Jumat, April 26, 2024

Menunggu Amerika Serikat yang Baru

Inayah Putri Wulandari
Inayah Putri Wulandari
Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya.

Amerika Serikat akan melaksanakan Pemilihan Umum untuk memilih presiden pada bulan November tahun depan. Pemilu Amerika Serikat 2020 kiranya akan menjadi salah satu pemilu yang sangat berpengaruh terhadap gejolak politik di Amerika Serikat maupun dunia. Pertarungan antara partai demokrat dan partai republikan akan menjadi pertarungan yang sangat seru pasalnya tensi politik domestik Amerika Serikat sedang naik.

Donald Trump dipastikan akan maju kembali untuk menjadi kandidat presiden dari partai republikan. Sosok Trump yang masih kuat di kalangan internal partai membuat dirinya belum mendapat pesaing yang berpengaruh. Berbeda dengan partai republikan yang tidak memiliki gojolak serius di kalangan internalnya, partai demokrat cenderung memiliki tensi persaingan yang cukup tinggi.

Pemilu Presiden Amerika Serikat pada 2020 seolah-olah menjadi momen the awakening bagi politisi dari partai demokrat. Banyak kandidat presiden dari partai demokrat menyerukan gagasan yang kontras terhadap situasi Amerika Serikat saat ini.

Elizabeth Warren menyerukan pajak baru bagi golongan mengenah ke atas. Bernie Sanders menginginkan jaminan kesehatan bagi seluruh negara. Jeff Mackler menginginkan pengurangan biaya militer, open borders, dan penghentian kapitalisme yang terjadi di Amerika Serikat.

Dua kandidat populer dari partai Demokrat, Senator Elizabeth Warren dan Bernie Sanders bersaing sangat ketat untuk menggaet para pemilih muda di Amerika Serikat. Sanders yang melabeli dirinya sebagai seorang sosialis demokatis memperoleh perhatian khusus dari anak muda Amerika Serikat dibuktikan dengan naiknya keanggotaan untuk mendukung Sanders.

Hal yang unik dalam pertarungan presiden 2020 adalah arah baru politik Amerika Serikat yang lebih banyak memberi fokus untuk membahas isu domestik. Kekuatan ekonomi, militer dan politik Amerika Serikat selalu memiliki pengaruh yang besar terhadap negara-negara lain. Amerika Serikat acap kali sering menjadi pemimpin dalam skala dunia bahkan ditunjukkan langsung dengan keterlibatan Presiden Amerika Serikat yang memimpin perkumpulan internasional.

Hal tak terbantahkan mengenai kekuatan ekonomi, militer dan politik Amerika Serikat tidak lagi menjadi satu topik yang urgent untuk dibahas. Sebaliknya, kini Amerika Serikat mengalami berbagai macam permasalahan domestik yang meliputi banyak hal.

Ketimpangan dan stabilitas ekonomi, penggunaan senjata api, hak kaum LGBT maupun yang paling krusial adalah mengenai imigran. Beberapa  masalah tersebut menjadikan masyarakat Amerika Serikat tidak lagi memandang penting kekuatan negaranya dalam panggung dunia. Masyarakat Amerika Serikat kini berjuang untuk dirinya sendiri.

Bergelut dengan permasalahan dalam negeri

Jabatan Presiden Amerika Serikat disebut-sebut sebagai jabatan paling bergengsi di dunia, beberapa orang mengatakan “The President of the USA is the most powerful man in earth”. Kekuatan serta keberadaan presiden Amerika Serikat ini tidak lepas dari pengaruh beberapa kebijakan yang dibuat oleh presiden-presiden sebelumnya seperti Washington Konsensus.

Namun perlu digaris bawahi, jabatan Presiden Amerika Serikat tidak selalu kuat kedudukannya, apalagi ketika politik dalam negerinya mengalami pertarungan hebat antar partai pemerintah dan partai oposisi.

Partai oposisi yang kini dijalankan oleh partai demokrat terbilang sangat progresif. Menggambarkan seolah-olah bahwa Trump adalah the worst president ever, kongres yang mayoritas berasal dari demokrat terus mengkritisi apapun segala kebijakan Trump. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh Trump menjadi ladang ide bagi beberapa kandidat presiden dari partai demokrat. Dua sosok yang paling diuntungkan dari kesalahan Trump adalah Bernie Sanders dan Elizabeth Warren.

Sanders sukses menjadi perhatian khusus anak muda di Amerika Serikat ketimbang kandidat lain yang mengajukan proposal kampanye untuk pemilihan presiden. Kampanye sosialis Sanders mungkin tidak populer ketimbang kampanye masa kini yang menyoroti isu Green New Deal maupun masalah pajak. Akan tetapi kampanye Sanders mengenai sosialis sukses memberikan ide baru bagi pemikiran politik anak muda di Amerika Serikat.

Bagi banyak anak muda progresif di Amerika, sosialis merupakan salah satu cara paling baik untuk mencapai perubahan struktur sosial dalam bidang ekonomi yang selama ini dikuasai oleh kepentingan korporat. Banyak kaum progresif Amerika Serikat menjadikan keberhasilan sosialisme di negara-negara skandinavia sebagai kiblat arah pemikiran. Bagi masyarakat yang pro terhadap republikan, ide sosialis adalah sebuah ide yang sia-sia dan utopia semata.

Meskipun tidak mengklaim dirinya sebagai seorang sosialis seperti Sanders, Warren juga menjadi jalan bagi anak muda untuk menyuarakan perubahan. Satu hal yang lemah dari Sanders ; ia tidak dapat mengajukan proposal kebijakan yang penting. Warren adalah sosok cerdas karena ia dengan jelas menyampaikan kebijakan yang sangat dekat dengan permasalahan anak muda.

Dalam beberapa pidato kampanyenya, Warren menyampaikan akan membuat sistem kuliah tanpa biaya serta membatalkan utang biaya kuliah mahasiswa yang ada di bank. Di Amerika Serikat sendiri biaya kuliah yang terus naik dalam beberapa waktu belakangan menjadi permasalahan yang sangat mendasar bagi banyak kalangan muda maupun orang tua.

Selain permasalahan biaya kuliah, hal yang paling sering dibicarakan adalah kepastian mengenai Green New Deal dan jaminan kesehatan sosial yang menyeluruh. Bagi kalangan muda di Amerika Serikat, masa depan mereka secara perlahan telah dirusak oleh para politisi yang tidak peduli terhadap isu lingkungan maupun sosial.

Perpecahan di dalam kubu internal partai menjadi persoalan yang sering diprioritaskan di publik. Perpecahan ini menyebabkan keriuhan politik tanpa akhir dan memunculkan sentimen negatif oleh publik terhadap politisi di Amerika Serikat. Munculnya sifat proteksionis dalam pemerintahan Amerika Serikat saat ini adalah sebuah reaksi alamiah atas apa yang terjadi pada sektor sosial dan ekonomi Amerika Serikat satu dekade belakangan ini.

Stabilitas politik dan ekonomi Amerika Serikat saat ini mengalami banyak tantangan. Amerika Serikat yang sebelumnya sangat gemar mendeklarasikan dirinya menjadi aktor utama dalam banyak konflik dunia kini justru mendapat banyak tekanan dari urusan domestik mereka. Dengan urusan dalam negeri yang tidak stabil,  alih-alih menciptakan panggung dunia yang baru, Amerika Serikat saat ini hanya bermain di atas panggung yang telah mereka buat di masa lalu.

Siapapun presiden yang terpilih pada pemilu 2020 mendatang, dapat dipastikan ia merupakan sosok yang menaruh perhatian besar terhadap kondisi domestik dalam negeri. Sebagai kiblat dari demokrasi universal dan globalisasi, Amerika Serikat yang baru harus menjadi sahabat yang ramah untuk diajak berguru.

Referensi :

https://www.vpr.org/post/two-progressives-diverge-2020-run-differences-between-sanders-warren-come-fore#stream/0

https://www.theguardian.com/commentisfree/2019/jun/13/bernie-sanders-socialism-old-school-american-liberalism

Inayah Putri Wulandari
Inayah Putri Wulandari
Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.