Selasa, April 16, 2024

Bekal Menulis untuk Maba

Herlina S. Manap
Herlina S. Manap
Mahasiswa Program DETFEB Universitas Padjadjaran. Dosen Universitas Serambi Mekkah, Banda Aceh. herlina20001@unpad.mail.ac

“Look not at what is contrary to propriety; listen not to what is contrary to propriety; speak not what is contrary to propriety, make no movement which is contrary to propriety” (Confucious)

Esai ini merupakan bekal untuk para Ananda Maba (mahasiswa baru) di Indonesia di mana pun berada. Kalau diberi nilai tulisan ini sungguh jauh dari peringkat jurnal internasional yang dimulai dari rank Q1 -Q4, mungkin hanyalah 0,00 sekian saja skornya. Bahkan bila dibandingkan dari jurnal nasional yang berada pada sinta rank Q1-Q5, tidak akan sebanding. Namun karena didedikasikan dengan rasa peduli dan kasih, kiranya dapat tertanam di hati menjadi learning and warning yang bermanfaat bagi Ananda para mahasiswa.

Peter Parker di film Spiderman berkata, “With great power there must also come great responsibility.” Diibaratkan Ananda para mahasiswa yang mengemban tugas sebagai Agent of Change merupakan penumpang di sebuah pesawat terbang yang di-drive oleh pilot dan co-pilot dalam suatu rute penerbangan untuk menuju ke suatu tempat dengan selamat sampai tujuan sesuai rencana.

Menulis merupakan upaya yang membedakan manusia dengan monyet, yaitu berakal sebagai khalifah di muka bumi. Akan mendapatkan rewarding yang bertujuan memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan sesuai dengan bidang kelimuan. Nantinya terdapat check and balance sejauhmana kontribusi tersebut ibarat sebuah timbangan yang bersifat suudzon atau kririk yang bersifat konstruktif.

Tinjauan umum sebuah tulisan merupakan bagian pembangunan berkelanjutan [1] yang saat ini dikenal sebagai istilah SDGs (Sustainable Development Goals) dengan target capaian di tahun 2030 [2], yang berkeadilan untuk bangsa [3]. Oleh karena itu, tulisan ini membahas mengenai penulisan yaitu jurnal dan esai yang dipublikasikan di jurnal dan media masa.

Pembelajaran dari Rumah

Dampak pandemi covid-19 menyebabkan mau tidak mau setiap orang dipaksa untuk mampu beradaptasi terhadap norma baru. Tentu tidak mudah, tapi setiap orang tanpa terkecuali akan mengalami kemunduran apabila tidak dapat mengikutinya. Benjamin Franklin berkata, “When you are finish changing, you are finished.” Ini termasuk dalam hal pendidikan. Ada dampak positif dan negatif bagi pembelajar dan pengajar dalam hal perkuliahan terutama bagi mahasiswa baru atas berlakunya norma baru.

Positifnya adalah dunia menjadi ceper seperti piringan sehingga melalui teknologi internet kita dapat menjangkau seluruh penjuru dunia mulai dari Sabang sampai Meurauke hingga ke negeri China yang bertujuan untuk menimba ilmu pengetahuan. Sedangkan dampak negatif yang umumnya terjadi adalah terkendalanya infrastruktur pendidikan misalnya persoalan jaringan dan ketersediaan akses, serta keterampilan para pengajar dan peserta didik atas teknologi digital [4].

Bahkan keterbatasan mahasiswa antara lain masih terdapat yang belum memiliki sendiri perangkat laptop dan handphone serta kuota juga pulsa sebagai penunjang, sehingga masih kurang menguasai penggunaannya walaupun di kampus sudah tersedia laboratorium komputer yang tentu saja penggunaannya masih terbatas dalam durasi jam belajar. Kononlagi saat pemberlakuan learning from home. Oleh karena itu masih ada pelajar yang belum bersentuhan dengan organisasi nasional dan internasional, padahal ini sangat baik untuk memperluas cakrawala.

Program pembelajaran secara daring bukan hanya diarahkan oleh Kemdikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), namun pihak swasta juga sangat berperan besar di Indonesia [5], misalnya dengan adanya Google Indonesia, Microsoft, Quipper, Zenius, Ruangguru, Kelas Pintar, dan lainnya yang menunjang proses belajar mengajar atau learning from home. Learning from home merupakan konsep belajar jarak jauh (telecommuting) yang dapat diberlakukan dalam situasi normal maupun tidak. Jadi telecommuting telah menjadi sebuah keniscayaan pada new normal period untuk proses pembelajaran.

Urgensi Menulis

Sebagai mahasiswa ada baiknya bila dapat mengikat ilmu pengetahuan dengan menuliskannya. Manfaatnya yang besar bukan hanya akan menghasilkan uang, namun pada akhirnya akan membawa kepada peradaban ilmiah yang rasional dan berkontribusi positif bagi bangsa di masa depan.

Bentuk tulisan dapat berupa fiksi dan non fiksi. Fiksi merupakan rekaan. Sedangkan non fiksi sebaliknya [6]. Jurnal ilmiah dan esai termasuk dalam non fiksi. Karena pada kali ini merupakan pembekalan untuk Ananda para mahasiswa, maka berfokus pada seputaran tulisan ilmiah. Untuk tulisan fiksi lebih mendalam dapat ditelusuri lagi atau langsung saja membaca karya yang disukai sebagai inspirasi format untuk menulis. Menulis bukan ilmiah berbeda dengan musik jazz yang penuh dengan improvisasi. Bila diibaratkan adalah seperti musik klasik yang memiliki aturan tersendiri.

Ananda Maba Memulai dari Mana?

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”, merupakan kutipan dari Pramoedya Ananta Tour yang dapat menjadi penyemangat bagi para mahasiswa untuk menulis. Memulai menulis skripsi (thesis) atau tulisan ilmiah sebaiknya diawali dengan membaca topik atau isu hangat yang menarik si penulis untuk dituliskan dengan acuan ilmiah, “The standing on the shoulders of giants”. Berdiri di bahu raksasa bersifat wajib.

Berdasarkan survei PISA (Programme for International Student Assesment) yang dirilis OESD (Organization for Economic Co-Operation and Development) yaitu sebuah organisasi untuk kerjasama pembangunan yang merupakan organisasi ekonomi internasional menunjukkan bahwa tingkat literasi Indonesia menduduki peringkat minat membaca ke 62 dari 70 negara di dunia. Ini berbanding terbalik dengan Jepang yang terkenal memiliki tradisi Harakiri. Dari 1.000 orang Indonesia hanyalah 1 orang yang gemar membaca. QS. Al-Alaq (1) yang pertama kali turun teruntuk Muhammad, SAW melalui malaikat Jibril menyuruh Iqra’ yang artinya bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.

Salah satu pencari literatur ilmiah yang sudah sangat umum adalah google scholar. Agar tidak terlihat seperti monyet yang tidak tentu arah, maka dibutuhkan mentor dalam menulis jurnal. Karena dimulai dengan membaca, maka sebuah tulisan wajib diawali dengan banyak membaca dan mensarikan atau mengelompokkan isinya menjadi fase atau kriteria lainnya yang kemudian dicari gap.

Beruntungnya bila melalui jurnal yang dibaca didapat pembuka untuk jurnal, misalkan untuk bidang ekonomi dapat dimulai dari melakukan pencarian journal of economic literature, journal of economic perspective, dan journal of economic survey. Belajar dari Simon Sinek’s (2009) mengenai Golden Circle Concept [7]. Bukan berarti buku fiksi dan film tidak memiliki nilai guna seperti Nagabumi I sd III, Bilangan Fu, Harry Potter, Spiderman, Zoro, Kho Ping Hoo, dan lain-lain.

Teks lagu juga dapat memberi rangsangan yang besar terhadap sebuah tulisan, karena pada awal pembuka tulisan dapat dimulai melalui keterhubungan dengan karya fiksi agar lebih menarik dan kreatif untuk dibaca ke tahap lebih lanjut. Menulis harus punya rasa penasaran (curiousity) terhadap masalah walaupun  dengan tanpa banyak mengetahui banyak mengenai masalah tersebut. Itu bukan masalah. Untuk memahami tahapan menulis, maka dapat dijelaskan melalui Golden Circle Goncept, yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1: Simon Sinek’s ‘Golden Circle concept (2009)

Penelitian atau esai bahkan hal apapun dimulai dari niat yang dirancang dengan baik (why), sehingga akan menghasilkan paper atau tulisan yang baik. Pembeda antara peneliti dan social worker adalah  merupakan researcher yang menyajikan banyak literatur berupa research gap dengan general research question.  Sedangkan pekerja NGO (Non Government Organization) merupakan problem solver atau policy maker yang tidak begitu mengedepankan reseacrh gap. Tanpa research gap yang menjawab permasalahan atau melakukan penyempurnaan sebelumnya, maka akan kesulitan untuk melakukan publikasi karena lebih bersifat advokasi atau masih dalam batasan action research.

Percampuran kedua konsep tersebut akan menyebabkan manusia menjadi ibarat monyet yang kebingungan. Team work yang solid merupakan sarana mewujudkan karya tulis yang bermutu dan berkualitas, misalkan bagi mahasiswa dan dosen merupakan pembimbingnya. Namun untuk sebuah tulisan esai, dapat mengambil contoh tulisan dimana akan dipublikasi.

The Golden Approach menunjukkan bahwa memulai menulis dimulai dengan mempertanyakan (why). Sayangnya why yang merupakan inti dari menulis merupakan hal yang paling sering dilupakan karena yang selalu didahulukan adalah what dan how. Mari memahami melalui contoh yaitu ketika seorang dosen diwajibkan melakukan publikasi sebagai pengemban Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka akan melakukan penelitian dan pengabdian demi melakukan publikasi di jurnal bereputasi, meningkatkan sinta score dan H-index serta mengharumkan nama kampusnya.

Lalu cara yang dapat dilakukan (how) untuk menggapai what misalnya adalah dengan mengikuti hibah dan bekerjasama dengan peneliti di luar negeri bila dalam skala internasional. Namun bila item why tidak benar yang ibarat niatnya bengkok, maka cara atau how yang dilakukan akan menjadi keliru, karena ada banyak jalan untuk menaikkan sitasi misalnya upaya yang dilakukan menjadi tidak etis seperti adanya mafia sitasi yang mendapat penghargaan dari kementerian RI.

Lainnya memperbanyak artikel yang di muat di proseding, di mana budaya pada seminar yang meninggalkan esensi dari tujuan seminar yaitu diskusi untuk memperluas wawasan dan keilmuan serta mengumpulkan saran dan masukan yang bersifat konstruktif atas paper yang dipresentasikan [8] dengan menggeser why yang mulia. Oleh karena itulah why harus ditentukan terlebih dahulu dan diletakkan sebagai motivasi utama dalam melakukan publikasi.

ICW (Indonesian Coruption Watch) menyingkap kerugian Indonesia akibat korupsi pada tahun 2021 mencapai Rp. 26,83 triliun. Negara turut menanggung beban kerugian atas pergeseran why. Kemunduran fungsi seminar nasional dan internasional yang kurang sesuai dengan fitrahnya lagi. Negara secara tidak langsung menanggung beban yang tidak murah atas publikasi jurnal predator terutama secara masif ladangnya disediakan oleh India. Negara juga menanggung beban atas generasi muda potensial yang “kehilangan” reputasi nama baiknya atas kesalahan menilai jurnal yang boleh diapresiasi dan tidak. Negara menanggung beban atas tertawaan bangsa luar yang memperolok kepemilikan publikasi di runner up, namun dengan kualitas yang masih rendah.

Penelitian yang dituangkan ke dalam jurnal membutuhkan antara lain: 1) “coaching”, yaitu proses belajar kepada mentor yang berpengalaman melakukan publikasi di jurnal nasional dan internasional mulai dari pencarian referensi, 2) perancangan penelitian yang baik, 3) memparafrase, 4) mendeley dari referensi agar menjadi rapih, 5) membunyikan data, 6) pengecekan plagiarisme, 7) pengecekan jurnal yang akan dituju, 8) pengiriman naskah ke jurnal melalui sistem online, 9) peer review, 10) revisi, hingga diterima dipublikasi.

Semuanya merupakan proses yang panjang yang bertujuan agar tidak sampai keliru publikasi ke jurnal predator, yang nantinya akan merugikan perjalanan karir Ananda para mahasiswa yang menginginkan studi lanjut di masa mendatang. Pengecekan predator atau tidaknya suatu jurnal dapat dilakukan di scimagojr.com, dilanjutkan dengan tingkat kestabilan penerbitan jurnal dan penyaringan kembali. Apabila penerbitannya tidak stabil, maka dapat dikategorikan sebagai jurnal predator.

Layaknya di Jurnal atau Media?

Menulis lebih baik bagi Ananda daripada tidak sama sekali. Jurnal sistematik yang  pertama kali terbit adalah Philosophy Transaction of The Royal Society [9] dengan tujuan: a) kejelasan registrasi penemuan agar tidak terjadi perebutan pengakuan atas kepemilikannya, b) mensertifikatkan temuan penelitian yang dilakukan oleh peer review. Dia merupakan pemilik keilmuan yang sama dan mirip dengan jurnal yang akan dipublikasikan, c) final quality control dari sebuah penelitian.

Apabila sebuah skripsi tidak dijurnalkan sama sekali, maka dipublikasi di media cetak atau di media online lebih baik, agar mempopuliskannya dan menjadi bermanfaat. Sebuah penelitian membutuhkan dana. Bila tidak ada tulisan, itu sudah mengindikasikan tidak terdapat alokasi dana penelitian. Paper yang baik dilakukan karena penelitiannya dilakukan dengan runut yang sesuai dengan aturan yang disepakati antara coach dan mahasiswanya.

Masalah dan Saran

Keterbatasan tatap muka setidaknya telah menurunkan motivasi mahasiswa dalam berkarya dalam hal tulis menulis. Peningkatan keterampilan digital dibutuhkan mengingat trend peralihan ini setidaknya akan tetap berlangsung selamanya walaupun tidak 100 persen. Di usia Ananda para mahasiswa yang relatif masih muda akan terasa lebih menantang dan meningkatkan adrenalin apabila diisi dengan aktivitas positif yang dapat mempengaruhi keberhasilan karir di masa depan.

Penulisan yang baik adalah dengan perujukan ilmiah sesuai tertulis di google, “Standing on the shoulders of giants” yaitu berdiri di bahu raksasa dengan pendampingan oleh pembimbing. Agar percepatan tulisan yang bermutu dan berkualitas semakin banyak dihasilkan, maka sistem punishment sebaiknya ditiadakan, namun digantikan dengan reward berupa insentif yang dapat diberikan kepada mahasiswa dan dosen. Mengkonsumsi konten substansial yang isinya dapat menjadi makanan bergizi yang powerfull sangat penting, sehingga dapat menciptakan generasi yang kreatif dan inovatif. Dengan demikian, tulisan yang disajikan secara easy listening dibutuhkan bahkan sebagai pengantar tidur yang dapat didengar setiap malam.

Dengan segala suka cita tulisan ini dipersembahkan untuk Ananda para mahasiswa yang bertepatan dengan ulang tahun Kota Bandung yang ke 211 pada tanggal 25 September 2021. Berharap mendapat sinergi positif dengan Ananda para mahasiswa Indonesia dan para guru penulis dimanapun berada dalam hal menulis karya ilmiah (jurnal dan esai). Semoga bermanfaat. Salam sehat [H].

Referensi

[1]       B. P. R. Wan J. Azis, Lydia M.Napitulu, Arianto A. Patunru, Ed., Pembangunan Berkelanjutan: peran dan Kontribusi Emil Salim. KPG, 1967.

[2]       E. M. Armida Salsiah Alisjahbana, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia, vol. III, no. 2. Bandung: Unpad Press, 2018.

[3]       Anshory, AY, Keadilan untuk Pertumbuhan, II. Bandung: Universitas padjadjaran (UNPAD)PRESS.https://play.google.com/store/books/details/Keadilan_untuk_Pertumbuhan?id=zy1xDwAAQBAJ&hl=en_US.

[4]       Edeh Michael Onyem, et al, “Impact of Coronavirus Pandemic on Education,” J. Educ. Pract., vol. 11, no. 13, pp. 108–121, 2020, doi: 10.7176/JEP/11-13-12.

[5]       Kemdikbud, “https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/cegah-sebaran-covid19-di-satuan-pendidikan- kemendikbud-gandeng-swasta-siapkan-solusi-belajar-darin.” p. 2020, 2020, [Online]. Available: https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/cegah-sebaran-covid19-di-satuan-pendidikan-kemendikbud-gandeng-swasta-siapkan-solusi-belajar-darin.

[6]       J. Dawkins, “Defining Fiction and Nonfiction for Students.,” Lang. Arts, vol. 54, no. 2, pp. 127–129, 1977, [Online]. Available: https://www.jstor.org/stable/41404492.

[7]       Simon Sinek, Start With Why Summary, vol. 37. England: Penguin Group, 2009.

[8]       Anshory, AY, Academic Publishing: Apa dan Bagaimana? Sharing Sessioan di Acara Penulisan. 2021. https://youtube.be/uAzTLCAb5E.

[9]       Dwight Atkinson, Scientic Discouse in. London: Lawrende Erbaum Associates. https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=qoCRAgAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&ots=hiVZ8lr4hf&sig=oDNeJyOyqlgfRWTRylbVvzgxWr8&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false. 1675.

Penulis merupakan mahasiswa Progran DETFEB Univ.Padjadjaran

Dosen Univ.Serambi Mekkah, Aceh.

Mengucapkan, “Selamat Hari Jadi Kota Bandung ke 211: Bandung Harmoni Tuntaskan Pandemi”.

@herl_ina80. Fb.alutaflower.

 

Herlina S. Manap
Herlina S. Manap
Mahasiswa Program DETFEB Universitas Padjadjaran. Dosen Universitas Serambi Mekkah, Banda Aceh. herlina20001@unpad.mail.ac
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.