Senin, Desember 9, 2024

Digitalisasi Pendidikan: Memperluas Akses Pendidikan dan Kualitas Pendidikan

Hatib Rahmawan
Hatib Rahmawan
Koordinator Program Pegiat Pendidikan Indonesia, Dosen Universitas Ahmad Dahlan
- Advertisement -

Komitmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam mengintegrasikan digitalisasi pendidikan untuk memperluas akses dan kualitas pendidikan terus mendapatkan apresiasi yang luas. Melalui Merdeka belajar, pengembangan paltform pembelajaran online dan peningkatan insfrastruktur teknologi sekolah-sekolah, Kemendikbud berhasil menjembatani kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan.

Langkah-langkah proaktif ini tidak hanya mempermudah akses informasi dan sumber belajar yang lebih merata, tetapi juga mendorong inovasi di kalangan pendidik dan siswa. Keberhasilan ini mencerminkan Kemendikbud yang progresif dan komitmen mereka untuk memastikan setiap anak Indonesia dapat menikmati pendidikan berkualitas tinggi, dimanapun mereka berada.

Langkah-langkah proaktif ini sesuai komitmen awal Kemendikbud dalam merumuskan salah satu misinya; Mewujudkan pendidikan yang relevan dan berkualitas tinggi, merata dan berkelanjutan, didukung oleh infrastruktur dan teknologi.

Merdeka Belajar Pendobrak Digitalisasi Pendidikan

Merdeka belajar sebagai pendobrak digitalisasi pendidikan, secara sosiologis merupakan komitmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai upaya menyiapkan generasi Indonesia menghadapi revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0, dinamika global, dan keragaman sosial masyarakat Indonesia.

Revolusi industri 4.0 ditandai dengan optimalisasi internet dan otomatisasi yang didukung oleh perkembangan kecerdasan buatan (Atificial Intelegent). Masyarakat 5.0 berarti manusia dan kecerdasan buatan bekerjasama untuk meningkatkan probabilitas kehidupan manusia.

Era revolusi industri 4.0 dan Masyarakat 5.0 dalam sektor pendidikan, membutuhkan lingkungan belajar yang terhubung dan canggih, sehingga menginspirasi imajinasi, memicu kreativitas, dan memotivasi peserta didik untuk menangani konten belajar secara mandiri.

Lingkungan belajar tersebut menghantarkan juga peserta didik pada semangat kosmopolitan, yaitu pandangan yang mendorong manusia untuk hidup berdampingan sebagai suatu wargana dunia. Semangat ini mengarahkan peserta didik untuk mengasah sensivitas sosialnya atas masalah-masalah yang terjadi diberbagai belalahan dunia lain, termotivasi belajar beragam budaya yang beda-beda, dan terdorong untuk berkontribusi bagi kehidupan dunia yang lebih baik.

Namun, tingkat perkembangan diberbagai wilayah di Indonesia, walaupun saat ini berada pada otomatisasi dan digitalisasi, beberapa daerah-daerah tertentu, khusunya daerah terpencil, masih jauh dari aktivitas tersebut. Maka, perlu komitmen Kemendikbud sebagai upaya merespon dan berkontribusi memecahkan masalah ketimpangan perkembangan wilayah, demi memperluas akses dan kualitas pendidikan di Indonesia.

Nadiem Anwar Makarim selaku Kemendikbud berkomitmen dan berkontribusi melakukan digitalisasi pendidikan sepanjang Tahun 2023, dengan memberikan bantuan Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) kepada 79.259 Sekolah Formal, serta memperkenalkan berbagai platform digital untuk mengakselerasi implementasi Merdeka Belajar. Misalnya, Rumah Belajar, Kelas Pintar, Platform Merdeka Mengajar, ARKAS, SIPLah, dan lain-lain.

Komitmen tersebut memberikan dampak yang memungkinkan siswa dan guru di seluruh negeri terhubung dan berpartisipasi dalam pembelajaran digital, menyediakan akses ke materi pembelajaran yang interaktif dan berkualitas, serta mempromosikan pembelajaran yang lebih fleksibel dan mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja.

- Advertisement -

Kondisi di atas sesuai dengan spirit kurikulum merdeka yang dirancang untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih fleksibel dan adaptif, yang berfokus pada pengembangan potensi individu setiap peserta didik. Salah satu tujuan utama dari kurikulum merdeka adalah memberikan kesempatan lebih besar kepada sekolah dan guru, dalam mengelola proses pembelajaran sesuai kebutuhan dan minat siswa.

Keberlanjutan Kurikulum Merdeka Suatu Keharusan

Landasan filosofis Kurikulum Merdeka untuk mempercepat digitalisasi, memperluas akses, dan peningkatan kualitas pendidikan tidak terlepas dari pelaksanaan pembelajaran yang diselenggarakan dalam suasana belajar interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis siswa.

Maka, melanjutkan Kurikulum Merdeka adalah langkah krusial dalam menghadapi tantangan dan peluang yang ditawarkan oleh digitalisasi pendidikan. Kurikulum yang fleksibel dan adaptif seperti Merdeka Belajar memungkinkan integrasi teknologi yang lebih efektif dalam proses pembelajaran, memperluas akses dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Kurikulum Merdeka yang didasarkan pada prinsip kemandirian dan kebebasan belajar memberikan landasan untuk mengembangkan literasi digital peserta didik. Literasi digital siswa dalam Kurikulum Merdeka bukan hanya tentang penggunaan alat digital, melainkan juga mendorong peserta didik mengeksplorasi, belajar, dan berkolaborasi. Kretivitas dan inovasi melalui digitalisasi ini, peserta didik mendapatkan modal dalam menghadapi dunia yang mengarah pada manusia bekerjasama dengan kecerdasan buatan (Masyarakat 5.0).

Kurikulum Merdeka dalam konteks digitalisasi pendidikan, Indonesia dapat memastikan bahwa setiap peserta didik memiliki kesempatan yang sama dan meningkatkan kualitas pendidikan. Kurikulum Merdeka melalui platfom-platform pendidikan, menunjang peningkatan fasilitas, keterlibatan, dan peran gurun sebagai fasilitator dan mentor dalam pengembangan kompetensi berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan literasi digital peserta didik.

Maka, jika Kurikulum Merdeka tidak dilanjutkan dapat mengakibatkan terhambatnya digitalisasi pendidikan, menurunnya akses, dan kualitas pendidikan di Indonesia. Terhambatnya digitalisasi pendidikan mengakibatkan terhmbatnya integrasi teknologi dalam pembelajaran, kesenjangan digital dibeberapa wilayah di Indonesia semakin melebar.

Menurunnya akses pendidikan karena Kurikulum Merdeka tidak dilanjutkan, hilangnya lokalitas daerah, sehinga mengakibatkan keterbatasan dalam penyesuaian pembelajaran. Selain itu, dapat memperparah ketimpangan akses pendidikan. Kurikulum Merdeka jika tidak dilanjutkan dalam konteks kualitas pendidikan, dapat menghambat peserta didik dalam mengembangkan komptensi berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan literasi digital peserta didik. Olah karena itu, memastikan keberlanjutan Kurikulum Merdeka merupakan tanggung jawab semua pihak.

Hatib Rahmawan
Hatib Rahmawan
Koordinator Program Pegiat Pendidikan Indonesia, Dosen Universitas Ahmad Dahlan
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.