Selasa, April 30, 2024

AI dalam Akuntansi, Peluang atau Ancaman?

Syihab Rifqi Hadzami
Syihab Rifqi Hadzami
Do your best, and let god do the rest

Artikel ini berangkat dari kegelisahan saya karena maraknya berita tentang AI akhir-akhir ini. Apakah saya harus mengorbankan impian saya untuk menjadi seorang akuntan profesional demi masa depan yang tidak terancam oleh keberadaan AI?

Dalam era modern ini, teknologi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) telah mengubah pandangan industri dan kehidupan kita secara signifikan. Dengan kemampuannya untuk memproses data dengan cepat, belajar dari pengalaman, dan mengambil keputusan yang cerdas, AI telah menjadi kekuatan mendasar yang mengubah cara kita bekerja, berinteraksi, dan bahkan berpikir.

Dari mobil yang bisa bergerak tanpa dikendalikan supir, hingga asisten virtual seperti alexa dari Amazon. AI telah menghasilkan inovasi yang luar biasa, membuka pintu menuju kemajuan yang belum pernah mungkin terjadi sebelumnya. Oleh karena itu, mari kita mengenal sedikit apa itu AI.

Menurut IBM, AI adalah bidang yang menggabungkan komputasi dan kumpulan data yang kuat untuk memecahkan masalah. AI membantu manusia untuk melakukan tugas dan mengambil keputusan dengan menggunakan mesin. AI merupakan suatu sistem yang terus belajar dan berkembang secara terus menerus, sehingga semakin sering digunakan maka semakin banyak juga kemampuan yang dapat diserapnya.

AI mulai memainkan peran penting dalam berbagai aspek di kehidupan, mulai dari pendidikan dan pelayanan kesehatan, hingga keuangan dan akuntansi. Semakin besar volume data yang dibutuhkan oleh seorang akuntan, maka semakin besar pula kebutuhan akan teknologi analitik yang dapat mengolah data dalam jumlah besar tersebut dengan cepat dan akurat sehingga menghasilkan informasi keuangan yang berkualitas.

Di satu sisi, AI memang dapat menjadi ancaman bagi kinerja seorang akuntan dalam mengelola akuntansi. AI dapat melakukan banyak tugas akuntansi secara lebih cepat dan akurat daripada manusia. Selain itu, AI juga dapat terus belajar dan berkembang, sehingga kemampuannya akan semakin meningkat seiring waktu. Hal ini dapat membuat sebagian besar tugas akuntansi dapat dilakukan oleh AI, tanpa memerlukan campur tangan manusia.

Namun, apakah AI memang bisa melakukan segalanya? Faktanya, masih ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa atau mungkin BELUM BISA dilakukan oleh AI. AI masih belum mampu mengerjakan tugas-tugas akuntansi yang membutuhkan pemahaman dan kreativitas, seperti penilaian aset, analisis data keuangan, perencanaan sistem akuntansi, dan penasihat keuangan. Tugas-tugas tersebut masih memerlukan peran manusia untuk memastikan bahwa hasilnya tepat dan sesuai dengan standar akuntansi.

Di sisi lain, AI juga dapat dilihat sebagai peluang bagi karyawan akuntansi. AI dapat membantu karyawan akuntansi untuk fokus pada tugas-tugas yang lebih kompleks dan membutuhkan pemikiran strategis. Selain itu, AI juga dapat membantu karyawan akuntansi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja mereka.

Beberapa contoh penerapan AI dalam akuntansi adalah AI dapat digunakan untuk mengotomatiskan tugas-tugas rutin, seperti rekonsiliasi rekening bank dan pemrosesan faktur. Hal ini dapat menghemat waktu dan tenaga akuntan, sehingga mereka dapat fokus pada tugas yang lebih kompleks. Lalu AI juga dapat membantu akuntan menganalisis data keuangan dalam hal mengidentifikasi tren dan pola yang tersembunyi, yang dapat digunakan untuk membuat keputusan bisnis yang lebih baik. Terakhir, AI juga dapat digunakan untuk mengembangkan sistem akuntansi, membantu akuntan untuk membuat sistem akuntansi yang lebih efisien dan efektif.

Secara keseluruhan, AI memiliki potensi untuk mengubah cara kerja akuntan. Namun, AI tidak dapat menggantikan peran manusia sepenuhnya. Akuntan masih akan diperlukan untuk memberikan wawasan dan penilaian yang diperlukan untuk mengambil keputusan bisnis yang tepat. Seperti yang saya jelaskan di paragraf sebelumnya, AI masih memiliki keterbatasan dalam hal pemahaman dan kreativitas. Oleh karena itu, akuntan harus fokus pada pengembangan keterampilan mereka di bidang-bidang yang tidak dapat digantikan oleh AI.

Keterampilan berpikir strategis, komunikasi, dan kepemimpinan adalah keterampilan yang sangat penting bagi akuntan. Keterampilan berpikir strategis memungkinkan akuntan untuk mengidentifikasi masalah dan mengembangkan solusi yang efektif. Keterampilan komunikasi memungkinkan akuntan untuk menyampaikan informasi kepada pemangku kepentingan yang relevan. Keterampilan kepemimpinan memungkinkan akuntan untuk membimbing dan menginspirasi tim mereka.

AI dapat digunakan untuk mengotomatiskan tugas-tugas akuntansi yang bersifat rutin dan berulang. Hal ini dapat menghemat waktu dan tenaga akuntan, sehingga mereka dapat fokus pada tugas yang lebih kompleks. Seorang akuntan harus mempelajari cara menggunakan teknologi AI untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja mereka. Dengan demikian, mereka dapat memanfaatkan potensi AI untuk meningkatkan kinerja mereka.

Terakhir, pesan dari saya kepada para akuntan dan calon akuntan, AI merupakan alat yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja akuntan. Dengan demikian, AI dapat membantu akuntan untuk bekerja lebih baik. Akuntan harus menyadari bahwa AI adalah alat yang dapat membantu mereka, bukan alat yang akan menggantikan pekerjaan mereka. Dengan kata lain, kita harus bersahabat dengan AI bukan malah memusuhi dan menolak keberadaan AI, karena tidak mungkin juga kita menolak suatu perkembangan teknologi. Dengan berpikir demikian, akuntan dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan yang dibawa oleh AI.

Syihab Rifqi Hadzami
Syihab Rifqi Hadzami
Do your best, and let god do the rest
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.