Namanya Ganjar Pranowo. Sebelum tahun 2013, nama Ganjar nyaris tak terdengar. Jangankan tingkat nasional, di tanah kelahirannya saja, Tawangmangu Karanganyar mungkin banyak orang tak kenal.
Nama Ganjar baru jadi perbincangan publik saat ia dicalonkan PDIP dalam pertarungan Pilgub Jateng 2013. Perbincangan publik saat itu pun masih sederhana. Baru taraf siapa dia? Kok bisa dapat rekom dari ibu Mega.
Kans Ganjar jadi gubernur Jateng waktu itu juga sangat mepet. Elektabilitasnya hanya 3 persen. Sementara lawannya adalah gubernur incumbent, Bibit Waluyo. Yang pasti lebih terkenal dan punya modal kuat.
Tapi takdir berkata lain, Ganjar menang dan jadi gubernur Jateng. Bahkan sampai dua periode.
Meski banyak melakukan gebrakan saat jadi gubernur, tapi nama Ganjar belum menasional. Baru saat 2019 akhir, nama Ganjar mulai tenar. Namanya masuk dalam berbagai lembaga survei besar.
Ganjar dikait-kaitkan sebagai kandidat kuat Capres di 2024. Namanya kerap muncul di media baik lokal maupun nasional. Bahkan, ia selalu masuk dalam tiga besar capres potensial. Bersanding dengan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Kans Ganjar tinggi, sebagai penerus Jokowi.
Sejak saat itu, nama Ganjar selalu diperbincangkan. Dukungan terus mengalir. Bahkan sejumlah orang sampai mendirikan barisan relawan. Awalnya satu relawan. Lambat laun nambah terus, dua, tiga dan sekarang sudah sampai puluhan.
Hampir tiap hari, selalu ada deklarasi. Semua mantab dukung Ganjar sebagai calon pemimpin negeri.
Tapi moncernya elektabilitas dan ramainya dukungan ditanggapi santai oleh Ganjar. Setiap ditanya soal Pilpres 2024, Ganjar hanya tersenyum. Jawabannya juga selalu nylimurke, seolah tak tertarik membahas isu itu. “Aku tak ngurusi covid wae”, “Halah survei opo to?,” “Copras capres, copras capres,”. Begitu jawaban Ganjar ketika ditanya waratawan.
Ganjar empan papan kalau soal ini. Dia tahu bagaimana menempatkan diri, yang masih punya tanggungjawab menyelesaikan tugasnya sebagai bapaknya wong Jawa Tengah. Sebagai gubernur Jateng, ia harus melayani warga, hingga tahun 2023.
Ganjar juga bukan tipe politisi yang ngebet jadi presiden. Sampai sekarang, ia tak pernah jumawa meski dijagokan. Jangankan sombong, sekalipun ia tak pernah ngomong. Kan ada gubernur sebelah, sudah pede mau mencalonkan. Padahal partai saja nggak punya. Elektabilitasnya juga biasa saja. Hehehe…
Beberapa kali ditanya, Ganjar mengatakan, urusan presiden urusan yang di atas. Siapa yang dimaksud Ganjar di atas itu? Tuhan dan pemegang hak preogratif atas pencalonan presiden di partainya, PDIP.
Kalau melihat track record Ganjar, ia memang bukan jenis politikus yang ambisius. Membaca buku biografinya, menyelami kebiasaan hidupnya, semua orang tahu siapa Ganjar. Ia hanya wong ndeso, dari keluarga biasa-biasa saja.
Sudah jadi seperti sekarang saja, Ganjar sudah sangat bersyukur. Bagaimana tidak, dulu hidupnya susah, ke sekolah nyeker karena nggak punya sepatu. Semasa kecil, Ganjar harus bantu jualan bensin eceran demi makan. Hingga harus berpindah-pindah rumah kontrakan, karena tak punya uang.
Kini, Ganjar jadi gubernur. Jadi orang nomor satu. Mungkin baginya, capaian itu sudah sangat luar biasa. Siapa yang menyangka. Anak dari lereng Gunung Lawu, yang kalau ke sekolah nyeker itu, bisa jadi gubernur. Dia sendiri juga mungkin tak mengira.
Makanya, Ganjar santai saja saat disebut menjadi kandidat kuat Capres 2024. Bahkan ia juga santai, saat banyak pihak menjadikannya sasaran tembak.
Elektabilitas dan popularitas bukan hal penting untuk diperjuangkan Ganjar. Makanya, saat dapat serangan membabi buta, ia hadapi dengan tanpa beban. Ngalir saja seperti air di sungai mahakam.
Kasus terbaru misalnya, Ganjar diserang habis-habisan soal Wadas. Bukannya mundur dan mengamankan popularitas ataupun elektabilitas, Ganjar maju dengan kesatria. Mengambil resiko yang ditakutkan banyak politisi lainnya. Kehilangan popularitas dan elektabilitas.
Itulah yang justru membuat publik makin gandrung dengan Ganjar. Ia dinilai tulus bekerja, melayani rakyat dengan sepenuh hati. Mau jadi presiden atau tidak, Ganjar nggak peduli.
Mungkin juga sampai saat ini Ganjar masih belum kepikiran menggantikan Jokowi. Tapi, kita tidak tahu apakah Ganjar akan menjawab panggilan negeri. Banyak masyarakat mendambakan ia jadi pemimpin. Mengabdikan dirinya demi kemaslahatan bangsa saat tugasnya sebagai gubernur selesai di 2023 nanti.