Sabtu, November 2, 2024

Dilan dan Situasi Nasional

Muh Imam Rosyadi
Muh Imam Rosyadi
Penulis lepas - Tim Redaksi Visionergroup.id
- Advertisement -

Beberapa minggu kemarin publik dihebohkan dengan cowok bad boy dan puitis. Berawal dari novel kemudian diangkat menjadi film yang sudah tembus berjuta penonton dalam waktu singkat hingga meme tentang Dilan dengan tema “rindu yang berat”.

Penulis sendiri mengamati perubahan beberapa hal karena Dilan, mulai dari teman yang mendadak puitis, grup WA yang membahas film ini, atau pacar teman yang menuntut pacarnya menjadi seperti Dilan. Film Dilan hadir di tengah situasi bangsa yang masih saja dalam kondisi panas dingin, mulai dari banjir besar di Jakarta, kartu kuning Jokowi, Asmat, bahkan kematian guru karena dianiaya muridnya. Bagaimana jika Dilan masuk ke semua ranah tersebut?

Dilan Merayu Tuhan Karena Banjir

Hujan yang deras memang mendatangkan beberapa hal, mulai dari ingat mantan, mie berkuah, atau beberapa hal yang sering berkunjung seperti banjir. Permasalahan yang dialami Ibu Kota dalam hal banjir bukanlah hal baru. Berbagai solusi dan sarana terus direalisasikan.

Namun, jika kehendak Tuhan ingin banjir maka banjirlah. Dengan adanya peristiwa ini, pastilah Gubernur Jakarta tidak tinggal diam. Usaha demi usaha pastilah ada karena itu merupakan tanggung jawab beliau. Namun, ada saja beberapa pihak yang terus menyudutkan Gubernur Jakarta yang sekarang karena bencana ini.

Sebagai orang yang ingin merasakan kedamaian hendaknya mendukung keputusan dan kinerja yang baik. Bayangkan jika Dilan menjadi sosok yang mendukung Pak Anis, kalimat yang akan diucapkan Dilan kepada orang-orang yang menyakiti beliau adalah “Jangan bilang ada yang menyakitimu, nanti besoknya orang itu akan hilang”.

Dan bayangkan Dilan menjadi sosok yang setia dengan Pak Ahok, kalimat yang akan diucapkan adalah “Aku rindu kamu, itu akan selalu”. Pembaca yang baik, persoalan banjir atau sebagainya bisa diatasi kalau kita ikut mensukseskan dan mendukung sosok yang memimpin saat itu, kritik boleh saja dan itu cara supaya pemimpin mengerti kemauan rakyatnya.

Jadi, bangunlah kritik yang membangun, jangan hoax yang dibangun. Dilan pun pasrah berdoa kepada Tuhan “Jika doa bukan sebuah permintaan, setidaknya itu adalah sebuah pengakuan atas kelemahan diri manusia di hadapan Tuhannya”. Persoalan banjir yang terjadi mungkin bisa saja atas lalainya diri kita untuk menjaga kebersihan lingkungan sehingga sampah menumpuk dan menyebabkan ini semua, atau juga khilafnya kita sehingga Tuhan menegur dengan cara ini. Semoga kita selamat.

Dilan dan Kartu Kuning

Beberapa hari yang lalu, film Dilan sempat tergeser sebentar dari popularitas oleh kejadian kartu kuning yang dilayangkan oleh BEM UI. Sebagai mahasiswa yang mempunyai jiwa muda pastilah berapi-api jika menyampaikan kritik. Hasilnya dengan keberaniannya kepala negara pun dikritik dengan cara yang antimainstream, yaitu dengan diberi kartu kuning. Ada pihak yang pro dan kontra dengan kejadian ini.

Pihak yang pro berpendapat bahwa ini salah satu cara untuk menyampaikan kritik dan seorang pejabat memang perlu diingatkan dengan cara-cara seperti ini. Efek dari hal ini ternyata lumayan besar. Seorang pejabat lain malah ikut memberikan kartu, bukan kartu kuning tetapi kartu merah yang dilayangkan untuk Pak Jokowi. Memang, “Jangan jadi pejabat, berat, biar yang mampu saja”.

Bagi pihak yang kontra pastilah insiden ini merupakan hal yang tidak pantas dilakukan, apalagi kepada kepala negara yang kesana kemari membangun fasilitas umum seperti jalan-jalan besar untuk menghubungkan daerah yang terisolir agar mudah mendapatkan akses ke daerah lain.

- Advertisement -

Kejadian kartu kuning ini membuat Pak Jokowi angkat bicara, dimintalah si pemberi kartu kuning tersebut untuk pergi ke Asmat untuk melihat kejadian yang sebenarnya. Banyak pihak yang mendukung hal ini, supaya katanya mahasiswa tidak hanya pintar mengkritik. Pihak-pihak tertentu yang sudah terlebih dulu berada di Asmat pun ikut angkat bicara tentang keadaan di sana, hal ini semata tidak untuk menakuti si pemberi kartu kuning.

Namun, langkah nyata dan usaha sudah dilakukan dan itu semua perlu dukungan dari kita. Kalau pun si pemberi kartu kuning pergi ke Papua setelah kejadian ini, pastilah Pak Jokowi tetap mengawasi, karena dalam perasaan Pak Jokowi berkata “Aku tidak ingin mengekangmu, terserah! Bebas kemana engkau pergi, asal aku ikut”. Semoga seluruh pihak dalam rangka kemanusiaan ini sehat dan pulang dengan selamat.

Nakalnya Murid Hingga Melakukan Perbuatan Tega

Kenakalan remaja memang memerlukan solusi yang top agar minimal berkurang. Masih ingat tentang guru yang mencubit muridnya hingga menimbulkan bekas yang tidak terlalu parah tapi sang guru dilaporkan ke pihak berwajib. Akhirnya timbul reaksi masyarakat karena kejadian ini dan kemudian kejadian ini menjadi kondusif.

Masyarakat mengira kejadian tersebut adalah kejadian kelam terakhir di dunia pendidikan. Namun, beberapa waktu yang lalu terjadi kejadian di mana guru yang dengan sabar mengajar dan mengingatkan muridnya yang ribut dibalas dengan penganiayaan. Sudah hilangkah perasaan menuakan dan menghormati guru seberapa pun mudanya guru tersebut?

Masyarakat sungguh dikagetkan dengan hal ini dan menuntut agar pelaku dihukum berat. Namun, ada kabar bahwa murid ini hanya direhabilitasi. Hal ini sungguh sangat meresahkan karena banyak kita jumpai di banyak bahkan hampir seluruh sekolah memiliki jagoan yang bisa saja khilaf atau dengan sengaja melakukan tindakan seperti ini.

Semoga ada sosok seperti Milea yang melunakkan hati lelaki nakal seperti Dilan agar bertindak syahdu dan romantis kepada siapa pun. Kesadaran kita sebagai orang tua atau seseorang yang bertekad merubah bangsa ini menjadi lebih baik adalah menumbuhkan kembali sikap saling menghormati. Tercorengnya dunia anak dengan kejadian kekerasan, seks bebas, bahkan narkoba membuat Kak Seto ingin mensledding kepala anak-anak nakal satu per satu.

Dari seluruh kejadian yang terjadi pastilah ada motivasi yang ingin membuat seseorang ingin melakukan hal serupa seperti yang idola mereka lakukan. Jangan karena hanya berbeda pandangan politik hubungan persahabatan menjadi renggang, perbedaan pendapat tentang kejadian kartu kuning jangan membuat jadwal ngopi bersama menjadi batal, atau yang lebih parahnya putusnya hubungan karena rebutan pilih film Dilan atau film Maze Runner, Dilan tidak ingin menjadi sebab kamu putus. Semoga kita bertambah syahdu dan mesra dalam bermasyarakat.

Muh Imam Rosyadi
Muh Imam Rosyadi
Penulis lepas - Tim Redaksi Visionergroup.id
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.