Pandemi Covid-19 masih melanda negara di dunia, termasuk Indonesia. Tidak terasa hampir dua tahun sejak Maret 2020 hingga saat ini. Pandemi pastinya mempengaruhi kehidupan masyarakat khususnya generasi milenial di berbagai dunia. Pemerintah langsung cepat mengambil langkah dengan memberi himbauan kepada masyarakat agar berada di rumah dan membatasi kegiatan yang berkumpul. Langkah yang diambil mempengaruhi di bidang perekonomian.
Kini banyak buruh, karyawan swasta yang terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) sehingga mereka tidak memiliki pemasukan. Bahkan, wirausahawan tutup toko karena sepi pengunjung.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan GoBear Indonesia yang menggunakan Financial Health Inde (FHI) menggunakan metode kuantitatif di empat lokasi Asia, yaitu Indonesia, Hongkong SAR, Singapura, dan Thailand. Hasilnya memperlihatkan Indonesia memiliki perencanaan keuangan yang rendah.
Berdasarkan fakta, bahwa pada usia 35 tahun, warga Indonesia belum merencanakan keuangan dan memulai ketika usia 41 tahun terkait pensiun. Warga Indonesia merasa aman jika keuangan berada di atas nilai standar, tetapi hanya 37 persen dari mereka yang memiliki simpanan tabungan untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Berdasarkan hasi pemeriksaan OCBC NISP Financial Fitness Index memperlihatkan 85,6 persen pada milenial masih terlihat di bawah rata-rata secara finansial. Penelitian ini menunjukkan literasi keuangan generasi muda Indonesia masih rendah. Pemahaman finansial di Indonesia memperoleh 37,72 poin dibandingkan dengan Singapura memperoleh 61 poin.
Generasi Milenial memiliki pengetahuan Financial Planning yang rendah. Literasi finansial yang cenderung masih rendah menjadi tantangan besar. Sangat ditakutkan apabila rata-rata generasi milenial belum sadar terhadap finansial sehingga memiliki keuangan yang tidak sehat. Misalnya dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak pemuda pemudi yang berperilaku boros. Meraka mudah tertarik dengan barang-barang yang ada di e-commerce atau mall yang tergiur murah karena diskon sehingga tanpa berpikir panjang mereka lupa untuk melakukan Financial Planning di masa pandemi yang krisis dengan masalah keuangan.
Apa itu Financial Planning?
Menurut OJK, Financial Planning merupakan seni pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh individu atau keluarga untuk mencapai tujuan yang efektif, efisien dan bermanfaat, sehingga individu atau keluarga menjadi individu atau keluarga yang sejahtera.
Tujuan dari melakukan Financial Planning di masa pandemi untuk mengatur keuangan dan perencanaan ke depannya agar selalu tercukupi. Misalnya, mahasiswa perlu memulai Financial Planning dalam menginvestaikan uangnya, membuat data pengeluaran dan pemasukan agar membuat tabungan untuk keperluan kuliah atau 5-10 tahun ke depan.
“Financial Planning memang sangat dibutuhkan bukan di masa pandemi saja. Perencanaan Keuangan dapat mengubah kehidupan masa depan dan dapat menentukan keuangan kita akan digunakan untuk apa. Kita lebih menghargai uang agar mencapai milenial yang disiplin. Sehingga Milenial bisa mencapai financial goals,” Ungkap Agus Ardiansyah Mahasiswa Jurusan Akuntansi ITB Ahmad Dahlan, Jumat (26/11)
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh para milenial tengah pandemi, sebagai berikut:
- Melakukan Analisis Keuangan yaitu dengan memperhatikan kondisi saat ini seperti pekerjaan, kesehatan, status, jumlah anggota keluarga, kebutuhan sandang dan pangan, dan lain sebagainya.
- Menyusun tujuan-tujuan keuanga yaitu membuat keuangan ada jangka panjang dan jangka pendek yang dapat memudahkan kita dalam berpikir pintar berdasarkan pencapaian dan batas waktu.
- Melalukan proteksi diri dari risiko yaitu dengan membuat dana darurat karena di masa pandemi pasti ada saja hal yang tidak terduga sehingga terpaksa harus mengeluarkan uang.
- Membuat prioritas dana yaitu dengan cara memisahkan dana mana yang digunakan untuk sehari-hari seperti sandang, pangan, papan dan dana apa saja yang digunakan sebagai tabungan dana darurat.
Ada juga manfaat Financial Planning jika kita melakukannya dan mengikuti langkah-langkah dengan baik dan benar di antaranya:
- Dapat memantau kondisi keuangan kita seperti utang, menabung, dana darurat dan lain sebagainya.
- Dapat mengetahui setiap pengeluaran yang digunakan untuk hal apa dan membatasi setiap pengeluaran.
- Bisa membuat rencana investasi.
- Mewujudkan impian di 5-10 tahun ke depan.
- Mengurangi kecemasan jika tidak memiliki uang tabungan.
- Merasa lebih hemat.
Di masa pandemi ini adalah masa di mana negara kita Indonesia sedang mengalami masa krisis keuangan yang merujuk generasi milenial. Berdasarkan hasil penelitian OJK dan OCBC NISP Financial Fitness Index yang menunjukkan bahwa literasi keunangan di Indonesia masih rendah dan pengetahuan generasi milenial masih rendah.
Oleh karena itu, kita perlu mengetahui cara perencanaan keuangan (Financial Planning). Namanya sebuah perencanaan belum tentu mencapai keberhasilan. Namun, tanpa rencana keberhasilan sulit dicapai. Kita tidak tahu musibah apa yang nantinya akan kita alami seperti disaat atm rusak kita tidak memiliki uang tunai dan terpaksa meminjam uang kepada orang lain, kita juga tidak tahu kapan kita sakit dan harus membeli obat bahkan sampai keluar masuk rumah sakit dan juga kita mengeluarkan uang untuk diberikan kepada korban bencana alam.
Oleh karena itu, mulailah malakukan financial planning ini sejak dini agar ke depannya kita lebih siaga mengambil langkah karena musibah datang secara tiba-tiba tidak tahu kapan datangnya dan hanya Allah SWT saja yang tahu.
Sumber
Anismadiyah, V., Febriana, H., Irnawati, J., Rismanty, V. A., & Suryanto, W. (2021). FINANCIAL PLANNING FOR MILLENIALS IN PANDEMIC ERA. Jurnal Abdimas Tri Dharma Manajemen, 2(1), 25-34.
Sartika, D., Widyastuti, A., & Sondari, M. C. (2021). LITERASI KEUANGAN BAGI GENERASI MILLENNIAL DI ERA PANDEMI COVID-19. Dharma Bhakti Ekuitas, 5(2), 535-542.
Ari. A. Santosa. 3 Oktober 2021. Literasi Keuangan Masyarakat Indonesia Masih Rendah. Finansialku.com – https://www.finansialku.com/literasi-dan-perencanaan-keuangan-di-indonesia-masih-rendah-21093007/