Jumat, November 14, 2025

Ancaman di Balik Aktivitas Mengemudi di Musim Hujan

Karman Mustamin
Karman Mustamin
Automotive journalist and founder Smart Drive Indonesia
- Advertisement -

Ada hal yang sering diabaikan pengemudi. Yakni, menyamakan pola dan cara mengemudi di musim kemarau dengan di musim hujan. Padahal, menurut pemahaman ilmu defensive driving, kedua musim ini menyajikan kondisi yang jelas berbeda. Bukan hanya dari perilaku mengemudi, tapi juga cara memperlakukan kendaraan.

Mestinya, pihak otoritas transportasi dan keselamatan di jalan, memimpin upaya kampanye terhadap keselamatan berkendara di momen-momen tertentu. Seperti halnya di negara-negara Eropa ketika memasuki musim dingin atau musim liburan, misalnya. Tujuannya mengurangi atau menekan potensi kecelakaan akibat kondisi cuaca. Sayangnya, di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, faktor keselamatan berkendara belum menjadi prioritas sehingga upaya kampanye dimaksud belum pernah dilaksanakan.

Menyiapkan Kendaraan

Di musim hujan seperti sekarang, permukaan jalan relatif lebih sering basah. Kondisi kendaraan yang prima merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam menghadapi musim penghujan. Beberapa bagian pada kendaraan atau mobil harus mendapatkan perhatian ekstra. Kita bisa mulai dengan mengamati kondisi ban, misalnya.

Ban yang kembangannya mulai menipis, sebaiknya segera diganti karena sangat rentan mengalami slip akibat ban kehilangan kemampuan membuang air dari tapakannya. Pada kecepatan tinggi, gejala yang muncul akibat menipisnya kembangan ban yakni gerakan fishtail. Bagian belakang mobil bergerak ke kiri dan ke kanan, seperti gerakan ekor ikan yang sedang berenang. Ini akibat minimnya traksi atau cengkraman ban dengan permukaan aspal jalan. Sedangkan pengaruh pada roda depan,mobil lebih cenderung understeer (melebar) saat berbelok di tikungan.

Ketimbang melakukan penggantian ban, banyak pemilik kendaraan atau mobil mencoba mengatasi masalah traksi yang minim ini dengan mengurangi tekanan angin ban. Tanpa mereka sadari, cara ini malah menghadirkan persoalan baru. Ban yang kekurangan angin, justru jauh lebih mudah meledak dibandingkan ban yang kelebihan tekanan angin. Ini disebabkan rusaknya konstruksi dinding ban akibat proses tekanan dan tarikan yang terus menerus sehingga benang atau kawat penguat dinding ban putus, menghasilkan area atau titik yang lemah.

Pengurangan tekanan angin juga menghasilkan area kontak ban dengan permukaan aspal lebih besar. Salah satu dampak tindakan ini, konsumsi bahan bakar menjadi boros. Tapi yang lebih berbahaya, pada situasi jalan tergenang air, permukaan kontak yang lebih besar atau lebih lebar ini, meningkatkan potensi terjadinya aquaplaning. Yakni, kondisi ban kehilangan traksi atau cengkraman sama sekali akibat adanya lapisan air antara permukaan jalan dengan tapakan ban. Aquaplaning atau hydroplaning ini sangat berbahaya, karena pengemudi akan kehilangan kontrol terhadap pengemudi sehingga mobil akan bergerak liar.

Berikutnya, kondisi AC dan wiper. AC yang kurang optimal, menyebabkan kaca mobil mudah berembun. Adanya embun, mengakibatkan jarak pandang pengemudi terhalang. Begitu pula kerja wiper yang karetnya sudah getas, mengurangi kemampuan mengusir air dari permukaan kaca depan (windshield). Sama dengan efek AC yang kurang dingin, lapisan air yang tebal pada kaca dengan juga sangat mengganggu jarak pandang pengemudi.

Pemahaman Pengemudi

Untuk mereduksi berbagai potensi bahaya yang semakin besar di musim hujan, pengemudi sebaiknya ikut meningkatkan pemahaman terhadap cara mengemudi dan memperlakukan kendaraan. Permukaan jalan yang basah, jelas akan berpengaruh pada pola pengereman. Terutama yang berkaitan dengan jarak berhenti kendaraan. Semakin licin permukaan jalan dan semakin tipis kembangan ban, semakin jauh jarak berhenti kendaraan.

Kemampuan membaca situasi juga sangat penting. Menghadapi kondisi jalan tergenang misalnya, pengemudi harus menurunkan kecepatan. Menerjang genangan air dengan kecepatan tinggi, tentu sangat berbahaya. Air yang terdorong tiba-tiba, akan berbalik berupa gulungan ombak yang menerjang ke dalam kompartemen mesin. Kondisi ini sangat fatal, kalau hempasan air malah terhisap oleh air intake atau saluran hisap udara mesin.

Jangan lupa mematikan perangkat pendingin ruangan atau AC sebelum memasuki genangan air. Kipas AC yang masih hidup, menyebabkan percikan air menyebar ke seluruh bagian kompartemen mesin. Gabungan situasi ini sangat berpeluang menghasilkan water hammer yang bisa merusak komponen piston atau bahkan blok mesin.

- Advertisement -

Jalan yang tergenang, juga harus dimaknai bahwa kemungkinan sangat banyak bahaya di bawah permukaan air. Contohnya lubang di jalan, tonjolan batu, benda-benda tajam yang bisa merobek ban atau bagian tepi jalan yang berbeda ketinggian dengan bahu jalan. Semua kondisi ini bisa menimbulkan potensi bahaya yang sama sekali tidak diperhitungkan sebelumnya. Selain terkait dengan keselamatan berkendara, bahaya yang tersembunyi tersebut juga berpotensi merusak kendaraan.

Genangan air juga bahkan harus diwaspadai dengan kemungkinan adanya aliran arus air yang deras yang tidak tampak di permukaan. Mengantisipasi kemungkinan adanya bahaya arus bawah ini, sebaiknya pengemudi memastikan ketinggian air aman untuk dilintasi. Ukuran yang sering digunakan yakni permukaan air tidak melebihi ketinggian setengah roda atau tidak sampai menutup posisi lampu. Parameter ini penting, karena biasanya moncong saluran air intake mesin, ditempatkan sejajar di bagian belakang dengan head lamp (lampu utama).

Terakhir, sebelum memasuki genangan, agar seluruh penumpang melepas (release) seat belt atau sabuk pengaman. Kaca jendela juga harus diturunkan. Sabuk pengaman yang masih terpasang dengan posisi terkunci dan kaca jendela yang tertutup penuh, akan menghambat penumpang dan pengemudi keluar dari mobil dalam kondisi darurat.

Karman Mustamin
Karman Mustamin
Automotive journalist and founder Smart Drive Indonesia
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.