Tidur adalah kebutuhan dasar manusia yang sering kali diabaikan dalam gaya hidup modern yang sibuk. Ironisnya, kualitas tidur yang buruk dapat berdampak secara perlahan namun signifikan pada kesehatan fisik dan mental, produktivitas, serta kualitas hidup secara keseluruhan.
Sayangnya, di tengah tuntutan pekerjaan, aktivitas sosial, dan hiburan digital, banyak orang menganggap tidur sebagai sesuatu yang bisa dikorbankan. Banyak orang yang mengorbankan tidurnya untuk aktivitas produktif di malam hari.
Pertama, mari kita telaah dampak dari kurang tidur terhadap kesehatan. Kualitas tidur yang buruk telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan serius, seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi.
Tidur yang cukup dan berkualitas adalah kunci untuk sistem kekebalan tubuh yang kuat, memperbaiki sel-sel yang rusak, dan mengatur hormon. Tanpa tidur yang memadai, tubuh kita tidak memiliki kesempatan untuk melakukan fungsi-fungsi penting ini, sehingga peluang terkena penyakit kronispun meningkat.
Kedua, kurang tidur secara signifikan mempengaruhi kesehatan mental. Insomnia atau tidur yang tidak nyenyak dapat menyebabkan gangguan mood, seperti depresi dan kecemasan.
Tidur yang tidak cukup juga mengganggu kemampuan otak untuk memproses emosi dan informasi, yang dapat mengakibatkan masalah kognitif seperti sulit berkonsentrasi, pelupa, dan pengambilan keputusan yang buruk. Dengan demikian, kualitas tidur yang buruk dapat menciptakan lingkaran setan yang memperburuk kesehatan mental dan memperumit pemulihan.
Selain itu, produktivitas dan kinerja sehari-hari sangat bergantung pada kualitas tidur. Studi menunjukkan bahwa kurang tidur dapat menurunkan efisiensi kerja, meningkatkan risiko kesalahan, dan memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Dalam dunia yang semakin kompetitif, individu yang tidak memprioritaskan tidur sering kali mendapati diri mereka tertinggal.
Ironisnya, meskipun bekerja larut malam mungkin tampak seperti cara untuk meningkatkan output, kenyataannya, ini sering berakhir dengan produktivitas yang lebih rendah dan kesalahan yang lebih banyak. Dalam jangka yang lebih panjang memupuk begadang membuat output kinerja memburuk semakin terlihat, memang tidak akan terasa dalam jangka yang lebih pendek dan ini salah satu penyebab kenapa banyak orang yang mengabaikan tidur di malam hari itu sendiri.
Uniknya dalam Al-Qur’an sudah tertulis dalam surat an-naba dimulai dari ayat وجعلن نومكم سباتا “dan kami jadikan tidurmu sebagai istirahat” . Tubuh manusia memang didesain untuk proaktif di pagi hari bedasarkan riset pada tahun 2009 oleh university of Lepzig, sedangkan dipenilitian yang lain disebutkan bahwa desain tubuh manusia itu untuk banyak beraktivitas dipagi hari, agak menurun di siang hari, dan sedikit di sore hari lalu malamnya untuk beristirahat. Melanjutkan dari ayat tadi وجعلنا اليل لباسا “dan kami jadikan malammu sebagai pakaian” dalam tafsir ibnu katsir disebutkan Qatadah mengatakan “ketenangan” yang mana biasanya pada jam 9-12 malam hormon melatonin yang mengatur pola tidur keluar.
Dalam kesimpulan, malam sebagai saat untuk tidur adalah hakikat alami manusia lalu kualitas tidur yang dikesampingkan adalah masalah serius yang berdampak luas pada kesehatan fisik, mental, dan produktivitas.
Mengabaikan pentingnya tidur tidak hanya merugikan individu secara pribadi tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Sudah saatnya kita mencoba mengubah pandangan kita tentang tidur dan mengakui bahwa tidur yang berkualitas adalah fondasi dari kehidupan yang sehat dan produktif. Tanpa tidur yang cukup, kita tidak dapat berfungsi dengan optimal, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.