Selasa, April 30, 2024

Dampak Distraksi TikTok

Haqia Shafia
Haqia Shafia
Mahasiswa S1-Ilmu Lingkungan Universitas Sebelas Maret

Mungkin dikalangan generasi 80-an, TikTok nampak asing bagi mereka. Namun, dikalangan remaja sekarang TikTok sudah sangat populer. TikTok bukan hanya populer di Indonesia, tapi di seluruh dunia. Dengan berbagai fitur kreatif dan hiburan yang disediakan, TikTok berhasil menarik perhatian banyak remaja dan pengguna lain di seluruh dunia.

Jadi, TikTok adalah platform media sosial yang digunakan pengguna untuk membuat, mengedit, dan berbagi banyak video pendek berdurasi antara 15 hingga 60 detik. TikTok biasanya digunakan sebagai media hiburan, mengekspresikan kekreatifan, edukasi, berbagi pengalaman hidup, hingga sarana promosi dan jual beli.

Bahkan, bisa dibilang TikTok sangat praktis karena berisi banyak informasi yang disampaikan secara singkat tetapi jelas. Namun, belakangan ini muncul istilah “TikTok brain” dikalangan pengguna TikTok, termasuk dari saya sendiri.

Jadi, apa sih TikTok brain itu?

Menurut Dr. Patrick Porter seorang pakar ilmu saraf, TikTok brain adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahan kognitif dan neurologi dari individu yang sering menggunakan platform tersebut. Orang yang mengalami “TikTok brain” dapat dikenali dari perubahan perilakunya, seperti penurunan perhatian yang signifikan untuk mencapai kepuasan secepat mungkin. Apa sebelumnya kalian sudah tahu tentang TikTok brain ini?atau mungkin dari kalian sendiri pernah mengalaminya?

“Hal ini ditandai dengan berkurangnya rentang perhatian, yang sering dibandingkan oleh para ahli saraf dengan rentang perhatian yang singkat, sekitar lima detik seperti ikan mas. Fenomena ini bermanifestasi sebagai meningkatnya kebutuhan akan kepuasan instan dan berkurangnya kesabaran untuk tugas-tugas yang lebih panjang dan kompleks,” kata Dr. Porter.

Fenomena TikTok brain ini memberikan dampak pada tingkat kefokusan saya dalam menonton video yang lebih panjang. Saya menjadi malas menonton video-video panjang seperti di aplikasi YouTube atau platform streaming lainnya. Kecanduan dengan video pendek di TikTok membuat saya cenderung kurang sabar saat dihadapkan dengan konten panjang dan membutuhkan waktu lama untuk fokus. Kecenderungan tersebut membuat saya lebih suka mencari hiburan yang singkat, sehingga distraksi dari TikTok ini mengubah sebagian besar konsumsi konten saya.

Terdapat beberapa tantangan lain yang saya dapatkan setelah menggunakan platform TikTok ini. Saya menyadari kalau saya menjadi kecanduan setelah menggunakan platform tersebut, yang pada akhirnya mengakibatkan saya kehilangan kendali dalam penggunaan waktu. Sayangnya, saya sering kali menemukan diri saya menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk scroll TikTok, daripada menggunakan waktu untuk hal yang lebih bermanfaat.

Selain itu, saya menyadari dampak negatifnya terhadap pola tidur saya. Kecenderungan untuk terus-menerus scroll video konten di TikTok sering kali mengakibatkan saya begadang, sehingga mengganggu kualitas tidur saya. Awalnya mungkin saya tidak menyadarinya, tapi lama kelamaan saya menyadari bahwa kebiasaan tersebut menjadi salah satu alasan saya sulit untuk tidur meskipun tidak ada keperluan mendesak yang memaksa saya begadang.

TikTok memiliki daya tarik yang sangat kuat, sehingga saya sering kali terperangkap “bentar ah lima menit lagi”  hingga waktu berjam-jam habis hanya untuk scroll TikTok. Meski TikTok menawarkan hiburan yang menyenangkan, tetapi dampaknya terhadap tingkat produktivitas saya cukup signfikan. Saya sadar akan tingkat produktivitas yang saya yang mulai menurun, karena manajemen waktu saya buruk. Sekarang saya mulai belajar untuk memanajemen waktu dan memprioritaskan hal yang lebih penting.

Distraksi yang ditimbulkan oleh TikTok bagi setiap penggunanya berbeda-beda, mulai dari stress, depresi, kecanduan, gangguan pola tidur, hingga berkurangnya konsentrasi dan pemborosan waktu. Perlu untuk diingat bahwa dampak-dampak yang disebutkan diatas dapat berbeda-beda, tergantung pada cara pengguna berinteraksi dengan platform tersebut dan sejauh mana mereka dapat mengatur penggunaan TikTok dalam kehidupan sehari-hari.

Pengguna TikTok sering kali dihadapkan dengan tren kecantikan, gaya hidup, dan standar sosial tertentu. Hal yang mungkin tidak mencerminkan kenyataan atau bahkan menimbulkan tekanan yang dapat menyebabkan timbul perasaan tidak puas terhadap penampilan dan kehidupan pribadi mereka. Seperti halnya platform media sosial lain, TikTok juga dapat menjadi sarang tindakan bullying yang menyebakan tekanan psikologis bagi penggunanya.

TikTok dapat mendorong penggunanya merasa kurang berhasil ketika membandingkan diri mereka dengan konten orang lain yang mereka lihat di platform “kok dia bisa gini sih, kok dia bisa gitu sih, kok aku enggak”. Hal tersebut sering kali terjadi, karena konten yang diposting cenderung menampilkan kehidupan yang tampak lebih sempurna atau ideal. Padahal penting bagi pengguna TikTok untuk selalu ingat bahwa konten yang mereka lihat hanyalah potongan kehidupan yang diatur, dan tidak selalu mencerminkan fakta dari kehidupan sebenarnya.

TikTok merupakan platform yang sangat inovatif jika digunakan dengan bijak. Di dalam platfrom tersebut dapat ditemukan berbagai konten dan komunitas, yang berwawasan, mendidik, hiburan hingga komunitas aktivis. Namun, semua hal pasti ada sisi positif dan negatifnya, begitu juga dengan TikTok. Penting bagi pengguna untuk tetap mewaspadai dampak buruknya terhadap kesehatan mental dan kehidupan sehari-hari.

Meski TikTok dapata menjadi sumber hiburan dan informasi, para pengguna harus tetap memprioritaskan hal-hal yang lebih penting, terutama kesehatan mental mereka. Kesadaran akan penggunaan TikTok yang bijak dan sehat sangatlah penting dalam memanfaatkan paltfrom tersebut secara optimal. Pengguna dapat merasakan manfaatnya tanpa terjebak ke dalam dampak negatifnya.

Sumber 

https://www.liputan6.com/citizen6/read/5521540/kenali-apa-itu-tiktok-brain-efek-yang-terjadi-pada-otak-bila-terlalu-sering-menonton-video-tiktok

Haqia Shafia
Haqia Shafia
Mahasiswa S1-Ilmu Lingkungan Universitas Sebelas Maret
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.