Jumat, Februari 7, 2025

Batas antara Tragedi dan Humor pada Meme

Salsa Aliefia
Salsa Aliefia
Fresh graduate from Indonesian Language and Literature of Universitas Pendidikan Indonesia. I had an internship at PT Mojadi Aplikasi Indonesia as a Script Writer. I like to write articles, opinions, and essays.
- Advertisement -

“Seorang yang bekerja sebagai petani, tidak pernah maju.” Apakah kalian pernah mendengar atau membaca lelucon kalimat di atas? Bagaimana tanggapan kalian ketika mendengar atau membaca kalimat yang katanya berisi nilai humor itu? Apakah geram? Sedih? Senang? Atau bahkan tertawa karena kalian setuju bahwa kalimat tersebut hanyalah sebuah lelucon.

Sebenarnya, jika kita mengetahui konteks dari kalimat tersebut, kita akan mendapatkan nilai humor yang terkandung di dalam kalimat tersebut. Kita dapat mengetahui maksud atau konteks dari suatu teks atau tuturan jika kita memahami makna dari teks tersebut. Makna ialah maksud pembicara atau penulis yang ingin disampaikan kepada pendengar atau pembaca.

Menurut Yendra dalam bukunya yang berjudul “Mengenal Ilmu Bahasa (Linguistik)”, makna ialah hasil dari hubungan antara bahasa dengan dunia luar, terjadi karena adanya kesepakatan dari pemakai serta perwujudan dari makna tersebut dapat digunakan sebagai penyampai informasi yang dapat dimengerti oleh penulis/pembicara dengan pembaca/pendengar.

Di dalam semantik, yakni salah satu cabang ilmu linguistik (ilmu bahasa) yang mempelajari soal makna, terdapat makna leksikal dan gramatikal.  Makna leksikal ialah makna yang sebenarnya, makna apa adanya yang terdapat di dalam sebuah teks atau tuturan. Contohnya ialah kata tikus yang memiliki makna leksikal sebagai seekor binatang pengerat yang dapat menyebabkan penyakit tifus.

Jika terdapat kalimat “tikus itu mati diterkam kucing”, maka makna leksikal tikus ialah merujuk kepada binatang tikus bukan yang lain. Dapat disimpulkan bahwa makna leksikal ialah gambaran yang nyata tentang suatu konsep seperti yang dilambangkan pada kata tersebut. Makna leksikal tidak membutuhkan konteks untuk menafsirkannya. Sementara makna gramatikal ialah makna yang bergantung kepada konteks.

Makna gramatikal disebut juga hubungan intra bahasa karrena berkaitan dengan satuan bahasa lainnya dan maknanya tidak dapat berdiri sendiri. Contohnya pada frasa “sate ayam” dengan “sate Madura”, makna gramatikal yang terdapat di dalam frasa pertama menyatakan ‘asak bahan’, sedangkan pada frase kedua menyatakan asal tempat.

Kembali kepada contoh kalimat yang ada di awal paragraf, kalimat yang mirip dengan kalimat tersebut, ternyata tercantum di salah satu meme yang saya temukan di media sosial TikTok pada akun @amigo_dreams.

Jika kalimat di awal paragraf dan meme di atas kita telaah dengan makna leksikal, maka dapat kita tafsirkan bahwa petani ialah pekerjaan yang menyedihkan karena mereka tidak akan pernah bisa maju atau sukses dibandingkan dengan pekerjaan lainnya. Hal itulah yang membuat kita geram dan akan menyalahkan pembuat meme karena sudah meremehkan suatu pekerjaan. Padahal, petani ialah suatu pekerjaan yang mulia, karena petani, kita dapat makan nasi. Namun, konteks bisa diliat pada kesesuaian teks dan gambar.

Gambar tersebut menunjukkan beberapa petani sedang menanam padi yang seperti kita tahu bahwa ketika petani menanam padi, tentu saja mereka akan berjalan mundur, tidak akan pernah maju karena kondisi di depan mereka sudah ditanami oleh padi. Hal tersebut biasa disebut dengan “tandur” (tanam mundur).

- Advertisement -

Maka, dapat kita ketahui, jika kalimat di awal paragraf dengan meme tersebut dianalisis dengan makna gramatikal, artinya kata ‘tidak pernah maju’ merujuk kepada keadaan ketika para petani sedang menanam padi, bukan merujuk kepada kegagalan yang berarti pekerjaan petani ialah pekerjaan yang buruk dan tidak akan pernah sukses. Jika, pembaca mengetahui konteks dari sebuah meme tersebut, maka dapat muncul kepamahaman antara kreator meme dengan para pembaca. Ketika kesepemahaman itu muncul, maka kita dapat menangkap nilai humor yang disampaikan oleh kreator meme dan pembaca akan tertawa.

Itulah pentingnya memahami konteks antara teks dengan gambar pada meme sebagai representasi dari humor yang ingin disampaikan oleh kreator. Jika kita tidak mengetahui konteks pada meme tersebut, kita akan mengartikannya secara apa adanya yang dapat menghilangkan nilai humor. Jadi, batas antara tragedi dan humor pada meme, yakni memahami konteks.

Salsa Aliefia
Salsa Aliefia
Fresh graduate from Indonesian Language and Literature of Universitas Pendidikan Indonesia. I had an internship at PT Mojadi Aplikasi Indonesia as a Script Writer. I like to write articles, opinions, and essays.
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.