Jatuhnya 23 korban jiwa akibat erupsi gunung marapi,Sumatera barat.Yang disebut terjadi tiba-tiba Pada Minggu (3/12). Erupsi Gunung Marapi yang berlangsung pada Minggu sekitar pukul 14.57 WIB mengejutkan warga sekitar lantaran tiba-tiba terasa guncangan yang cukup keras sebelum munculnya awan hitam.
Seorang warga, Novelya Wirda yang tinggal satu kilometer dari kaki gunung bercerita, guncangan tersebut terasa selama 10 sampai 15 detik.Setelah itu, ia melihat awan hitam membumbung tinggi.
“Saat itu langit langsung berubah menjadi gelap seperti saat magrib dan tidak lama setelah itu langsung turun hujan batu,” ucapnya kepada kepada wartawan Halbert Caniago yang melaporkan untuk BBC Indonesia.
Hujan batu tersebut turun bersama bebatuan kerikil dengan ukuran yang cukup besar seperti pasir yang biasa digunakan untuk bahan bangunan.
“Bahkan ada juga kerikilnya berukuran sebesar jempol kaki orang dewasa yang menghantam rumah warga sehingga membuat atapnya bocor,” katanya.
Hujan batu berlangsung kurang lebih 30 menit dan setelahnya reda diikuti hujan gerimis. Saat kejadian tersebut dia sangat khawatir kalau-kalau Gunung Marapi akan meletus dan mengeluarkan lahar.
Pasalnya ia mencium bau belerang yang sangat menyengat dan membuatnya kesulitan bernapas meskipun berada di dalam rumah. Meski begitu katanya, belum ada warga yang mengalami batuk atau mengalami gangguan kesehatan. Kegiatan sehari-hari warga berjalan seperti biasa tapi disarankan mengenakan masker saat keluar rumah.
Dia berharap pemda bergerak cepat menginformasi kepada warga sekitar soal apa yang harus dilakukan di tengah situasi erupsi Gunung Marapi.
Gunung Marapi telah berstatus Waspada atau level II Sejak 2011.Aktivitass erupsi Gunung Marapi sempat meningkat pada 7 januari 2023,sehingga pihak berwenang menutup sementara jalur pendakian.Akan tetapi,Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat membuka Kembali jalur pendakian ke Marapi pada 24 Juli 2023.
Sejak izin pendakian dikeluarkan pada Juli 2023,tidak tercatat aktivitas segnifikan pada Gunung Marapi. Bahkan,pada 3 Desember 2023,Sejumlah pendaki yang selamat menyatakan “Tidak ada tanda-tanda Erupsi”.
Total pendaki yang berada di Gunung Marapi saat erupsi terjadi mencapai 75 pendaki. Dari jumlah itu, 40 orang sudah dievakuasi dalam keadaan selamat dan telah kembali ke rumahnya masing-masing. Sementara 12 orang lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit lantaran mengalami luka-luka, terutama luka bakar, akibat erupsi Gunung Marapi. Dua pulu tiga pendaki tewas.
Tim penyelamat bersiap untuk operasi pencarian dan penyelamatan setelah Gunung Marapi meletus di dekat Desa Batu Palano di Agam pada 4 Desember 2023. (Foto: Adi Prima/AFP)
Berikut data nama korban meninggal dunia teridentifikasi hingga tanggal 6 Desember 2023 sesuai rilis Humas Polres Bukittinggi selengkapnya:
1.Muhammad Adan, 21 tahun, laki-laki
2.Muhammad Teguh Amanda, 19 tahun, laki-laki
3.Nazahra Adzin Mufadhol, 22 tahun, laki-laki
4.Muhammad Alfikri, 19 tahun, laki-laki
5.Nurva Afitri, 27 tahun, perempuan
6.M. Wilki Syaputra, 20 tahun, laki-laki
7.Divo Suhandra, 26 tahun, laki-laki
8.Afranda Junaidi, 26 tahun, laki-laki
9.Wahlul Alde Putra, 19 tahun, laki-laki
10.Riski Rahmat Hidayat, 20 tahun, laki-laki
11.Reyhani Zahra Fadli, 18 tahun, perempuan
12.Filhan Alfiqh Faizin, 18 tahun, laki-laki
13.Aditya Prasetyo, 20 tahun, laki-laki
14.Yusirli Amri, 20 tahun, perempuan
15.Irfandi Putra, 21 tahun, laki-laki
16.Muhammad Iqbal, 23 tahun, laki-laki
17.Ilham Nanda Bintang, 21 tahun, laki-laki
18.Novita Intan Sari, 39 tahun, perempuan
19.Lenggo Baren, 19 tahun, perempuan
20.Zikri Habibi, 19 tahun, laki-laki
21.Liarni, 22 tahun, perempuan
22.Frengki Chandra Kusuma, 23 tahun, laki-laki
23.Siska afrina, 22 tahun, Perempuan (Korban yang terakhir ditemukan)
Petugas penyelamat gabungan akhirnya bisa menemukan korban hilang terakhir pada Rabu, 6 Desember 2023. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam Ichwan Pratama Danda mengonfirmasi bahwa korban terakhir yang ditemukan meninggal dunia telah teridentifikasi.
Saat menghadapi erupsi gunung, penting untuk mengikuti langkah-langkah keselamatan yang ditetapkan oleh otoritas setempat. Berikut beberapa panduan umum untuk selamat saat erupsi gunung:
1. Ikuti Peringatan:
– Perhatikan peringatan dan informasi resmi dari pihak berwenang setempat atau badan penanggulangan bencana.
2. Pemantauan Aktivitas Vulkanik:
– Awasi informasi terbaru tentang aktivitas gunung dari sumber yang dapat dipercaya.
3. Evakuasi Dini:
– Jika diberikan perintah untuk evakuasi, lakukan evakuasi sesegera mungkin ke tempat yang aman, yang telah ditentukan oleh pihak berwenang.
4. Gunakan Masker dan Pelindung Mata:
– Gunakan masker debu dan kacamata pelindung untuk melindungi saluran pernapasan dan mata dari abu vulkanik yang dapat membahayakan.
5. Perlindungan Tubuh:
– Tutupi tubuh Anda dengan pakaian yang melindungi kulit dari abu dan batu vulkanik yang mungkin jatuh.
6. Hindari Jalur Lava:
– Jangan mencoba mendekati atau melintasi jalur lava atau aliran piroklastik.
7. Tempat Perlindungan:
– Temukan tempat perlindungan yang aman, seperti gedung yang kokoh atau tempat evakuasi yang telah ditentukan.
8. Pemantauan Cuaca:
– Perhatikan perubahan cuaca yang dapat mempengaruhi penyebaran abu vulkanik.
9. Komunikasi:
– Pertahankan komunikasi dengan keluarga dan teman-teman untuk memberi tahu kondisi dan keberadaan Anda.
10. Pemantauan Keadaan Kesehatan:
– Pantau kesehatan Anda setelah erupsi karena abu vulkanik dapat berdampak pada kesehatan pernapasan