Bank Sampah Sinergi Berdaya merupakan sebuah kisah inspiratif tentang pemberdayaan disabilitas melalui pengelolaan sampah di Kelurahan Temon Wetan, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bank Sampah ini memiliki program unik, di mana 10% dari keuntungan penjualan sampah didonasikan untuk membantu penyandang disabilitas dan masyarakat kurang mampu.
Awal mula berdirinya Bank Sampah Sinergi Berdaya juga memiliki keunikan karena dilatarbelakangi oleh keinginan kelompok disabilitas ketika mereka berkumpul. Mereka ingin memiliki kegiatan yang dapat meningkatkan kemandirian dan taraf hidup mereka.
Setelah berdiskusi dengan Bapak Giyarta (BPR KS), mereka memutuskan untuk mendirikan bank sampah yang berfokus pada pemberdayaan disabilitas. Sebelum mendirikan Bank Sampah Sinergi Berdaya, para penggagasnya terlebih dahulu melakukan survei ke beberapa bank sampah lain untuk mempelajari pola dan model pengelolaan yang efektif. Dengan modal awal dana stimulan dari Pusat Rehabiliitasi Yakkum (PR Yakkum), Bank Sampah Sinergi Berdaya mulai beroperasi pada tahun 2022.
Bank Sampah Sinergi Berdaya bukan sekadar tempat mengumpulkan dan memilah sampah. Lebih dari itu, bank sampah ini menjadi wadah bagi kelompok disabilitas untuk bersosialisasi, belajar keterampilan baru, dan mendapatkan penghasilan.
Bank Sampah Sinergi Berdaya memberikan manfaat ganda bagi berbagai pihak, seperti pengelolaan sampah yang tepat dapat mengurangi pencemaran dan melestarikan lingkungan. Bagi teman-teman disabilitas bank sampah ini memberikan peluang kerja dan penghasilan bagi kelompok disabilitas, meningkatkan rasa percaya diri, dan membantu mereka menjadi bagian aktif masyarakat. Serta bagi masyarakat mendapatkan edukasi tentang pengelolaan sampah dan memiliki akses untuk membuang sampah dengan bertanggung jawab.
Fakta menariknya, Bank Sampah Sinergi Berdaya hingga saat ini masih sering disalahartikan sebagai tempat pembuangan sampah (TPS). Sehingga masyarakat mengira semua jenis sampah akan diterima setiap harinya dan meminta pihak Bank Sampah Sinergi Berdaya untuk mengambilnya.
Namun, dikarenakan terbatasnya lahan dan tidak semua jenis sampah dapat dijual, hal tersebut tidak dapat dilakukan. Untuk meluruskan kesalahpahaman ini, mereka gencar melakukan edukasi melalui media sosial. Kolaborasi dan edukasi menjadi kunci harapan Bank Sampah Sinergi Berdaya. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dan dukungan dari berbagai pihak, mereka yakin dapat mencapai tujuannya dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan sejahtera bagi semua.
Awalnya, Bank Sampah Sinergi Berdaya hanya fokus pada pengelolaan sampah anorganik, seperti plastik, kertas, dan logam. Seiring dengan perkembangannya, Bank Sampah Sinergi Berdaya mulai mengolah sampah organik, seperti minyak jelantah diolah menjadi sabun dan lilin yang memiliki nilai jual serta sisa makanan dikelola dengan menggunakan metode budidaya maggot.
Berkat kegigihan dan semangat para penggagasnya, Bank Sampah Sinergi Berdaya berkembang pesat dan mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, berupa pendanaan dari kelurahan setempat, gerobak dan kendaraan roda 3 VR dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan antusiasme masyarakat sekitar terhadap adanya Bank Sampah Sinergi Berdaya. Harapannya Bank Sampah Sinergi Berdaya tidak hanya menjadi wadah bagi disabilitas untuk memperoleh penghasilan tambahan, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan promosi tentang pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.
Dalam usaha memperluas kerjasama, Sinergi Berdaya bercita-cita untuk menjadi pusat edukasi dan pemberdayaan. Mereka berencana untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti Pokdarwis untuk merencanakan wisata edukasi terkait pengelolaan sampah, Kelompok Wanita Tani yang direncanakan dapat berkerjasama membuat toko paper, dan pengusaha. Dalam setiap rencana yang dilakukan, harapannya dapat menambah lowongan pekerjaan bagi banyak orang khususnya teman-teman disabilitas.