Senin, April 29, 2024

Ngabuburit Zaman Now, Jalan-jalan atau Scroll Tiktok?

Asma Nadiaputri Zain
Asma Nadiaputri Zain
Mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Sebelas Maret

Kita tidak dapat memungkiri adanya perubahan budaya akibat perkembangan zaman. Tak hanya mencakup budaya etnis atau tradisional, perubahan budaya yang terjadi saat ini menjangkau budaya dalam keseharian kita, alias habit. Contohnya? Ngabuburit. Ngabuburit termasuk salah satu budaya tahunan yang ada di kehidupan masyarakat Indonesia. Umumnya, ngabuburit dilakukan beramai-ramai untuk berbagi kesenangan sambil menanti waktu berbuka.

Bulan Ramadan selalu menjadi momentum istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia. Tradisi ngabuburit, atau kegiatan menyambut berbuka puasa, selalu diisi dengan kegiatan-kegiatan yang menghangatkan hati. Ngabuburit telah menjadi identitas kegiatan di bulan suci. Pergeseran zaman dan trend seperti saat ini membawa berbagai referensi kegiatan menarik untuk dilakukan saat ngabuburit. Bagi kalangan muda sendiri, ngabuburit merupakan kegiatan yang tidak afdol untuk dilewatkan begitu saja.

Seiring perkembangan zaman, pilihan aktifitas untuk dilakukan saat ngabuburit semakin bervariasi. Teknologi saat ini dapat dibuat untuk berbagai tujuan, salah satunya hiburan. Entertainment atau hiburan selalu menjadi hal yang ingin dilakukan sesering mungkin oleh setiap individu, termasuk saat ngabuburit. Seperti yang kita ketahui, penggunaan gadget beserta platform aplikasi berbasis hiburan telah menyatu dengan keseharian banyak orang.

Kids zaman now mana yang tidak mengenal tiktok?

Tiktok merupakan aplikasi hiburan berbasis video berdurasi pendek yang mendominasi di kalangan platform media sosial. Aplikasi tersebut memiliki daya tarik yang tinggi bagi kalangan muda dan memiliki efek candu. Dengan fitur unlimited scrolling, pengguna tiktok semakin mudah untuk terkena efek ketagihan yang mengubah kebiasaan sehari-harinya. Tak hanya pada keseharian, kebiasaan ini bisa menjadi budaya yang melekat jika terus-menerus dilakukan.

Sejak rilisnya aplikasi tiktok pada tahun 2017, scroll tiktok ikut menjadi pilihan aktifitas ngabuburit bagi banyak orang di Indonesia. Kegiatan scroll tiktok dapat membuat penggunanya lupa waktu, sehingga menunggu waktu berbuka menjadi terasa lebih singkat. Cara ngabuburit ini telah banyak dilakukan pada bulan ramadhan setiap tahunnya. Meskipun sebelumnya, mayoritas masyarakat memilih untuk ngabuburit dengan melakukan berbagai aktifitas yang dilakukan di luar rumah.

Pergeseran budaya ini membuat banyak orang lebih memilih untuk menghabiskan waktu ngabuburit dengan menyendiri di dalam rumah, hanya ditemani handphone dan tiktok. Dilakukan wawancara terhadap 10 mahasiswa. Didapati jika 9 dari 10 mahasiswa lebih sering ngabuburit dengan bermain gadget dibanding keluar rumah pada bulan puasa tahun kemarin. Hal ini membuktikan bahwa perubahan kebiasaan benar-benar banyak terjadi di kalangan anak muda. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, mereka merasakan jika terjadi perubahan signifikan kebiasaan ngabuburit yang semakin monoton.

Saya sendiri sebagai mahasiswa mengalami hal yang serupa. Selama 1 bulan puasa tahun sebelumnya, kegiatan ngabuburit yang dilakukan di luar rumah dapat terhitung jari. Berbeda jauh dengan tahun-tahun sebelum tiktok menjajah aktifitas keseharian saya. Dalam hal ini, saya menyadari adanya perubahan tersebut dan sedang berkomitmen untuk menyeimbangkan kegiatan pada ngabuburit tahun ini dengan aktifitas produktif lainnya.

Perubahan ini memiliki dampak negatif yang lebih dominan jika dibandingkan dampak positifnya. Meskipun menghemat tenaga, ngabuburit dengan scroll tiktok mengurangi interaksi seseorang dengan lingkungannya. Mengurung diri dapat mengurangi interaksi seseorang bersama orang lain dan tentunya mengurangi kemampuan sosialnya. Scroll tiktok juga membuat seseorang menjadi lupa waktu, sehingga ibadah yang seharusnya diperbanyak pada bulan suci teralihkan oleh kegiatan tersebut. Tak hanya itu, kurangnya aktifitas fisik di luar ruangan dapat menimbulkan penyakit secara berkala.

Alangkah baiknya sebagai generasi muda untuk melestarikan budaya yang menuju ke arah yang lebih positif. Ngabuburit boleh saja dilakukan, tetapi akan lebih bermanfaat jika dilakukan dengan beribadah, menjalin silaturahim, olahraga ringan, atau mengikuti kegiatan pengembangan diri. Kita harus bisa mengendalikan dan menyeimbangkan aktifitas keseharian kita, tak terbatas hanya pada bulan Ramadhan.

Ngabuburit pada Ramadhan tahun 2024 ini memberikan peluang untuk menjalani kebiasaan baru yang memberikan makna lebih dalam dalam menyambut bulan suci. Dengan berbagai pilihan kegiatan yang bersifat positif dan bermanfaat, ngabuburit seharusnya menjadi momen yang membawa keberkahan dan kebahagiaan bagi umat Muslim di seluruh dunia.

Asma Nadiaputri Zain
Asma Nadiaputri Zain
Mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Sebelas Maret
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.