Rabu, Oktober 9, 2024

Duhai Pemerintah, Contohlah Komunikasi ala Upin dan Ipin

Ariana Fatma
Ariana Fatma
ASN di Pemkab Magetan. Seorang ibu yang senang bercerita lewat tulisan.

Di tengah segala keluhan tentang komunikasi Pemerintah yang dianggap buruk selama ini, penggunaan media film animasi bisa menjadi alternatif pilihan sehingga masyarakat lebih mudah mengakses informasi yang terang-benderang.

Penggunaan media film animasi sebagai sarana komunikas publik ini telah dilakukan Pemerintah Malaysia dengan menggandeng tokoh kartun Upin dan Ipin dalam mensosialisasikan pesan dan programnya. Tak banyak yang sadar bahwa sebenarnya Upin dan Ipin lebih dari sekedar bocah Malaysia biasa. Meski cita-cita mereka berdua adalah angkasawan, toh saat ini mereka sebenarnya telah mengemban tugas berat dari negaranya sebagai “humas” Pemerintah Malaysia.

Selain cukup banyak membawa nilai-nilai positif, keunggulan Upin dan Ipin lainnya adalah cara penyampaian pesan yang halus tapi mengena tanpa kesan menggurui seperti kehadiran tokoh Haji Udin dalam Adit Sopo Jarwo yang identik dengan petuah-petuah bijaknya. Karena itu, patutlah jika gaya komunikasi publik ala Upin dan Ipin ini diterapkan Pemerintah Indonesia.

Pesan anti rasuah misalnya, diselipkan dalam episode “Perangi Rasuah.” Dalam episode itu, diceritakan si kembar sedang belajar mengenai rasuah yang arti kata sebenarnya adalah suap, meski kini kita lebih memaknainya sebagai korupsi.

Upin dan Ipin bertemu dengan Mail yang ternyata habis berenang di sungai tanpa seijin emaknya. Mail memberikan sepotong ayam goreng kepada si kembar dengan syarat mereka tidak mengadu pada emaknya Mail bahwa Mail habis berenang di sungai. Sesampai di rumah, Opah menjelaskan kepada si kembar bahwa tindakan Mail itu adalah penyuapan karena Mail memberikan ayam goreng itu dengan maksud tertentu dan hal itu adalah perbuatan yang tercela.

Lewat episode ini, anak-anak juga dikenalkan dengan SPRM (Suruhanjaya Pencegahan Rasuah Malaysia), semacam KPK-nya Malaysia. Anak-anak heboh dengan berita ayah Ehsan didatangi petugas SPRM.  Usut punya usut, ayahnya Ehsan ternyata bukan terduga koruptor, tapi saksi pelapor.

Selain pesan anti rasuah, pesan tentang kesehatan sepertinya menjadi topik yang paling sering diangkat Upin dan Ipin, contohnya tentang imunisasi, bahaya demam berdarah, ajakan hidup sehat, dan cara menjaga mata agar tetap sehat.

Pentingnya imunisasi dimasukkan dalam episode “Hapuskan Virus!.” Jenis-jenis penyakit digambarkan dalam berbagai bentuk monster, sementara Upin dan Ipin menjelma menjadi pahlawan pemberani pembasmi para monster. Penggambaran virus sebagai monster ini tentu memudahkan guru dan orangtua jika ingin memberikan gambaran tentang virus dan vaksin kepada anak-anak.

Dalam dialog antara Opah, Tok Dalang, Ah Tong, dan Uncle Muthu juga terungkap permasalahan yang dihadapi Pemerintah Malaysia yaitu penolakan sebagian masyarakat untuk divaksin yang juga menjadi salah satu PR untuk Pemerintah Indonesia.

Di media sosial, debat antara golongan pro vaksin dengan anti vaksin tidak kalah sengit dengan debat kampret vs cebong yang konon sudah berakhir (padahal belum!). Di episode ini, jelas semua tokohnya disetting pro vaksin tetapi Opah mengajak menyikapi perbedaan prinsip ini dengan bijaksana.

Dalam episode “Skuat Bebas Denggi” diceritakan tentang anak-anak di Kampung Durian Runtuh yang membentuk komunitas yang berperan aktif mencegah dan memberantas sarang nyamuk demam berdarah. Sementara ajakan untuk hidup sehat dengan berolahraga dan banyak bergerak disampaikan dalam episode “Jom Hidup Sehat.”

Episode “Jaga dan Hargai Mata” dibuat dalam rangka memperingati Hari Penglihatan Sedunia. Di sini, terselip pesan untuk anak-anak agar membiasakan diri membaca dalam posisi yang benar dan cukup cahaya agar kesehatan mata tetap terjaga.

Belakangan, di tengah pandemi ini, Upin dan Ipin juga mengeluarkan segmen pendek tentang COVID-19 melalui ajakan jaga jarak, patuhi anjuran pemerintah, dan #dirumahaja. Segmen ini sering diselipkan dalam tiap episode apa pun yang tayang di televisi.

Kewirausahaan juga menjadi tema yang cukup sering diangkat dalam serial Upin Ipin. Selain dari kemunculan tokoh sentral Mail, bocah berotak bisnis yang terkenal dengan jargonnya “Dua Seringgit,” beberapa episode juga memunculkan cerita Upin dan Ipin belajar berwirausaha.

Contohnya dalam episode “Wirausaha Muda” mereka belajar berjualan layang-layang secara online dari Abang Saleh, sementara dalam episode “Terajak Laris” dihadirkan tokoh Dato’ Sri Aliff Syukri, pengusaha kenamaan di Malaysia.

Dalam beberapa episode lainnya Upin dan Ipin juga sempat berjualan es buatan Kak Ros, souvenir buatan sendiri dari batok kelapa, ayam masakan Opah, dan sempat juga menjadi anak buah Mail dengan ikut membantu berjualan ayam goreng demi memenuhi tantangan Kak Ros untuk mencari uang sendiri.

Setelah melihat contoh-contoh tersebut, langsung terbayang di kepala saya bahwa sebenarnya kita sangat bisa mengadopsi metode komunikasi publik ala Upin Upin untuk lebih memaksimalkan kampanye-kampanye sosial positif di tengah masyarakat. 

Terkait contoh pertama, saya ingat September tahun lalu, KPK mengadakan Roadshow Jelajah Negeri Bangun Antikorupsi dengan mengunjungi 28 kota/kabupaten di Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Bali. Magetan juga menjadi salah satu kabupaten yang dikunjungi.

Dalam rangkaian acara roadshow ini, memang ada segmen khusus anak-anak diantaranya pembacaan dongeng antikorupsi dengan mengundang beberapa TK dan SD. Dalam busnya, KPK juga menyediakan komputer khusus berisi game antikorupsi.

KPK sendiri ternyata punya animasi sendiri berjudul “Sahabat Pemberani,” hanya memang gaungnya kurang terdengar. Film kartun ini ditayangkan di channel Youtube ACLC KPK. Episode terakhir diupdate 2 tahun yang lalu dengan viewer yang sebenarnya jumlahnya lumayan juga (paling banyak 3,5 juta viewer).

Mungkin untuk mencapai jangkauan lebih luas, tak ada salahnya KPK menggandeng animasi yang sudah punya nama seperti ASJ atau Si Entong, sehingga anak-anak yang tidak berada dalam wilayah yang dikunjungi bus roadshow KPK dan tidak menonton Youtube bisa mengenal apa itu KPK. Masyarakat umum juga bisa mengetahui bahwa ternyata pencegahan korupsi lewat pendidikan antikorupsi juga tak kalah gaungnya dari Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK.

Contoh kedua juga sangat bisa diadopsi oleh Kementerian Kesehatan untuk program promosi kesehatan. Sejauh yang saya tahu, program promosi kesehatan untuk anak-anak selama ini dipromosikan di sekolah-sekolah untuk memberikan edukasi dan pemahaman tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Promosi kesehatan lewat animasi yang disukai anak-anak, apalagi animasinya hadir di rumah-rumah lewat televisi kita, menurut saya hasilnya akan jauh lebih optimal dalam hal jangkauan maupun tersampaikannya pesan.

Sementara contoh tema kewirausahaan dan tema-tema lain yang berhubungan dengan pembentukan karakter anak, bisa diadopsi oleh Kementerian Pendidikan. Lewat animasi, anak-anak diajarkan untuk kreatif, inovatif, pantang menyerah, dan beragam karakter positif lainnya.

Jika digarap dengan serius, film animasi seperti yang dicontohkan oleh Upin dan Ipin bisa menjadi media komunikasi publik yang efektif, terutama untuk program-program pemerintah dan kampanye sosial positif.

Ariana Fatma
Ariana Fatma
ASN di Pemkab Magetan. Seorang ibu yang senang bercerita lewat tulisan.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.