Minggu, Desember 8, 2024

Apakah Label Halal dari MUI Sudah Cukup?

Raka Firdaus
Raka Firdaus
Bachelor of Physics from the University of Indonesia
- Advertisement -

Di dunia kuliner yang semakin global, makanan dari berbagai negara telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. India, dengan kekayaan ragam makanannya yang lezat, telah berhasil memikat banyak penggemar makanan dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Namun, ada fenomena yang perlu diperhatikan, yaitu banyaknya orang yang suka mengkritik makanan India dengan klaim bahwa makanannya “kotor.” Artikel ini akan mencoba menggali lebih dalam fenomena ini dan juga membahas masalah kebersihan dan keselamatan pangan di Indonesia.

Pertama-tama, mari kita fokus pada fenomena penilaian makanan India sebagai “kotor.” Ini adalah salah satu stereotip yang tidak adil yang telah mempengaruhi persepsi banyak orang terhadap hidangan India. Ketika beberapa orang menemukan penjual makanan India yang tidak mengenakan dalam hal kebersihan, seringkali mereka secara keliru menggeneralisasi hal ini ke seluruh kultur kuliner India. Ini adalah contoh nyata dari prasangka kuliner yang tidak seharusnya ada.

Penting untuk diingat bahwa masalah kebersihan dapat ditemui di setiap jenis kuliner, tidak hanya makanan India. Di Indonesia, kita sering melihat penjual makanan kaki lima yang tidak menggunakan sarung tangan, jarang mencuci tangan, dan bahkan mengabaikan prinsip-prinsip dasar kebersihan saat menyiapkan makanan.

Begitu pula dengan penggunaan duit dalam transaksi pembelian makanan yang kemudian digunakan langsung untuk menyentuh makanan. Ini adalah masalah yang tidak hanya terbatas pada makanan India, tetapi juga berlaku di banyak tempat lain di Indonesia.

Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kondisi alat-alat dan tempat makan. Banyak penjual makanan di Indonesia yang menggunakan piring dan mangkok yang dicuci dengan air rendaman bekas orang yang telah makan sebelumnya. Masalah ini bukanlah eksklusif dari makanan India, melainkan lebih kepada praktik yang tidak sehat dan tidak higienis yang perlu disadari dan diperbaiki oleh seluruh industri makanan di Indonesia.

Salah satu pertanyaan yang muncul adalah mengapa di Indonesia tidak ada sertifikasi kelayakan food safety untuk penjual makanan? Mengapa label Halal dianggap sudah cukup?

Label Halal adalah langkah penting dalam memastikan bahwa makanan sesuai dengan aturan agama Islam. Namun, label ini hanya mencakup aspek agama dan tidak mencakup aspek-aspek lain dari kebersihan dan keselamatan pangan. Dalam banyak kasus, ada asumsi bahwa makanan yang sudah halal juga pasti aman untuk dikonsumsi dari segi kesehatan, tetapi ini adalah kesalahan besar.

Sertifikasi food safety akan melibatkan berbagai aspek seperti kebersihan tempat penyimpanan dan persiapan makanan, penggunaan bahan baku yang aman, dan proses produksi yang higienis. Ini akan membantu melindungi konsumen dari risiko keracunan makanan dan penyakit yang dapat disebabkan oleh makanan yang tidak aman.

Mari kita lihat contoh dari Arab Saudi, di mana penjualan makanan tidak sembarangan. Negara ini memiliki regulasi yang ketat terkait kebersihan dan keselamatan pangan. Bahkan hanya dengan tidak menggunakan sarung tangan saja, seseorang bisa didenda dan dipenjara. Ini adalah tindakan serius yang menunjukkan komitmen untuk melindungi kesehatan masyarakat.

- Advertisement -

Pentingnya sertifikasi food safety tidak hanya terbatas pada penjual makanan India, tetapi berlaku untuk seluruh industri makanan di Indonesia. Sertifikasi ini akan membantu menciptakan standar yang lebih tinggi dalam hal kebersihan dan keselamatan pangan, sehingga konsumen bisa lebih percaya diri dalam memilih makanan dari berbagai penjual.

Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kebersihan dan keselamatan pangan, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat bagi konsumen. Harapannya, stereotype negatif terhadap makanan India dan penjualnya dapat dihilangkan, dan kita semua dapat menikmati berbagai kuliner dengan keyakinan bahwa makanan yang kita konsumsi aman dan higienis.

Raka Firdaus
Raka Firdaus
Bachelor of Physics from the University of Indonesia
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.