Minggu, Oktober 6, 2024

Desa dan Negeri Dongeng

Fahrulraz M. Faruk
Fahrulraz M. Faruk
Pegiat Dunia Penulisan

Mengulik kembali cerita-cerita dongeng masa kecil yang sering didengar, membawa kita pada fantasi seolah kita hidup di dalam cerita tersebut. Sebagian cerita yang menjadikan desa sebagai latar tempatnya, menampilkan potret desa sebagai sebuah tempat tinggal yang didambakan oleh semua orang.

Terkadang, setting tempat itulah yang menjadikan sebuah dongeng lebih hidup dan menarik untuk disimak. Potret desa dengan latar seperti negeri dongeng memang dapat kita temukan di dunia nyata. Tapi apakah hal tersebut berlaku untuk semua desa yang ada di dunia ? Tentu saja tidak, masih banyak fakta mengenai desa yang masih jauh seperti yang di sketsakan di negeri dongeng. Realitas terkait kemiskinan, masalah aksesibilitas, dan permasalahan sosial ekonomi lainnya masih terjadi, dan perlu untuk dicarikan solusi penyelesaiannya.

Permasalahan sosial ekonomi masih menjadi problem utama sebagian desa di Indonesia. Menurut Bappenas kurang lebih terdapat 26% desa yang masuk kategori desa tertinggal dari 74.954 total desa di Indonesia. Ketimpangan pun masih terjadi dalam hal pembangunan desa, dimana kawasan Indonesia timur menyumbang hampir 85% dari total desa tertinggal di Indonesia (Kemendes PDTT).

Penduduk miskin yang berada di desa pun jumlahnya lebih besar jika dibandingkan dengan penduduk miskin di kota. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) RI pada bulan maret 2017 jumlah penduduk miskin di desa mencapai 17,10 juta orang. Data ini menunjukan kurang lebih 60% dari total penduduk miskin di Indonesia yang sebesar 27,77 juta berada di daerah perdesaan. Hal ini juga menunjukan ketimpangan yang cukup besar antara pembangunan di daerah perkotaan dan perdesaan.

Selain masalah ekonomi, aksesibilitas juga masih menjadi permasalahan utama desa yang perlu untuk diselesaikan. Masyarakat desa masih sulit dan terbatas dalam mengakses barang, jasa, pendidikan, kesehatan, serta hal terkait informasi dan teknologi. Masih terbatasnya infrastruktur di perdesaan menyebabkan masyarakat desa mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan dasar mereka.

Pemerintah sudah mulai menaruh perhatian lebih pada pembangunan desa, dimana arah pembangunan nasional sudah mulai memperhatikan daerah pinggiran. Hal ini sebagaimana termuat dalam poin ke-3 program nawacita yang dicanangkan oleh pemerintah, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

Pembangunan desa harus terintegrasi di segala lini dan berkelanjutan. Desa harus didorong agar lebih kuat dan mandiri sehingga mampu bersaing dengan daerah perkotaan. Konsep pengelolaan desa harus efektif dan efisien guna pembangunan desa yang maju dan lebih modern. Target utama dari pembangunan desa yaitu untuk memperkecil kesenjangan antara kota dan desa.

Mengurangi Angka Kemiskinan

Kemiskinan masih menjadi salah satu problem yang belum bisa diselesaikan. Kemiskinan juga menjadi tantangan utama dalam hal pembangunan desa di Indonesia. Hal ini mengingat realitas angka kemiskinan masyarakat di desa yang masih tinggi, sehingga perlu solusi jitu untuk mengurangi angka kemiskinan ini. Kordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat harus terjalin dengan baik guna mengatasi masalah ini.

Untuk mengurangi angka kemiskinan di desa, pemerintah bersama masyarakat harus menciptakan lapangan pekerjaan yang mampu menyerap tenaga-tenaga kerja yang ada di desa. Melalui dana desa sebesar 60 triliun yang dikucurkan oleh pemerintah di tahun 2017, diharapkan dapat dimanfaatkan oleh desa untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Dana sebesar 800 juta sampai 1 miliar yang untuk masing-masing desa, dapat digunakan untuk pemberdayaan dan pengembangan UMKM desa agar dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak.

Selain itu program reformasi agraria yang dicanangkan oleh pemerintah harus didukung secara penuh. Dengan adanya program reformasi agraria diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat desa terhadap pendapatan, sehingga dapat menurunkan angka kemiskinan. Redistribusi 9 juta hektar lahan oleh pemerintah diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat desa untuk menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak mungkin.

Meningkatkan Aksesibilitas Masyarakat Desa

Aksesibiltas sangat berpengaruh terhadap pembangunan perdesaan. Aksesibilitas dibutuhkan bagi desa untuk meningkatkan daya saingnya. Masyarakat desa membutuhkan akses yang baik untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Stimulasi yang diberikan diharapkan dapat lebih memberdayakan masyarakat di perdesaan, sehingga masyarakat perdesaan memiliki kemampuan untuk keluar dari perangkap kemiskinan, karena memiliki kesempatan yang lebih luas untuk melakukan diversifikasi aktivitas perekonomian (M. Magribi & Suhardjo : 2004).

Akses masyarakat desa terhadap pendidikan sangat dibutuhkan, hal ini terkait dengan upaya penciptaan SDM desa yang berkualitas. Selain pendidikan, kesehatan juga harus menjadi prioritas dalam pembangunan desa. Salah satu masalah yang dihadapi oleh masyarakat desa yaitu sulitnya akses terhadap fasilitas kesehatan. Membangun infrastruktur kesehatan serta perbaikan pelayanan kesehatan perdesaan sangat dibutuhkan untuk menjamin kemudahan masyarakat desa dalam mengakses fasilitas kesehatan. Akses masyarakat desa terhadap air bersih serta infrastruktur sanitasi yang baik juga harus dijamin. Mudahnya akses masyarakat terhadap air bersih dan infrastruktur sanitasi yang baik dapat mencegah timbulnya penyakit, sebagai akibat dari sulitnya mengakses air bersih dan sanitasi.

Pembangunan jaringan informasi yang baik juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat desa dalam hal komunikasi dan akses informasi. Selain itu pendistribusian teknologi dibutuhkan masyarakat desa untuk mendukung kegiatan perekonomian yang dilaksanakan di desa. Mulai dari teknologi untuk pertanian, perumahan, transportasi, sampai kepada teknologi informasi dan komunikasi harus mudah didapatkan oleh masyarakat desa. Akses terhadap listrik juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat desa untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat. Listrik sangat dibutuhkan oleh masyarakat desa dalam menjalankan aktivitasnya.

Pengelolaan Desa yang Baik

Pengelolaan desa yang dilakukan secara baik merupakan salah satu kunci kesuksesan pembangunan daerah perdesaan. Desa dengan potensi di bidang pertanian didorong untuk dapat memproduksi produk-produk pertanian yang bisa menjadi andalan untuk dipasarkan. Produk-produk pertanian yang dihasilkan bukan hanya berupa barang mentah, tetapi beberapa juga dapat diolah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi.

Dengan program ini, diharapkan kedepannya desa dapat menjadi penyokong utama ketahanan pangan Indonesia. Selain itu, desa dengan potensi ekowisata didorong untuk menjadi desa pariwisata. Semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke desa tersebut secara tidak langsug dapat meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat setempat.

Usaha untuk menciptakan desa seperti di negeri dongeng bukanlah sebuah angan belaka. Dengan kerja sama yang terintegrasi antara semua lini, membangun desa seperti yang di sketsakan di dalam dongeng bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dicapai. (*)

 

Fahrulraz M. Faruk
Fahrulraz M. Faruk
Pegiat Dunia Penulisan
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.