Mungkin kebanyakan dari kita suka menonton drama India. Kebanyakan menonton drama bisa menjadi alat kita dalam menganalisis. Tapi untunglah dengan adanya drama-drama India yang selalu ditayangkan antipi, kita bisa menjadikannya sebagai alat untuk melihat.
Namun, kita juga tak bisa mengatakan bahwa seorang Setnov itu juga buruk. Kalau kita koruptor, bagaimana perasaan kita coba? Apa lagi kita seorang yang tak bersalah? Ah sudahlah kita terlalu banyak menonton drama India kali ya? Hahahaha
Ada saat-saat di mana Setnov menjadikan realitasnya sebuah drama India. Misalnya saja foto atau meme yang telah banyak disebarkan dari beragam media-media sosial. Ini memperlihatkan betapa besarnya usaha setnov dan kru filmnya.
Pembesaran kamera
Di dalam drama-drama serial India, kita tentunya tidak asing dengan pembesaran kamera pas saat para aktor dan aktris syuting. Di balik foto setnov pastilah ada krunya. Kru itulah yang membuat dramatisasi kamera tersebut. Entah mengapa mesti hidungnya? Itulah kocaknya. Tapi kita tak bisa juga mengabaikan fakta kalau beliau memiliki haknya sebagai manusia yaitu mengadu si pembuat meme. Entah mengapa seperti ini jadinya. Dan sekarang pun beliau habis kecelakaan. Entah efek kamera atau yang real? Mungkin kita seharusnya membuat video dibandingkan foto, agar lebih terkesan real.
Kerumitan Cerita
Drama serial India pastilah tak kalah dengan drama Korea. Korea memang banyak drama yang mengharukannya tapi tak serumit di drama India. Ketika kita menonton drama India kita mendapati banyak sesuatu yang belum diungkapkan. Kadang ketika kita menyangka drama India misalnya saja sepasang kekasih sudah melalui banyak masalah ternyata di ujung cerita didapati bahwa dia memiliki saudara kembar. Kalau kita pernah menonton tersanjung drama Indonesia, mungkin seperti itu rupanya. Namun, dalam kasus setnov mungkin tidak sedikit drama yang terhitung.
Mari kita melihatnya dari segi Marxian. Dari teori Marx, ada dua inti pokok dalam pembahasannya. Yaitu kekuatan produksi dan hubungan produksi. Kekuatan produksi sama halnya dengan keperluan manusia dalam mencakup sumberdaya yang diperlukan manusia dalam berproduksi. Jadi bisa dikatakan ini sebuah alat produksi maupun standar. Jika kita menguasai alat maka dengan mudahnya kita merumitkan sebuah cerita. Namun, kita tak sebodoh itu. Masih ada hubungan produksi yang masih bersifat real. Rumitnya suatu cerita tak ditentukan oleh kekuatan produksi tapi hubungan kita dalam produksi. Siapa yang berkuasa, namun tak bisa berdialog dengan baik, maka patut dipertanyakan.
Biasa kalau bersama istri, penulis melihat reaksi istri yang begitu kebosanan dengan drama India. Dia sudah tahu alurnya yang sengaja dirumitkan. Nah, lihatlah betapa naifnya kekuatan produksi yang mengabaikan hubungan produksi yang dialogis.
Bersenandung dengan “Aaaaaa”, “lagu”, dan “isi hati”
Sebagian dari kita pasti sudah tahu ketika ada bunyi nada “aaaaaaa”, itu sudah masuk drama inti dari drama serial India. Dipadukan dengan lagu-lagu India yang berbau menyedihkan. Suara hati dari isi hati pun muncul di layar kaca kita. Lagi-lagi kita melihat kenaifan kekuatan produksi jika mengaitkan dengan kasus setnov. Baru-baru ini di sosial media kita dapati bahwa ketika beliau menghadapi kecelakaan satu lantai dalam bangunan rumah sakit itu dibersihkan. Ada yang menyangka ada wabah, bahkan ada yang menyangka yang lain-lainya.
Banyak yang membandingkan kejadian-kejadian yang dialami oleh beliau sama dengan drama serial Korea. Tapi penulis merasa itu tak pas. Yang pas banget itu adalah drama serial India. Kejadian-kejadian yang dialami beliau mempunyai kemiripan yang sama dengan drama serial India di bagian kekuatan produksi.