Minggu, November 24, 2024

Pertarungan Wacana Pendukung dan Penolak FPI

Fajar Cahyono
Fajar Cahyono
mahasiswa fakultas filsafat UGM dan Mahasiswa magang Drone Emprit
- Advertisement -

Berdasarkan dokumen yang dicatat oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri), keterangan masa izin Front Pembela Islam (FPI) sebagai ormas terdapat dalam Surat Keterangan Terdaftar (SKT) 01-00-00/010/D.III.$/VI/2014 dengan masa berlaku sampai 20 Juni 2019.

Pada tanggal 21 Juni 2019 FPI sudah mengajukan berkas perpanjangan, namun setelah di verifikasi oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) masih ada 10 berkas yang belum lengkap. Akibatnya perang wacana naik ke permukaan. Wacana yang muncul terpolar menjadi dua yaitu kelompok yang mendukung perpanjangan dan pemberhentian izin Organisasi Masyarakat (ormas) FPI.

Pertanyaan yang ingin dijawab pada tulisan ini yaitu, apakah ada relasi topik antara Online News local dengan percakapan di Media Sosial Twitter? Bagaimana kedua kubu membangun wacana izin ormas FPI?

Drone Emprit (selanjutnya DE) memantau percakapan seputar FPI dengan menggunakan Twitter dan Online News local. Data ditarik dengan kata kunci Front Pembela Islam dan FPI, dengan menggunakan filter kata izin, ijin, SKT, dan surat keterangan terdaftar. Periode pemantauan dilakukan sejak 2-9 Juli 2019.

Komparasi Tren Percakapan Online News local dan Twitter

Tren Percakapan di Online News local “tidak selalu” ekuivalen mempengeruhi dengan percakapan di Media Sosial Twitter, termasuk pada kasus FPI. Data yang diperoleh DE, sepanjang 8 hari belakangan (2-9 Juli 2019) terdapat 1.729 twit, dan 126 pos di portal berita tentang FPI. Melihat dari grafik, ada kenaikan tren pemberitaan pada tanggal 5 Juli dan 8 Juli 2019.

Pada tanggal 5 Juli 2019, Kemendagri mengatakan bahwa ormas FPI belum memenuhi administrasi berkas SKT. Pemberitaan tersebut memicu kenaikan pada percakapan Twitter dengan topik percakapan sama. Sedangkan pada tanggal 8 Juli terdapat ketidaksesuaian antara keduanya, pada Online News local naik dan percakapan Twitter turun. Baru pada tanggal 9 Juli percakapan naik kembali disebabkan oleh postingan @aura_palestine yang merespon isu tentang SKT.

Persebaran Followers Twit

Exposure (persebaran Followers Twit) merupakan persebaran twit berdasarkan jumlah followers. Pada percakapan mengenai FPI terdapat Users yang paling banyak membicarakan topik ini dalam rentang 101-500 followers sebesar 623 twit (36.03%) dan paling banyak kedua 1001-10K followers sebesar 415 twit (24%).

Menurut Fahmi (2019) semakin besar jumlah followers akan menjadi salah satu indikator untuk mengurangi kemungkinan penggunaan bots. Hal itu juga bisa diperkuat oleh persebaran retweet salah satu most retweet yang cukup merata. Walaupun demikian, saat ini penggunaan bots sudah bertransformasi tidak hanya ditandai oleh jumlah followers yang sedikit, melainkan juga sudah memiliki pengikut yang banyak. Penyebabnya, akun anonim atau bots saling mem-follow untuk meningkatkan jumlah followers.

Tingkat Interaksi

Interaction rate (tingkat interaksi) adalah jumlah reply dan retweet dibagi jumlah mention baru (Fahmi, 2019: 21).  Interaction rate percakapan per-twit cukup tinggi yakni 5,22 %. Hal ini menunjukkan bahwa percakapan ini cukup interaktif (Fahmi, 2019: 6).

- Advertisement -

Topik Pemberitaan 

Topik pemberitaan didominasi oleh persoalan berkas administrasi yang belum dilengkapi oleh FPI sehingga Kemendagri belum bisa menerbitkan perpanjangan SKT. Walaupun demikian, ada topik lain di antaranya respon pengurus FPI mengenai tidak terganggunya kegiatan tanpa SKT dan Habib Rizieq yang jadi syarat rekonsiliasiDua Puluh Besar Retweet Terbanyak

Jika dilihat dari Twenty Most Retweet terdapat dua polarisasi yaitu kelompok pendukung dan penolak izin ormas FPI. Kelompok pendukung izin ormas, memainkan isu tentang FPI yang responsif terhadap bencana alam, pelayaan umat, dan tidak terpengaruh dengan keberadaan SKT. Sedangkan kelompok penolak, memainkan isu FPI anti-pancasila, anti-NKRI, tidak taat administrasi, dan pro kekerasan.

Keterlibatan Muslim Cyber Army (MCA)

Adanya keterlibatan buzzer MCA (Muslim Cyber Army) pada akun @aura_palestine yang menjadi mostretweet pada kasus izin omas FPI. Akun @aura_palestine dikendalikan oleh @LisaAmartaratara3 yang khusus untuk memperkuat dan menyerang pihak lawan. Ada indikasi postingan ini melibatkan group Facebook tertutup dari buzzer MCAGroup itu merupakan wadah untuk membahas informasi dan pemberitaan terkait Islam, lalu secara terkordinir menyebarkan ke lini masa (Sumandoyo, 2018).

Viralnya twit @aura_palestine mengenai SKT disebabkan oleh adanya pengaruh besar dua influencer @LisaAmartara-tara dan @Memarshall_rama. Selain itu, indikasi terlibatnya MCA juga diperkuat oleh adanya ketimpangan (suka, komen, dan retweet) antara twit satu dengan yang lainnya. Walaupun demikian, jika dilihat grafik SNA turut disayangkan tidak adanya influencer lain yang membantu akun @aura_palestineuntuk mendukung kelompok pendukung izin ormas.

Penggunaan Tagar

Kelima tagar di atas di dukung oleh masing-masing pendukung, baik yang mendukung untuk memberikan izin ormas bagi FPI ataupun yang menolak. Kubu pendukung pemberian izin menggunakan tagar #WeStandWithPrabowo dan #KamiRakyatOposisi. Jika melihat tagar yang digunakan, maka bisa disimpulkan bahwa kelompok pendukung didominasi oleh pendukung 02 Calon Presiden Prabowo. Kubu penolakan pemberian izin ormas menggunakan tagar #bubarkanfpi, #TolakIzinFPI yang mendominasi di tagar yang paling banyak digunakan. Sedangkan tagar #Kemendagri diisi oleh kedua kelompok.

Social Network Analysis

Terdapat dua kluster masing-masing memiliki wacana yang ingin dibangun yaitu kelompok pendukung dan penolak pemberian izin Ormas FPI. Pada Kluster pendukung hanya terdapat satu chamber yang direpresentasikan oleh akun Twitter @aura_palestine. Walaupun hanya satu chamber, tetapi garis dimiliki oleh @aura_palestine lebih banyak dibandingkan chamber lainnya. Sedangkan bagi kluster penolak, terdapat beberapa chamber yang terbentuk. Hal itu menandai keterlibatan influencer kubu penolak cukup banyak.

Kesimpulan

Online News Local dan Twitter “tidak selalu” memiliki relasi  pada kasus izin ormas FPI. Selain itu, pada Online News Local mengenai isu belum lengkapnya berkas perpanjangan izin ormas dimanfaatkan dengan cukup baik oleh kelompok penolak.

Wacana yang dikembangkan yaitu pro-kekerasan, anti-NKRI, intoleran, dan tidak taat administrasi. Pada kelompok pendukung, cukup memberi perlawanan berarti pada tanggal 9 Juli di percakapan Twitter. Wacana yang dibangun yaitu FPI merupakan ormas yang paling responsif terhadap kasus bencana alam, pelayan umat, dan teguh menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar.

Satu hal yang sangat disayangkan dari tema izin ormas FPI, yaitu tidak adanya media yang memberikan evaluasi secara menyeluruh meliputi kesesuaian Ad/Art dengan ketentuan Mendagri dan kegiatan ormas FPI selama lima tahun belakang. Hal ini menjadi penyebab pertarungan wacana hanya bersifat parsial dan cenderung destruktif.

Daftar Pustaka

Sumandoyo, Abi. 2018. Mengenal secara Dekat Muslim Cyber Army. Diakses pada 25 Juli 2019. https://tirto.id//mengenal-secara-dekat-muslim-cyber-army-cFwM

Fahmi, Ismail. 2019. Membaca Indonesia #4 Golput dan Debat Pertama Pilpres 2019. Media Kernels: Jakarta

Fajar Cahyono
Fajar Cahyono
mahasiswa fakultas filsafat UGM dan Mahasiswa magang Drone Emprit
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.