Jumat, Oktober 4, 2024

Clean Water and Sanitation Fondasi SDGs Menuju Kesejahteraan

Muhammad Awwab
Muhammad Awwab
Mahasiswa Jurusan Administrasi Publik Universitas Negeri Yogyakarta. Saya memiliki minat pada bidang politik, pemerintah, hukum dan negara.

Pada era globalisasi ini, kebutuhan akan air bersih dan sanitasi yang layak menjadi perhatian utama dalam membangun masyarakat yang berkelanjutan. Tidak hanya sebagai hak asasi manusia, tetapi juga sebagai salah satu pilar utama dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang ditetapkan oleh PBB.

Pada tahun 2015, PBB menetapkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) sebagai agenda universal untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi seluruh penduduk bumi.

Salah satu poin utama dari SDGs adalah mencapai akses universal terhadap air bersih dan sanitasi yang layak, yang tercantum dalam SDGs point ke-6  yaitu clean water and sanitation, menjadi kunci untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan dalam aspek kesehatan, lingkungan, dan ekonomi.

Akses terhadap air bersih adalah hak dasar setiap individu. Namun, kenyataannya masih banyak wilayah di dunia yang belum memiliki akses yang memadai terhadap air bersih. Berdasarkan laporan terkini yang dirilis oleh WHO dan UNICEF, jumlah ini mencapai angka yang mengkhawatirkan.

Sekitar 2,2 miliar orang di dunia masih terus berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka akan air bersih yang aman. Bahkan, lebih mengkhawatirkan lagi, hampir 4,2 miliar orang, hampir dua pertiga populasi dunia, tidak memiliki akses terhadap sanitasi yang layak. Dampak dari ketidaksetaraan akses terhadap air bersih dan sanitasi juga terasa secara global.

Tidak hanya mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan individu, tetapi juga menciptakan ketidakstabilan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan. Kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak meningkatkan risiko penyebaran penyakit menular seperti diare, kolera, dan tifus, yang pada gilirannya membebani sistem kesehatan dan merugikan produktivitas ekonomi. Selain itu, pencemaran lingkungan akibat sanitasi yang buruk juga menyebabkan degradasi lingkungan, mengancam keberlanjutan ekosistem air, dan mengurangi kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

Ketidakmampuan untuk mengakses air bersih dan sanitasi yang layak memiliki dampak yang luas, terutama dalam hal kesehatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Kurangnya akses terhadap air bersih meningkatkan risiko terkena penyakit-penyakit menular seperti diare, kolera, dan tifus.

Menurut WHO, setiap tahunnya, sekitar 297.000 anak-anak di bawah usia lima tahun meninggal karena penyakit yang terkait dengan air yang tercemar. Di samping itu, akses terhadap sanitasi yang buruk juga menyebabkan banyaknya kasus infeksi saluran pernapasan dan penyakit kulit. Dampak buruk ini tidak hanya terbatas pada kesehatan, tetapi juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Menurut laporan Bank Dunia, setiap dolar yang diinvestasikan dalam air bersih dan sanitasi bisa menghasilkan pengembalian ekonomi antara $5 hingga $28, terutama melalui pengurangan biaya kesehatan dan peningkatan produktivitas.

Selain akses terhadap air bersih, sanitasi yang layak juga menjadi faktor penting dalam memastikan kesehatan masyarakat. Masih banyak wilayah di dunia yang belum memiliki fasilitas sanitasi yang memadai, seperti toilet yang higienis dan sistem pembuangan limbah yang efektif.

Akibatnya, praktik-praktik seperti buang air besar sembarangan masih sering ditemui, yang dapat menyebarkan penyakit dan mencemari lingkungan sekitar. Meskipun pentingnya akses terhadap air bersih dan sanitasi telah diakui secara luas, masih ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai target SDGs point ke-6. Salah satunya adalah kurangnya investasi dalam infrastruktur air dan sanitasi, terutama di wilayah-wilayah yang miskin dan terpinggirkan.

Menurut laporan UNESCO, hanya sekitar 0,5% dari total bantuan luar negeri yang dialokasikan untuk sektor air dan sanitasi, sementara sebagian besar penduduk yang terkena dampak berasal dari negara-negara berkembang. Selain itu, perubahan iklim juga menjadi faktor yang memperburuk akses terhadap air bersih. Pola curah hujan yang tidak stabil, banjir, dan kekeringan semakin mempersulit upaya untuk memastikan ketersediaan air bersih yang berkelanjutan bagi seluruh populasi.

Untuk mencapai target SDGs point ke-6, kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil sangatlah penting. Pemerintah memiliki peran utama dalam menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan, mengimplementasikan kebijakan yang mendukung akses terhadap air bersih dan sanitasi, serta mengawasi pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan.

Di samping itu, peran aktif dari sektor swasta dalam investasi infrastruktur air dan sanitasi juga sangat diperlukan untuk memperluas jangkauan layanan kepada masyarakat. Meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar, banyak pihak baik dari pemerintah, sektor swasta, maupun organisasi non-pemerintah yang telah berkomitmen untuk mencapai target SDGs point ke-6. Salah satu contoh keberhasilan adalah program-program pemerintah di negara-negara seperti Rwanda dan Bangladesh yang berhasil meningkatkan akses terhadap air bersih dan sanitasi melalui investasi dalam infrastruktur dan pendekatan partisipatif masyarakat.

Dalam menghadapi tantangan yang kompleks terkait dengan clean water and sanitation, inovasi menjadi kunci untuk menciptakan solusi yang efektif dan berkelanjutan. Pengembangan teknologi untuk pengolahan air limbah, pemanfaatan sumber air alternatif seperti hujan dan air laut, serta pendekatan partisipatif melibatkan masyarakat lokal dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya air, menjadi beberapa contoh inovasi yang dapat membantu mencapai target SDGs.

Selain itu, pendidikan dan peningkatan kesadaran masyarakat juga sangat penting dalam memastikan keberhasilan program-program clean water and sanitation. Edukasi tentang pentingnya kebersihan, pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan, dan praktik sanitasi yang baik dapat membantu mengubah perilaku dan membangun budaya peduli terhadap lingkungan.

Clean water and sanitation bukan hanya sekadar target pembangunan, tetapi juga representasi dari komitmen moral dan etika kemanusiaan. Dalam menghadapai tantangan global yang semakin kompleks, kita tidak boleh melupakan hak dasar ini.  Hanya dengan kerjasama yang solid, kita dapat memberikan hak asasi manusia yang mendasar kepada semua penduduk bumi, yakni akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak.

Mencapai akses universal terhadap air bersih dan sanitasi yang aman merupakan tujuan yang ambisius, namun hal ini dapat dicapai dengan upaya bersama dari pemerintah, organisasi internasional, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Solusi inovatif dan investasi yang berkelanjutan dalam infrastruktur air dan sanitasi sangat penting untuk mencapai tujuan ini dan menciptakan dunia yang lebih sehat dan sejahtera bagi semua.

Muhammad Awwab
Muhammad Awwab
Mahasiswa Jurusan Administrasi Publik Universitas Negeri Yogyakarta. Saya memiliki minat pada bidang politik, pemerintah, hukum dan negara.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.