Belakangan ini cukup sering kita mendengar pemisahan lintas generasi yang berakhir dengan ragam istilah semacam; ada gen X lah, Y lah, dan belakangan ini santer banget yaitu Gen Alpha.
Namun terdapat hal yang menarik khusus untuk generasi tahun 90-an, generasi ini adalah generasi dengan rentan 10 tahunan yang ‘dianggap’ sebagai generasi yang dapat menyelesaikan sesuatu dengan cara lama namun dapat menikmati suatu hal baru dalam hidup mereka yang membentuk ciri khas dari generasi ini, apa sajakah itu?
Mari kita bahas!
Gen 90’s, Kebahagiaan dan Nostalgia
Secara teoritis, dapat dikatakan bahwa generasi 90an adalah bagian dari kategori Gen Y dimana menurut Lancaster & Stillman, Gen-Y digambarkan sebagai generasi yang sangat akrab dengan teknologi dan komunikasi digital sehingga mudah bagi mereka melakukan banyak hal hanya dengan seperangkat alat teknologi namun membuat para Gen 90an ini masih memiliki ‘cara lama’ dalam mencari kebahagiaannya, sebut saja, berlari memburu layang-layang sampai harus masuk selokan juga misalnya?
Membeli CD atau VCD di toko pinggiran atau, menikmati radio dan merekam menggunakan Walkman? hal tersebut adalah hal yang juga generasi sebelum mereka lakukan, bukan? Mengapa hampir setiap generasi 90an yang sebenarnya adalah Gen-Y ini senang dengan hal-hal yang berbau seperti itu? Sebenarnya alasannya cukup sederhana, yaitu karena mereka dulu sangat menikmatnya.
Maju
Sepertinya sub judul di atas sudah menggambarkan ciri utama dari generasi ini ya? Betul, Generasi ini adalah generasi yang berisi manusia dengan karakter yang menyambut baik kemajuan dihadapannya, meski dengan masa lalu yang kuat.
Jika diperhatikan generasi ini dapat dengan sangat cepat beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang terjadi beberapa tahun kebelakang (2010an) dimana perkembangan gawai, media sosial, tren marketplace, ragam hiburan berbasiskan teknologi sedang berkembang pesat. Namun kita juga tahu pasti sebagian besar dari orang tua tidak mau atau sangatlah lambat dalam mempelajari teknologi. Yep, Generasi 90an sekali lagi ibarat berada di antara dua dimensi antara masa lampau dan masa depan.
Setelah kita membahas ciri khas tersebut, tentu akan timbul rasa penasaran bagaimana hasil dari hal tersebut, jawabannya? Fantastis! Mereka dapat menjalankan kehidupan di era yang jauh lebih maju ketimbang masa 90an itu sendiri dengan sangat baik dengan menyeimbangkan apa yang mereka miliki saat ini dan yang ada di masa lalu. Tentunya hal ini akan dengan mudah kita temui contohnya dalam berbagai hal, seperti hiburan, produktifitas pekerjaan, gaya berpakaian dan pola pikir yang cukup beragam.
Musik
Sederhananya sekarang ini ada beberapa gaya atau aliran musik populer sebut saja Indie, Rock, EDM dan yang belakangan ini kembali meledak, K-pop. Tentunya setiap aliran ini memiliki penikmatnya masing-masing terkait dengan rentan umur, waktu, dan lingkungannya namun pada saat ini bisa dikatakan keempat aliran tersebut lah yang paling mendominasi.
Rock dan Indie mudahnya adalah jenis musik yang sudah lama sekali dinikmati kalangan orang jaman dulu bahkan dari orang tua kita masih muda sekalipun khususnya Indie yang baru belakangan ini booming, karena perlu diketahui bahwa Indie sebenarnya bukanlah genre melainkan gaya bermusik dimana sejak tahun 50an pun sudah ada dengan konsep country.
Sementara EDM, dan K-pop juga sebenarnya sudah ada sejak jaman dahulu dengan konsep klasiknya, namun berkat kemajuan teknologi yang ada pada masa kini, aliran ini pun meroket dan memiliki penggemar karena dapat meningkatkan gairah dan mood seseorang secara cepat, katanya begitu, sih.
Lalu apa kaitannya hal ini dengan selera orang-orang tahun 90-an? Sederhananya, karena mereka memiliki alasan untuk dapat menikmati musik dengan lebih beragam, mereka dapat memahami, menyukai musik dan menikmatinya dari liriknya, mungkin juga instrumennya yang membentuk sebuah seni atau jenis musik berdasarkan beat yang kencang sehingga memicu gairah seseorang. That’s the value!
Pekerjaan
Dunia pekerjaan pada zaman ini semakin lebih bervariatif, tentu kemajuan teknologi lagi-lagi adalah salah satu pemain terbesar. Seiring waktu, semakin banyak jenis pekerjaan baru yang berkaitan erat dengan digitalisasi. Hasilnya? Bisa kita lihat sendiri mulai dari hadirnya posisi baru seperti, social media marketing, SEO analysis lalu juga jenis perusahaan startup yang berbasiskan teknologi.
Hal ini juga secara tidak langsung akan menimbulkan gaya bekerja baru yang lebih dikenal dengan remote dimana sistem kerja ini menawarkan fleksibilitas bagi karyawan untuk bekerja diluar kantornya. Keren kan? Hal inilah yang masih dapat disambut baik oleh mereka, meski teknologi sudah sangat maju namun nyatanya mereka dapat berkotribusi dengan sangat baik!
Gaya
Semua hal pasti berubah, termasuk juga tren berpakaian. Ya, kalau kamu amati dimana pun pasti kamu pasti bisa menemukan orang-orang dengan jenis gaya seperti diatas, memang tidak mutlak seperti pada gambar ya, namun lebih kearah konsep berpakaiannya.
Boleh kita tengok mode pakaian old school yang memiliki konsep yang gombrang dan mengenakan pakaian berbahan denim karena denim adalah petanda kebesaran fashion kala itu, selain juga penggunaan warna-warna mencolok juga adalah ciri pakaian pada saat itu. Lalu muncul new school yang merujuk pada tren yang terbentuk hasil dari jaman sekarang ini.
Ciri khas dari tren ini adalah penggunaan bahan tertentu yang sesuai dengan konsep jaman sekarang, semisal bahan polyester, cotton dan wol yang dapat dengan mudah mengikuti lekuk tubuh yang sesuai dengan tren saat ini, lalu penggunaan motif dalam berpakaian yang semakin minimalis, seperti hanya menambahkan satu kata sebagai motif, atau motif garis-garis atau bahkan, polos.
Pertanyaan lalu timbul, mengapa tren pakaian jadul dapat kembali eksis hingga saat ini? Jawabannya tentu karena mereka pernah merasakan menggunakan pakaian tersebut semasa kecil dan remajanya, hasil dari wawancara penulis mengungkapkan bahwa dua alasan kuat bagi rekan-rekan penulis untuk masih menggunakan style tersebut adalah catchy alias mencolok dan berbeda, lalu pakaian tersebut sangat mudah digunakan.
So, which one are you?
Kritis
Pola pikir akan digunakan seseorang untuk menanggapi suatu hal atau permasalahan dengan cara memberi tanggapan secara kritis, kritis yang dimaksud ialah mampu menanggapi permasalahan dengan baik, dengan cara memilah informasi secara objektif lalu kemudian membangun argumen dengan data yang kuat. Lalu apa sih yang bisa menguatkan argumen?
Tentu, pengetahuan dan wawasan! Literatur dapat dikatakan sebagai sumber wawasan karena berisikan sejarah perkembangan, tanggapan para tokoh dan narasi yang kemudian dapat diserap informasinya oleh pembaca. Kembali lagi ke topik, ditengah kekuatan industri cerita semacam komik, atau narasi saat ini, literatur kuno atau jurnal membutuhkan minat terlebih.
Nah, akibat dari masih dekatnya dengan era klasik inilah yang membuat anak generasi ini memiliki minat besar terhadap literatur jadul ini (selain mungkin karena tuntutan seperti edukasi,ya).
Perubahan generasi ibarat muara, beragam alirannya satu akhirnya, kemajuan manusia.