Jumat, April 26, 2024

Bersama CTA, Tuntaskan Kelaparan dan Kemiskinan di Indonesia

Roin Akhbar San Alvian
Roin Akhbar San Alvian
Filsuf nyaris gagal yang mencoba bangkit kembali dengan menjaga kewarasan dan pola pikir...

Menurut hasil survey Global Hunger Index yang dikeluarkan pada 2020 lalu, Indonesia untuk pertamakalinya masuk ke dalam kategori moderat dengan skor 19,1. Skor tersebut turun dari tahun 2019, sebesar 20.1.

Dengan demikian, pada tahun-tahun sebelumnya, tingkat kelaparan di Indonesia selalu memasuki kategori serius di rentang 20 – 34,9. Di dalam survey tersebut juga dicantumkan bahwa Indonesia masih di peringkat 70 dari total 107 negara. Dari hasil tersebut, tampak bahwa masyarakat Indonesia masih jauh dari kata sejahtera, karena masih banyak yang terjerat kelaparan.

Sumber: Katadata/GHI 2020

Bahkan bagi warga yang sudah bisa menikmati makanan secara teratur setiap harinya pun masih mengalami permasalahan yang lain, yaitu pemenuhan protein yang timpang. Menurut data BPS 2020, bagi kelompok masyarakat yang memiliki pengeluaran terendah, konsumsi protein per kapita per hari hanya 45,47 gram.

Padahal Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi masyarakat Indonesia ialah 57 gram protein. Bahkan menurut data BPS 2019, terdapat 5 provinsi yang memiliki asupan kalori di bawah tingkat asupan kalori minimum per hari, yakni 1.400 kkal/kapita/hari. Provinsi-provinsi tersebut ialah Maluku (sebanyak 29,06% dari total penduduk), Maluku Utara (sebanyak 27,95% dari total penduduk), Papua (sebanyak 25, 43% dari total penduduk), Papua Barat (sebanyak 20, 65% dari total penduduk), serta NTT (sebanyak 15, 73% dari total penduduk).

Sumber: Katadata/BPS 2020

Dari data-data tersebut, Bank Dunia pun ikut berkomentar bahwa permasalahan akses pangan di Indonesia, terutama pada kelompok rentan dan miskin bukan hanya perihal ketersediaan, tetapi juga keterjangkauan. Hal tersebut berarti bahwa banyak masyarakat Indonesia yang masih belum bisa menjangkau pangan mereka. Tentunya hal tersebut pada akhirnya berdampak pada kelaparan secara sistemik.

Tetapi permasalahan kelaparan bukanlah permasalahan yang terpisah. Permasalahan kelaparan justru selalu terkait dengan persoalan kemiskinan. Tidak terjangkaunya akses pangan disebabkan oleh tidak terjangkaunya mata pencaharian serta akses pemasukan oleh masyarakat. Oleh karena itu, kelaparan selalu terkait erat dengan kemiskinan, dan kemiskinan sendiri selalu menghasilkan tingkat kelaparan.

Pada Maret 2021, BPS mempublikasikan hasil survey yang menampilkan jumlah penduduk miskin Indonesia. Total penduduk miskin di Indonesia masih berada di kisaran 27,54 juta jiwa atau sebesar 10,14% dari total penduduk Indonesia. Angka kemiskinan yang lumayan tinggi tersebut juga disebabkan oleh Pandemi Covid-19 yang juga melanda Indonesia.

Hadirnya Pandemi Covid-19 tersebut juga melahirkan kebijakan PPKM yang pada akhinya menghambat akses masyarakat terhadap mata pencaharian mereka. Hal tersebut bisa dilihat dari data BPS yang sama, bahwa jumlah penduduk miskin di perkotaan per Maret 2021 naik menjadi 12,18 juta jiwa dari sebelumnya 12,04 juta jiwa per September 2020. Selain itu, tingginya tingkat kemiskinan di perkotaan juga bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti tingginya tingkat pengangguran, tingkat pekerjaan informal, serta inflasi yang menyebabkan naiknya harga-harga barang kebutuhan pokok.

Sumber: Peerfear.org

Melihat hal tersebut, kita seharusnya memiliki kesadaran untuk mengentaskannya. Kelaparan dan kemiskinan bukanlah persoalan mereka yang mengalaminya, tetapi juga persoalan kita yang tidak mengalaminya. Sebagai manusia, kita mempunyai kewajiban untuk bermanfaat dan saling peduli sesama. Oleh karena itu, kita juga terkenai kewajiban untuk menuntaskan persoalan tersebut sedikit demi sedikit.

Oleh karena itu pula, Call To Action (CTA) Indonesia juga ikut andil dalam program pengentasan kelaparan dan kemiskinan tersebut. Merespon Sustainable Development Goals (yang disingkat SDG’s), CTA Indonesia ambil bagian untuk terlibat aktif di dalam sektor kelaparan, kemiskinan, dan kebencanaan. Wujud dari keaktifan tersebut, CTA Indonesia mengeluarkan program Pemadam Kelaparan dan Keluarga Berdaya yang merupakan program aksi sosial serta kemanusiaan.

Berikut merupakan wujud nyata dari program pengentasan kelaparan yang dilaksanakan oleh CTA Indonesia.

Sumber: Dokumentasi pribadi

Selain itu, CTA Indonesia juga aktif ambil bagian dalam program pengentasan kemiskinan dengan menggelorakan Program Keluarga Berdaya, yaitu program pengentasan kemiskinan dengan memberikan modal usaha kepada kaum dhuafa ataupun membedah rumahnya jika kondisi rumahnya memprihatinkan.

CTA Indonesia juga mengajak kawan-kawan untuk terlibat aktif dalam program pengentasan kelaparan dan kemiskinan tersebut dengan menjadi volunteer ataupun menjadi donatur. Karena tanpa sentuhan kepedulian dari kawan-kawan, CTA Indonesia juga tidak akan bisa bergerak aktif untuk menyelesaikan kedua sektor yang menjerat masyarakat Indonesia tersebut. Yuk! Bersama-sama kita aktif menjadi relawan yang siap siaga dalam menuntaskan kelaparan dan kemiskinan di Indonesia.

Sumber: Dokumentasi pribadi

 

Referensi

Grebmer, Klaus von, dkk., 2020, Global Hunger Index 2020: One Decade to Zero Hunger, Linking Health and Sustainable Food Systems, Dublin: Chatham House, GHI.

Tim Penyusun, 2020, Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota 2020, Jakarta: BPS.

____________, 2021, Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2021, Jakarta: BPS.

Bayu, Dimas J., 2020, Untuk Pertama Kali Tingkat Kelaparan Indonesia Masuk Kategori Moderat, Katadata, Diakses pada 2 September 2021. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/11/30/untuk-pertama-kali-tingkat-kelaparan-indonesia-masuk-kategori-moderat#

Jayani, Dwi H., 2021, Penduduk Miskin Indonesia Capai 27,54 Juta Orang per Maret 2021, Katadata, Diakses pada 2 September 2021. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/07/15/jumlah-penduduk-miskin-indonesia-capai-2754-per-maret-2021

Rizaty, Monavia A., 2021, Hampir 30% Penduduk Maluku Kekurangan Asupan Kalori, Katadata, Diakses pada 2 September 2021. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/06/29/hampir-30-penduduk-maluku-kekurangan-asupan-kalori

Roin Akhbar San Alvian
Roin Akhbar San Alvian
Filsuf nyaris gagal yang mencoba bangkit kembali dengan menjaga kewarasan dan pola pikir...
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.