Minggu, Mei 5, 2024

Aksi Demo dan Boikot, Apakah Termasuk Jihad?

Nabila Husna
Nabila Husna
Pegiat novel dan segala jenis film maupun series

Keberlangsungan genjatan senjata yang hingga detik ini masih dilayangkan oleh Zionis kepada Palestina, semakin menarik perhatian seluruh dunia. Bahkan negara-negara diseluruh dunia turut memberikan suaranya pada pertikaian yang terjadi oleh Palestina dan Israel.

Aksi demo dan boikot yang diberlakukan oleh negara-negara besar seperti halnya Prancis, Turki, Edinburgh, Mesir, dan Indonesia pun masih menjadi pertanyaan besar dari masyarakatnya sendiri. Apakah boikot dapat membantu saudara kita yang berada di Palestina? Ataukan terdapat unsur permainan politik pasar ekonomi didalamnya?

Melansir dari berita yang disampaikan oleh RRI dalam melakukan perbincangan dengan Direktur Kebijakan Publik Celios, Media Wahyudi Askar menyatakan bahwa “Boikot itu untuk menekan aksi anti kemanusian yang dilakukan Israel. Boikot dilakukan individu, yang dilakukan masyarakat itu sifatnya gerakan politik di dalam ekonomi global.”, Rabu (22/11/2023).

Sikap yang ditunjukkan oleh masyarakat terhadap pembantaian Israel yang terkesan kejam dan keji, bahkan dinilai tidak berperikemanusiaan mendapat respon dari salah satu penulis dalam portal opini Kementerian Agama Republik Indonesia, M. Ishom el-Saha. “Boikot ekonomi sebagai perlawanan terhadap negara yang menindas, sekaligus memperjuangkan masyarakat yang tertindas agar mendapatkan kemerdekaan dan kebebasan adalah jihad yang sah bagi kaum muslimin,”, Minggu (12/11/2023).

Lantas, hal ini menjadi perdebatan berbagai kalangan, khusunya mahasiswa mengenai kata “Jihad” yang digaungkan oleh pemuka agama. Hilangnya rasa kemanusiaan, rendahnya pemahaman, serta menipisnya keimanan yang menutup kesadaran masyarakat terhadap kepedulian sesama muslim. Hal tersebut membuat mereka ragu untuk turut bersuara dan memilih acuh dengan pertikaian pertumpahan darah yang sedang terjadi di Palestina.

Al-Qur’an menyebutkan makna jihad sebanyak 41 kali dengan berbagai derivasinya. Perbedaan pandangan yang sering diperdebatkan adalah mengenai makna peperang/qital dengan makna jihad. Padahal sudah jelas bahwa Al-Qur’an menyebut peperangan dengan kata قَتَلَ sedangkan jihad dengan kata جَحَدَ.

Q.S An Nisa’ ayat 95 membahas mengenai jihad yang maknanya masih banyak menimbulkan pemahaman tumpul bagi sebagian masyarakat.

لَا يَسْتَوِى الْقٰعِدُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ غَيْرُ اُولِى الضَّرَرِ وَالْمُجٰهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْۗ فَضَّلَ اللّٰهُ الْمُجٰهِدِيْنَ بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ عَلَى الْقٰعِدِيْنَ دَرَجَةً ۗ وَكُلًّا وَّعَدَ اللّٰهُ الْحُسْنٰىۗ وَفَضَّلَ اللّٰهُ الْمُجٰهِدِيْنَ عَلَى الْقٰعِدِيْنَ اَجْرًا عَظِيْمًاۙ

“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai ‘uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar”

Prof. Quraish Shihab menjelaskan dalam kitab tafsirnya Al-Misbah, bahwa jihad sering kali diinterpretasikan dengan makna perjuangan fisik yang menggunakan perlawanan bersenjata. Kesalahpahaman itu juga disuburkan oleh pemahaman arti kata (اَنْفُس ) anfus yang seringkali dibatasi hanya dalam arti jiwa, bukan diri manusia dengan segala totalitasnya. Al-Qur’an menggunakan kata nafs dan anfus antara lain dalam arti totalitas manusia. Sementara kata (اَمْوَال) amwal jelas menunjukkan makna rezeki berupa harta benda yang dimiliki oleh manusia.

Pemaknaan kata anfus bisa gambarkan dengan aksi demo. Tindakan demo pun dapat mencakup nyawa, emosi, pengetahuan, tenaga, pikiran, bahkan juga waktu dan tempat demi menyuarakan keberpihakan kita terhadap Palestina.

Sedangkan pemaknaan amwal kita gambarkan dengan aksi boikot. Tindakannya dapat diaktualisasikan dengan mengeluarkan harta kita dengan membeli barang dan makanan selain produk-produk yang penghasilannya memasok dukungan berupa senjata pembantaian terhadap rakyat Palestina.

Suara yang dikerahkan massa sebagai penolakan perbuatan keji Israel masih terus menggaung diseluruh pelosok negri. Sudah sepantasnya kita sebagai kaum intelektual untuk melihat fenomena kemerosotan keadilan dan hilangnya empati sesama manusia sebagai alarm untuk memulai jihad dengan menyesuaikan kadar yang mampu kita lakukan.

Dengan demikian, aksi demo dan boikot yang serempak dilakukan oleh masyarakat dari berbagai negara didunia ini menunjukkan jihad sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Prof. Quraish Shihab. Bahwa mujahid (orang yang berjihad) adalah orang yang mencurahkan seluruh kemampuannya dan berkorban atau bersedia berkorban dengan apa saja yang berkaitan dengan dirinya sendiri.

Nabila Husna
Nabila Husna
Pegiat novel dan segala jenis film maupun series
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.