Jumat, April 26, 2024

Ancaman Resesi Global, Dampaknya bagi Indonesia

Arroyan Wibowo
Arroyan Wibowo
Saya adalah Mahasiswa jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Malang

Belum lama berjuang untuk menyembuhkan tingkat perekonomian masyarakat global dari pandemi Covid-19, masyarakat global harus dihadapkan dengan kemungkinan terjadinya resesi di tahun 2023.

Resesi adalah terjadinya penurunan yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi selama 2 kartal berturut-turut. Dalam Konferensi Pers APN KITA pada Senin (26/9/2022), Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa Bank Sentral seluruh dunia melakukan peningkatan suku bunga secara ekstrim dan dilakukan bersamaan, maka dunia sudah pasti mengalami resesi di tahun 2023.

Dalam kesempatan lain, pada G20 Indonesia 2022, Sri Mulyani menambahkan perkiraannya tentang ancaman resesi dan kenaikan inflasi global yang dapat berlanjut hingga 2 tahun ke depan. Hal tersebut ditunjukkan dengan keadaan dunia yang sedang menghadapi gejolak ekonomi akibat lonjakan inflasi, potensi krisis utang global, pengetatan likuiditas, dan kenaikan suku bunga.

Namun, kabar resesi 2023 yang beredar tersebut memicu beberapa perspektif dari masyarakat yang pro dan kontra terkait apakah resesi berdampak pada Indonesia. Faktanya, Menteri BUMN, Erick Tohir, mengatakan bahwa resesi tidak akan berdampak pada Indonesia.

Beliau yakin bahwa Indonesia akan mengalami pertumbuhan ekonomi di angka sekitar 5% sampai tahun 2045 dan akan memposisikan diri menjadi negara ekonomi terbesar di dunia.

Pernyataan tersebut didukung dengan fakta pondasi penopang perekonomian Indonesia, yaitu pertama, konsistensi Indonesia dalam menjalankan hilirisasi terhadap produk-produk yang berasal dari sumber daya alam yang diiringi dengan dorongan kemajuan industrialisasi.

Kedua, Indonesia sudah menjadi negara lumbung pangan dunia, sebagai contohnya Indonesia pernah memasok ayam untuk negara Singapura. Ketiga, Indonesia memiliki angkatan kerja muda yang inovatif sehingga terciptanya industri kreatif, khususnya dalam ranah ekonomi digital. Keempat, Indonesia memiliki kekuatan sebagai tempat untuk berkembang biak perusahaan-perusahaan start-up.

Di tengah-tengah pro-kontra dan kekhawatiran yang muncul, fakta tersebut menyadarkan kepada masyarakat Indonesia bahwa ada cara menghadapi ancaman kemungkinan resesi.

Masyarakat dapat menyiapkan sumber dana alternatif tambahan dengan mencari kerjaan sampingan. Selanjutnya dana tersebut harus dikelola dengan baik agar dapat mengurangi biaya-biaya yang tidak diperlukan.

Dana tersebut juga bisa dialokasikan untuk berinvestasi, tentunya investasi yang aman dalam beberapa sektor rekomendasi dari pemerintah atau pihak yang paham tentang dunia investasi. Resesi memang belum tentu berdampak ke Indonesia, namun perlu dipersiapkan yang menjadi tameng diri menghadapi ancaman resesi global.

Arroyan Wibowo
Arroyan Wibowo
Saya adalah Mahasiswa jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Malang
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.