dari hantu Hallowen itu sendiri.

Banyaknya yang meninggal di tempat kejadian menunjukkan sangat minimnya jumlah oksigen tersedia. Pertanyaannya berapa persenkah jumlah oksigen tersedia dan bisa dihirup perorangnya di tempat itu? Tentunya sangat jauh kebutuhannya dari hitung-hitungan kasar yang saya sebutkan tadi di atas.

Ya, keseimbangan alam memang begitu. Tidak bisa kemudian kita berandai-andai, kompisisi udara ini akan tetap dalam jumlah seperti itu, jika berubah maka akan terjadi ketidakseimbangan dan mengakibatkan bencana bagi manusia.

- Advertisement -

Saya masih ingat perjalanan rutin saya ketika kuliah S1, sekitar 25 tahun kebelakang. Naik kereta KRD jurusan Stasiun Cicalengka- Bandung adalah makanan pokok tiap hari.

Untuk sekedar berdiri pun, cukup dengan hanya satu kaki saja, karena sangat padatnya penumpang, apalagi kalau pergi jam 5 subuh. Pengap, so pasti. Apalagi di gerbong paling belakang, kambing pun masih diperbolehkan ikut menumpang.

Yang lebih kasihan adalah mereka yang bertubuh “beke” (berpostur pendek), mereka harus menerima bau “asam butirat” (ketiak) dari penumpang yang berpostur lebih tinggi dari dia.  Atau harus dengan ikhlas jika ada yang buang gas asam sulfida, gas apaan tuh?

Namun dengan keadaan kereta yang berjalan, maka sirkulasi udara cukup lancar, dan jarang menimbulkan masalah kekurangan oksigen.

Jika sirkulasi udara tidak lancar atau suplai oksigen kurang, maka hal inilah yang biasanya menjadi masalah atau bahkan menimbulkan kematian.

Mungkin sering kita mendengar kasus anak balita yang ditinggal orangtuanya sendirian dalam mobil karena sedang tidur, ketika orang tuanya datang kembali ke mobil didapatkanlah anaknya sudah membiru dan tidak benapas lagi.

Kondisi mobil dalam keadaan tertutup, maka sangat minim sirkulasi udara bahkan tidak ada sirkulasi. Oksigen dalam mobil tidak cukup pasokannya dalam waktu yang cukup lama untuk proses metabolisme tubuh.

Yang ada adalah tinggal gas nitrogen, karbon dioksida dan bahkan gas karbon monoksida. Gas karbon monoksida ini yang cukup terkenal dengan istilah “gas pembunuh”, karena gas ini karena lebih reaktif dari oksigen dan dapat menggantikan fungsi oksigen dalam mengikat Hb darah.

Kembali lagi ke tragedi meninggalnya ratusan orang di Itaewon Korea Selatan. Dengan kondisi tempat yang sempit dan diisi oleh lautan manusia. Maka disini hukum rimba pun berlaku, siapa yang kuat dia yang akan bertahan, dan siapa yang lemah maka dia yang akan kalah atau meninggal.

Seperti diberitakan banyak media, mereka yang meninggal kebanyakan adalah wanita, hal itu wajar, diakui atau tidak kondisi fisik wanita pada umumnya lebih lemah dari pada laki-laki. Wanita kan dibuat dari tulang rusuknya laki-laki.

Siapa yang lebih berkesempatan mendapat oksigen maka dia yang akan selamat. Sebagai asumsi atau dugaan saya mereka yang bertubuh lemah, kurang tinggi dan bahkan terjatuh maka ia memungkinkan untuk kehabisan  oksigen dan berakibat meninggal.

Sebagai cermin dari beberapa kejadian di atas, maka sudah selayaknya dalam menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan banyak orang, maka panitia penyelenggara harus memperhitungkan kapasitas, yang tentunya juga harus memperhitungkan kebutuhan oksigennya.

Harus ada studi kelayakan dan tentunya ketercukupan oksigen yang paling penting. Jika di dalam gedung dengan ukuran tertentu maka berapa maksimal manusia bisa hadir, ataupun jika di tempat terbuka tetap harus diperhitungkan kapasitasnya, supaya kasus tragedi Kanjuruhan, tragedi Hallowen dan targedi-tragedi yang lainnya tidak terulang lagi.

Tantan Hadian
Tantan Hadian
Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan, Chemistry Teacher, Tinggal di Sukabumi Jawa Barat
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.