Jumat, Maret 29, 2024

Diplomasi Digital Indonesia, Peluang dan Tantangan

Nicholas Dennis Kurnia
Nicholas Dennis Kurnia
Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.

Dunia sekarang ini sedang di tahap revolusi industri 4.0. Hal ini ditandai dengan konektivitas, dimana seluruh dunia terintegrasi dengan sistem informasi dan internet. Teknologi digital, sistem komputasi, media sosial, dan komunikasi berkembang begitu pesat. Hal ini tak hampir mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari sektor ekonomi, pendidikan, industri, hingga politik internasional.

Dalam politik internasional, informasi dan teknologi memainkan peran penting dalam mencapai kepentingan nasional suatu negara. Maka dari itu, setiap negara harus beradaptasi dalam menjalin hubungan diplomatik di komunitas internasional, salah satu caranya adalah dengan diplomasi digital.

Indonesia telah menjadikan diplomasi digital sebagai bagian dari transformasi strategi diplomasi pada tahun 2017. Hal ini telah dilakukan dengan berbagai cara, seperti penggunaan media sosial Twitter, Instagram, Youtube, dan pengembangan situs Kementerian Luar Negeri.

Selama pandemi covid-19, diplomasi digital semakin menunjukkan peran strategisnya. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan diplomatik seperti menghadiri pertemuan multilateral secara virtual, kampanye dan edukasi tentang diplomasi melalui media sosial, hingga memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan perdagangan internasional.

Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, ada empat manfaat yang telah dirasakannya dalam diplomasi digital. Pertama, diplomasi dapat digunakan untuk menyebarkan pesan perdamaian, penyelesaian konflik, dukungan politik internasional dengan lebih mudah melalui media sosial. Kedua, sebagai alat untuk penguatan kerja sama ekonomi dan perdagangan internasional.

Ketiga, sebagai alat untuk melindungi warga negara secara lebih efisien, misal untuk pelayanan visa dan paspor. Dan keempat, sebagai alat untuk memajukan pembangunan, karena diplomasi digital menjadi strategi baru untuk meningkatkan komunikasi antar negara yang akan menanamkan investasi. Pada intinya, diplomasi digital membuat proses diplomasi menjadi lebih inklusif, transparan, partisipatif, murah, cepat dan bersahabat.

Di samping banyaknya manfaat yang telah dirasakan, peluang yang ada bagi diplomasi digital pun masih beragam. Menurut penelitian yang dilakukan beberapa dosen Hubungan Internasional Universitas Parahyangan Bandung, ada tiga peluang yang sangat strategis dalam memanfaatkan diplomasi digital.

Pertama, terus mendorong keterbukaan informasi. Penggunaan media digital menjadi peluang untuk menghadirkan persepsi dunia tentang Indonesia sebagai negara yang demokratis. Keterbukaan informasi yang transparan, khususnya dari pihak pemerintah terkait kebijakan luar negeri, kerja sama, dan sebagainya menjadi begitu penting. Hal ini juga bisa meningkatkan kualitas demokrasi dan berpengaruh terhadap penilaian indeks demokrasi. Kedua, partisipasi masyarakat, khususnya anak muda. Sebagian besar pengguna media sosial adalah anak muda.

Di samping itu, anak muda memiliki kekuatan berupa energi yang besar, produktivitas tinggi, dan ide-ide yang kreatif. Maka, anak muda bisa berpeluang untuk ikut serta memajukan diplomasi digital Indonesia jika pemerintah berkenan melibatkan mereka secara lebih aktif dalam proses diplomasi.

Ketiga, menciptakan solusi dan inovasi. Media sosial berpeluang besar menjadi sarana setiap orang bertukar informasi, ide, pikiran dan pendapat. Dari sinilah, media sosial dapat menghadirkan dan menciptakan berbagai solusi dan inovasi, khususnya dalam menyelesaikan isu atau permasalahan tertentu dalam dunia diplomasi.

Di balik banyaknya manfaat dan peluang dalam diplomasi digital, perlu juga di cermati berbagai tantangan yang ada. Berdasarkan riset dari Center for Digital Society Universitas Gadjah Mada dan penelitian para dosen Universitas Parahyangan, kurang lebih ada enam tantangan dalam menjalankan diplomasi digital. Pertama, diplomasi digital bukan pengganti diplomasi konvensional pada umumnya. Tatap muka akan tetap jauh lebih efektif dibandingkan pertemuan virtual.

Kedua, kesulitan mengontrol interaksi antar aktor karena luasnya jaringan menjadi tantangan implementasi diplomasi digital.  Ketiga, komitmen dan kontinuitas penyelenggaraan diplomasi digital. Kementerian Luar Negeri telah menetapkan diplomasi digital sebagai bagian dari peta strategi sejak tahun 2017.

Komitmen dan implementasi diplomasi digital secara kontinu menjadi tantangan, agar dapat memperoleh pencapaian yang diharapkan dan berjalan efektif. Keempat, infrastruktur dan anggaran. Pemerintah perlu untuk terus meningkatkan investasi dan anggaran dalam kapabilitas siber negara. Pembangunan infrastruktur digital yang memadai akan berpengaruh pada kesuksesan diplomasi digital.

Kelima, penggunaan bahasa. Dalam media sosial seperti twitter dan instagram Kementerian Luar Negeri RI, bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia. Bahasa menjadi berpengaruh untuk menentukan sasaran diplomasi digital ini, apakah masyarakat Indonesia atau masyarakat asing. Diplomasi digital sebaiknya menggunakan multibahasa sehingga dapat menjangkau publik secara lebih luas.

Keenam, sumber daya manusia. Pegawai negeri sipil atau diplomat harus memiliki kompetensi di bidang digital untuk dapat melaksanakan diplomasi digital. Maka, literasi digital menjadi sangat penting untuk dipromosikan supaya kualitas sumber daya manusia dalam bidang digital dapat meningkat dan akhirnya diplomasi digital menjadi lebih efektif.

Melalui pemaparan diatas, bisa dilihat bahwa diplomasi digital merupakan tanggapan atas revolusi industri 4.0 di bidang diplomasi. Revolusi Industri 4.0 telah membawa banyak perubahan dalam wajah diplomasi dan hubungan internasional. Hal ini tak hanya menjadi peluang dan manfaat, namun juga tantangan yang harus dihadapi.

Harapannya, diplomasi digital dapat digunakan oleh negara-negara di dunia untuk saling melengkapi, dan membangun sinergi harmonis guna mencapai kepentingan nasional bersama dan perdamaian dunia.

Semoga pemerintah Indonesia dapat terus meningkatkan kapabilitas dan kualitas diplomasi digital, sehingga dapat tercapai suatu diplomatic excellence (kesempurnaan diplomasi) sesuai yang tertera pada visi dan tujuan Kementerian Luar Negeri RI.

Nicholas Dennis Kurnia
Nicholas Dennis Kurnia
Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.