Rabu, April 24, 2024

Dampak Islamofobia dalam Demo Pembakaran Al-Quran di Swedia

Sekarsari Sugihartono
Sekarsari Sugihartono
An International Relations Student

Swedia sudah berusaha untuk masuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) apalagi sejak perang antara Rusia dan Ukraina memanas. Turki merupakan salah satu negara yang masih belum memberi persetujuan akan masuknya Swedia, sehingga menyulut protes dari berbagai pihak di Swedia. Hal yang menyurut berbagai kemarahan adalah tindakan ekstrem dari politisi anti-imigran Swedia, Rasmus Paludan, yang membakar kitab suci Al-Quran dalam demo nya pada tanggal 21 Januari 2023 lalu.

Paludan adalah pemimpin partai Stram Kurs atau Garis Keras sayap kanan Denmark. Ia melakukan aksi ini di depan kantor kedutaan Turki di Stockholm, dan bukan kali pertama ia membakar Al-Quran. Aksinya bukan hanya wujud dari bentuk Islamofobia tetapi juga wujud penyebaran kebencian.

Demo Rasmus Paludan telah menyulut beberapa kemarahan dari berbagai negara. Negara-negara Arab tidak terima akan aksi ini dan menyuarakan protes nya. Walaupun demo ini sudah mendapat ijin dari aparat kepolisian setempat, berbagai negara menganggap tindakan ini merupakan provokasi besar, termasuk Malaysia, Indonesia, Maroko, maupun Indonesia. Memang benar sebagai umat manusia, Rasmus Paludan memiliki hak untuk menyuarakan pendapat nya, namun tindakan nya ini merupakan bentuk ujaran kebencian terhadap agama Islam dan tentu nya tidak bisa diterima. Pemerintah Swedia mengecam akan menjatuhi hukuman pidana atas aksi tersebut.

Demo ini membuat pemerintah Turki sangat geram, padahal selama ini konsultasi dan pembicaraan atas upaya masuk nya Swedia ke NATO berlangsung kondusif dan aman-aman saja. Hal ini membuat Turki membatalkan kunjungan Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson ke Turki karena dinilai Swedia mengijinkan aksi demo ini dan tidak memberikan sanksi yang berat kepada pelaku pembakaran Al-Quran tersebut.

Aksi ini juga telah merugikan Swedia dikarenakan Indonesia berencana memboikot produk-produk Swedia seperti IKEA, AstraZeneca, Spotify, Ericsson, dan H&M. Indonesia sebagai negara dengan umat Islam yang banyak mengecam secara kuat akan aksi ini, berbagai protes dan demo sudah dilakukan seperti ratusan massa dari organisasi muslim di Jawa Barat yang tidak terima akan aksi ini dan berdemo di depan Gedung Sate.

Tindakan pembakaran ini harus dianggap serius dan sangat mengkhawatirkan. Bahkan aparat kepolisian telah memberi ijin atas demo penolakan masuk nya Swedia ke NATO yang akan dilaksanakan di Oslo, Norwegia dan demo ini harus diawasi secara ketat agar berlangsung kondusif dan tidak ada aksi pembakaran Al-Quran lagi. Tindakan ini tentu nya sudah melenceng jauh dari tujuan utama demo ini diadakan, yaitu untuk memprotes Turki atas penolakan masuknya Swedia-Finlandia ke NATO.

Apabila hal ini terus dibiarkan dan berlarut-larut, maka akan merusak hubungan diplomatis Swedia dengan banyak negara-negara di seluruh dunia dan tentu akan melemahkan stabilitas negara.

Kita sudah cukup menerima akibat dari perang antara Rusia dan Ukraina yang sedang berlangsung, seharus nya Pemerintah Swedia sadar akan hal itu dan mencegah adanya perang lain di kemudian hari dan mulai memberikan sanksi tegas akan tindakan pembakaran Al-Quran oleh masyarakat nya.

Sekarsari Sugihartono
Sekarsari Sugihartono
An International Relations Student
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.