Minggu, Oktober 6, 2024

Anak Muda Berpotensi Besar Terpapar Radikalisme

Ardhaza Risandika
Ardhaza Risandika
Seorang penulis dengan semangat dan motivasi yang tinggi

Di zaman modern ini, kita dapat menggunakan teknologi semau dan seuska kita. Lewat teknologi ini kita dapat menemukan berbagai macam informasi, pendidikan, maupun hiburan. Tidak semua yang kita temukan itu berdampak positif kepada kita. Kita harus bisa menyaring dan memilah apa yang baik untuk kita.

Yang patut kita waspadai adalah adanya pemikiran – pemikiran radikalisme yang dapat timbul akibat dari beredarnya informasi di internet maupun media sosial. Radikalisme sendiri adalah paham atau pemikiran ekstrem sesorang yang menginginkan sebuah perubahan baik sosial maupun politik dengan cara apapun.

Radikalisme ini bisa disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, maupun politik. Dari faktor sosial, radikalisme dapat disebarkan melalui media sosial. Dimana media sosial ini,secara bebas di akses oleh seluruh masyarakat di dunia. Khususnya, anak muda yang selalu menggunakan media sosial dalam kehidupan sehari-harinya.

Seseorang yang tidak punya pondasi agama dan kurangnya pengetahuan, ia akan mudah terpapar radikalisme. Faktor ekonomi juga dapat menyebabkan paham radikalisme. Sulitnya keadaan ekonomi dapat menyabakan seseorang mudah terpapar radikalisme dan bergabung ke kelompok radikal. Kelompok radikal mungkin akan menawarkan sebuah solusi ekonomi yang lebih baik dan adil dengan syarat bergabung dengan kelompok mereka dan melakukan yang mereka inginkan.

Seseorang yang sudah parah terpapar radikalisme, proses selanjutnya adalah ia akan melakukan sebuah tindakan untuk mendapatkan yang mereka inginkan melalui tindakan terorisme. Terorisme adalah sebuah tindak kejahatan atau yang dilakukan dengan kekerasan atau dengan teror dan ancaman secara sistematis, terencana, dan sengaja. Tujuannya adalah menimbulkan keresahan atau susasana teror dan menimbulkan korban yang sifatnya massal.

Inilah yang ditakutkan apabila seseorang yang terpapar parah paham radikalisme, mendarah daging dalam jiwa dan pikirannya, maka ia akan berani melakukan aksi atau tindakan terorisme. Dampak nya  menyebakan banyaknya korban secara massal. Contoh dari tindakan teorisme adalah pengeboman yang terjadi di Bali pada 1 Oktober 2005, dimana dalam peristiwa ini menyebabkan 23 orang tewas dan 196 lainnya luka-luka.

Radikalisme ini dapat kita cegah dengan cara komperhesif dan berkesinambungan, yaitu dengan meperdalam pemahaman agama yang benar. Karena, semua agama mengajarkan kebaikan. Agama ini akan menjadi pondasi kita dalam menangkal radikalisme. Peran diri sendiri juga perlu dalam membangun kesadaran penuh dan berpikir kritis dalam bermasyarakat. Agar dapat memisahkan dan membedakan antara ideologi yang benar dan yang salah.

Pendidikan Karakter yang kita tempuh di sekolah dapat membentuk generasi yang mempunyai nilai nilai toleransi, nasionalisme, dan juga kesadaran beragama. Anak muda Indonesia harus mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi agar dapat terhindar dari paham radikal.

Ardhaza Risandika
Ardhaza Risandika
Seorang penulis dengan semangat dan motivasi yang tinggi
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.