Senin, Oktober 14, 2024

Cukup Siti Nurbaya dan Lagu Peradaban .Feast

Indra Permana
Indra Permana
Menjadi idaman mertua saja tidak cukup.

Katakan pada Mama, cinta bukan hanya harta dan tahta!! Kalimat ini adalah penggalan lirik dari lagu Cukup Siti Nurbaya yang dipopulerkan oleh Dewa 19 saat vokalisnya masih Ari Lasso. Banyak pemuda dan pemudi saat ini yang mungkin asing dengan lagu ini, tapi saya berani jamin kalau Anda akan suka dengan lagu ini ketika Anda mendengarkannya.

Suara vokal yang tinggi dengan instrumen musik rock membuat saya terbawa ke dekade 1990-an saat musik rock sangat hype. Selain musik yang membuat pendengarnya ingin menghentakan kaki, lirik lagu ini sarat dengan warna pemberontakan di dunia percintaan. Pesan dari lagu ini adalah cinta tidak dapat dikekang dan tidak seharusnya harta dan tahta menjadi prasarat.

Perpaduan vokal tinggi, instrumen rock dan lirik yang menggugah membuat saya ingin terbawa dengan arus perlawanan menentang kekangan percintaan saat itu. Berjalan di Lapangan Gasibu sambil berteriak, “Hanya cinta yang sejukan dunia!!”

Lalu, Anda bertanya “Bagaimana bisa Anda membandingkan ke-elit-an lagu cinta dengan lagu Peradaban milik .Feast?”. Pembaca yang budiman, bukan maksud saya ingin membandingkan konteks yang dibawakan kedua lagu tersebut. Satu lagu bercerita tentang cinta tanpa ada kekangan dan satu lagu lainnya bercerita tentang keabadian peradaban manusia.

Sebenarnya, saya hanya akan memperbandingkan kosa kata yang ada di dua lagu tersebut. Hanya itu. Saya menyadari kalau saya sendiri tidak punya kapabilitas untuk mengupas konteks kedua lagu lebih dalam.

Mengapa Cukup Siti Nurbaya lebih elitis daripada Peradaban? Untuk menjawab pertanyaan ini, sebenarnya cukup mudah. Ketika Anda melihat lirik lagu Cukup Siti Nurbaya, Anda akan melihat kata–kata yang biasa Anda temui ketika membaca tulisan–tulisan dengan pesan progresif.

Agitasi, dogma, dan falsafah adalah beberapa kata yang terkandung di lagu ini. Mungkin Anda merasa memahami makna dari kata – kata tersebut, tapi mungkin juga pemahaman Anda tersebut salah ketika Anda mengecek Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Saya merasa kata–kata tersebut cukup elitis untuk didengar oleh orang kebanyakan, kecuali kalau Anda orang yang hobi membaca dan menulis. Kandungan kata yang elitis di lagu tersebut membawa saya pada satu kesimpulan kalau personil–personil Dewa 19 memiliki perbendaharaan kata yang luas di kepalanya.

Bagaimana dengan lagu Peradaban? Jika Anda mendengarkan lagu ini secara utuh, saya rasa tidak akan sulit untuk memahami makna dari setiap kata yang digunakan. Jikalau saya tidak salah, lagu ini bercerita tentang kemampuan peradaban manusia yang akan terus bangkit tanpa peduli seberapa kuat manusia mencoba menghancurkannya.

Kalau maknanya bukan itu, saya mohon maaf. Tapi intinya .Feast mencoba menyampaikan pesan di dalam lagunya menggunakan kata–kata yang mudah dipahami dan digunakan dalam percakapan sehari–hari.

Impresi saya yang kagum terhadap personil Dewa 19 karena memiliki perbendaharaan kata yang luas bukan berarti saya menganggap Dewa 19 memiliki intelegensia yang lebih dibandingkan .Feast. Anda perlu tahu bahwa perbendaharaan kata tidak serta merta menunjukan tingkat intelegensia seseorang.

Seorang bijak pernah berkata kalau Anda tidak mampu menjelaskan suatu konsep kepada orang yang paling awam sekalipun, Anda tidak benar–benar memahami konsep yang sedang disampaikan tersebut. Pada akhirnya, hal terpenting dari komunikasi adalah tersampaikannya pesan oleh penerima pesan dari pengirimnya.

Jika Anda menonton video percakapan Gofar Hilman dengan Baskara Putra secara utuh, Anda mungkin akan memahami maksud dari .Feast menggunakan kata–kata yang mudah dipahami di dalam lagu Peradaban. Silahkan tonton, mungkin Anda akan kagum dengan sosok Baskara yang tidak persis dengan framing yang dilakukan netizen.

Intinya, .Feast mencoba membawakan lagu dengan pesan–pesan marah atau keluhan terhadap masyarakat Indonesia saat ini. Pesan atau keluhan siapa yang mereka bawakan ? Aspirasi dari masyarakat kebanyakan yang coba mereka angkat.

Menyuarakan pesan dari masyarakat kebanyakan berarti menjadikan diri mereka sebagai representasi dari kalangan yang mereka wakili. Menjadi perwakilan berarti mengimitasi karakteristik orang–orang yang diwakilinya, termasuk memilih kata–kata yang digunakan untuk berkomunikasi.

Membuat pesan dari lagunya dipahami semua orang dapat menjadi usaha mengajak orang untuk sadar akan keluhan yang .Feast sampaikan. Dengan kata lain, .Feast juga berusaha menciptakan kesadaran bersama melalui karyanya.

Jika Anda sudah menonton video percakapan Gofar Hilman dengan Baskara Putra, mungkin anda akan ingat alasan Baskara tidak ingin .Feast disebut band yang luar biasa. Dengan menjadi biasa, Baskara merasa .Feast akan lebih dekat dengan orang–orang biasa.

Indra Permana
Indra Permana
Menjadi idaman mertua saja tidak cukup.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.