Jumat, April 19, 2024

E-Sport: Olahraga Baru, Pendapatan Menjanjikan

fadhil bagaskara
fadhil bagaskara
Salam kenal, saya berasal dari bekasi, umur saat ini 18 th, semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi pembacanya dan dapat menginspirasi (:

Sebagian besar kalangan pelajar seperti mahasiswa tahu apa itu E-Sport, setiap waktu senggang atau sedang bosan tidak ada tugas kita bermain gameonline, gameonline mulai sudah dapat dikatan sebagai olahraga yang disebut E-Sport (Olahraga Elektronik). Sekilas E-Sport dan gaming itu arti yang sama saja, namun keduanya memiliki perbedaan, E-Sport adalah sebuah profesi yang mendapatkan pendapatan, sedangkan gaming adalah sebuah rekreasi untuk menemani waktu senggang dikala sedang bosan.

E-Sport secara resmi didefinisikan sebagai area kegiatan olahraga ketika orang mengembangkan dan melatih kemampuan mental atau fisik dalam penggunaan teknologi dan komunikasi serta dengan perkembangannya zaman. E-Sport adalah olahraga elektronik yang mempertandingkan atlet-atletnya dalam sebuah permainan video (Idhohuddin & Wahyudi, 2020).

Menurut esportnesia.com, E-Sport mulai dikenal pertama kali sejak tahun 1980-an dengan adanya pertandingan game pertama di Amerika Serikat yang digelar Atari dengan diikuti sekitar 10.000 peserta.

Sejak itu sampai awal tahun 2000an, E-Sport mulai berkembang sangat pesat dan cepat, jumlah atletnya pun semakin bertambah dan semakin banyak pertandingan game yang dipertandingkan. Pengembang games mulai bersaing menciptakan genre game baru yang dapat dijadikan pertandingan E-Sport yang kompetitif dan dapat menambah lapangan kerja baru yang akan menghasilkan atlet-atlet E-Sport baru yang dapat saling bersaing.

Dalam region Benua Asia, E-Sport mulai memasuki olimpiade resmi pada tahun 2018 tepatnya dalam Asian Games 2018 yang dilaksanakan di Jakarta, Indonesia. Dilansir dari liputan6.com, cabang yang dipertandingkan yaitu Arena Of Valor (AOV), Clash Royale, Heratstone , League Of Legends, Pro Evolution Soccer (PES) 2018, dan StarCraft II. Saat itu Indonesia mendapatkan medali emas dan perak lewat cabang Clash Royale dan Heratstone.

Namun, kehadiran cabang E-Sport hanya sebagai olahraga demonstrasi yaitu medali yang dimenangkan tidak akan dihitung dalam perolehan medali keseluruhan resmi. Sementara itu, untuk kabar baiknya, E-Sport akan menjadi cabang olahraga yang memperoleh medali keseluruhan resmi pada Asian Games 2022 yang dilaksanakan di HangZhou, Tiongkok.

Sementara itu, E-Sport sebelumnya pernah dilaksanakan sebagai olahraga yang jika dimenangkan akan dihitung sebagai perolehan medali secara keseleruhan resmi dalam SEA Games 2019 yang dilaksanakan di Manila, Filipina. Dilansir dari kincir.com, cabang E-Sport yang dipertandingkan antara lain Mobile Legends : Bang Bang, StarCraft II, Arena Of Valor, TEKKEN 7, Heartstone, dan Dota II. Pada saat itu Indonesia meraih medali perak melalui cabang Mobile Legends : Bang Bang dan Arena Of Valor.

Pada tahun 2019, pengembang game yaitu Tencent Games mengadakan pertandingan PUBG Mobile pertama di dunia dengan pertandingannya yaitu PUBG Mobile Club Open atau disingkat PMCO dengan diikuti oleh 16 tim E-Sport dan Indonesia diwakilkan oleh organisasi E-Sport Bigetron Red Alliens dan berhasil menjadi juara dengan membawa hadiah sebesar 250.000 dolar AS atau setara dengan 2,8 miliar rupiah. Pertandingan tersebut menobatkan Bigetron Red alliens menjadi tim E-Sport PUBG Mobile terbaik saat itu dan membawa bendera Indonesia pada kancah internasional. Setelah pertandingan tersebut nama E-Sport semakin menanjak dan semakin bertambah jumlah tim E-Sport beserta bertambah juga jumlah atlet E-Sport.

Pertandingan E-Sport profesional dalam pertandingannya memperebutkan hadiah yang sangat besar. Dapat diambil contoh pada pertandingan E-Sport yang baru berlalu yang dilaksanakan oleh pengembang game yaitu Moonton dengan memainkan game Mobile Legends : Bang Bang dengan pertandingannya yaitu Mobile Legends Profesional League season 6. Dilansir dari bola.com, pertandingan E-Sport tersebut memperebutkan hadiah uang tunai senilai 300 ribu dolar AS atau setara dengan 4,5 miliar rupiah.

Atlet-atlet E-Sport pun mendapatkan pendapatan yang tidak sedikit, hasil pendapatan dari setiap pertandingan E-Sport pun pendapatannya sudah dikatakan sangat besar. Sementara itu, jika atlet E-Sport tersebut melakukan siaran langsung di aplikasi Youtube maupun Facebook, belum lagi jika atlet E-sport tersebut mengunggah video di Youtube sebagai konten kreator, setiap video yang diunggah jika tonton dengan jumlah penonton yang sangat banyak akan lebih menambah jumlah pendapatan mereka. Pendapatan mereka akan semakin besar jika ditambah atlet E-sport tersebut mempromosikan suatu produk.

Dapat diambil contoh pada Made Bagas Pramudita atau sering disapa (BTRxZuxxy), Ia merupakan salah satu atlet dari Bigetron Red Alliens yang ikut berperan dalam juara nya Bigetron Red alliens dalam PMCO 2019 mewakilkan Indonesia dalam kejuaraan tersebut. Ia juga ikut serta dalam kejuaraan PUBG Mobile dalam pertandingan PUBG Mobile World League East atau disingkat PMWL East pada tahun 2020 dan hadir sebagai juara bersama BTR Red Alliens. Atas prestasinya tersebut, Made Bagas masuk nominasi dalam E-Sport Mobile Player Of The Year versi Esport Awards 2020 bersama saudara kembarnya Made Bagus Prabaswara atau sering disapa (BTRxLuxxy), namun Made Bagas berhasil meraih penghargaan tersebut melalui nominasi tersebut.

Selain aktif sebagai atlet E-Sport, Made Bagas juga tetap aktif siaran langsung di aplikasi Facebook maupun Nimo TV. Sementara itu, ia juga aktif dalam mengunggah gameplay nya di aplikasi Youtube dan aktif sebagai konten kreatorKini, ia telah memiliki 1,47 juta subscribers di Youtube yang akan terus bertambah jumlahMade Bagas juga aktif dalam mempromosikan suatu produk di akun Instagram nya. Pendapatannya pun bertambah seiring ia menorehkan begitu banyak prestasi.

Begitu banyak beban berat yang harus dipikul oleh atlet E-Sport, yaitu mereka harus tetap menjaga konsistensi mereka dan konsekuensi jika mereka inkonsisten maka tidak pula banyak hujatan yang akan mereka terima dari netizen, dan hal paling buruknya adalah digantikan oleh atlet lain yang potensinya melebihi perannya tersebut. Jadi, masuk E-Sport itu bukan hal yang mudah, walaupun pendapatan yang di dapat begitu menjanjikan namun semua itu butuh perjungan di setiap jalannya yang berlika-liku serta dibutuhkannya konsistensi agar eksistensinya tetap terjaga dalam E-Sport.

Daftar Pustaka  

https://esportsnesia.com/penting/apa-itu-esports/amp/

https://m.liputan6.com/tekno/read/3623828/6-gim-yang-bakal-dipertandingkan-di-turnamen-esports-asian-games-2018

https://www.kincir.com/game/mobile-game/game-esports-sea-games-2019

https://amp.kontan.co.id/news/namanya-semakin-mendunia-zuxxy-bigetron-ra-menang-penghargaan-esports-awards-2020

https://lifestyle.kontan.co.id/news/inilah-10-atlet-esports-indonesia-dengan-penghasilan-terbesar?page=all

Idhohuddin, M., & Wahyudi, A. (2020). Indonesian Journal for. 1(1), 41–49.

fadhil bagaskara
fadhil bagaskara
Salam kenal, saya berasal dari bekasi, umur saat ini 18 th, semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi pembacanya dan dapat menginspirasi (:
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.