Kamis, Maret 28, 2024

Makanan yang Beragam

Oleh: Delon SW, SMA Cinta Kasih Tzu Chi

Esai favorit lomba: Mengenal Indonesia, Mengenal Diri Kita

Keberagaman adalah perbedaan/beraneka ragam sesuatu hal. Keberagaman pastinya ada. Ciri khas keberagaman ada di negara Indonesia.

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya, suku bangsa, ras, bahasa, agama, dan kepercayaan. Selain itu, Indonesia memiliki keragaman hayati, hewan, tumbuhan dan tempat wisata.

Kita ambil contoh di desa. Ada cukup banyak desa di Indonesia yang mementingkan toleransi di tengah keberagaman yang ada di desa tersebut. Mereka saling menghargai satu sama lain tanpa memandang perbedaan. Ini berarti mereka memegang teguh semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Contoh nyatanya  ada di Jepara, Jawa Tengah. Ada desa yang memiliki keberagaman agama dan kepercayaan. Nama desanya adalah desa Plajan. Desa tersebut masuk wilayah Kecamatan Pakis Aji. Desa itu berjarak sekitar 22 km ke arah timur Kota Jepara. Desa yang berada di sudut timur Kecamatan Pakis Aji ini memiliki luas 1.044.500 hektar. Secara administratif, desa ini terdiri dari 43 RT, 7 RW dan 24 dukuh sehingga Desa Plajan tergolong luas dan berpenduduk banyak.

Desa Plajan terdiri dari empat penganut, yaitu Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha. Dan juga memiliki 14 masjid, 40 musala, 4 pura, dan 1 gereja. Dari catatan desa, ada sekitar 7.515 penganut Islam, 435 orang beragama Hindu, 55 orang beragama Kristen, dan 4 orang beragama Buddha. Meskipun sangat beragam, mereka tetap hidup rukun dan nyaman. Mereka saling menghormati dan tidak ada gesekan. Dengan kata lain, toleransi terjaga dengan baik di tempat ini.

Kepala Desa Plajan, Priyatin mengatakan keberagaman keyakinan dan agama yang ada di desa tersebut sudah terjadi turun-temurun. Hubungan antarumat terjaga dengan baik dan saling menghargai. “Kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, warga sudah saling menghargai. Setiap hari warga di sini saling membaur tanpa sekat beda agama. Ini seperti miniatur Indonesia,” papar dia.

Hal yang sama ditunjukkan oleh desa lainnya di daerah Banyumas. Desa Banjarpanepen, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah adalah letak desanya. Desa Banjarpanepen ditetapkan menjadi Desa Sadar Kerukunan. Desa terpencil yang berjarak sekitar 40 km arah tenggara dari Ibukota Kabupaten Purwokerto ini menjadi salah satu dari lima desa di Jawa Tengah yang menjadi percontohan kerukunan antarumat beragama.

Sejak puluhan tahun silam, umat Islam, Buddha, Kristen dan kepercayaan di desa tersebut hidup berdampingan. Di desa yang berada di ketinggian 300 mdpl ini terdapat beberapa rumah ibadah, yaitu masjid, gereja, dan vihara. Kepala Desa Banjarpanepen, Mujiono mengatakan bahwa di desanya terdapat 1.853 kepala keluarga (KK) atau hampir 6.000 jiwa. Namun, di desa tersebut, masyarakatnya menghargai satu sama lain meskipun memiliki keragaman agama dan kepercayaan. Hal ini membuktikkan bahwa kehidupan toleransi antarumur beragama diterapkan di desa ini.

Ada contoh nyata lainnnya, tapi kali ini bukan desa. Contoh nyatanya terdapat di daerah Timika, Papua. Pemuda dan pemudi intas agama ikut mengamankan pelaksanaan shalat Idul Fitri 1440 Hijriah. Ketua FKUB Mimika Ignastius Adii mengatakan bahwa ada 65 peuda dan pemudi yang terlibat mengamankan Shalat Ied di Timika.

Contoh nyata lainnya ada juga di perkuliahan. Kisah ini diunggah di media social Facebook pada Jumat (10/5/2019) oleh Andi Triwahyuni, salah satu mahasiswa yang sedang mengikuti kuliah dosennya.  Kali ini dosen menyediakan makanan untuk mahasiswa yang berpuasa. Dia adalah Rusli Ginting, dosen di Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Dosen tersebut yang mengetahui waktu berbuka puasa, mentraktir makanan bagi mahasiswanya yang berpuasa. “Beliau bilang, ‘sudah azan ya, karena in Ramadhan, maka bapak memberikan waktu 30 menit untuk berbuka puasa bagi yang Muslim, yang tidak berpuasa pun silahkan beristirahat. Eh sebentar Bapak punya rezeki sedikit untuk kalian’,” ujar Andi yang berkuliah di Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen S1.

Kemudian, Rusli pergi ke ruangan dosen dan membawa sekotak roti dan sekotak minuman teh untuk para mahasiswanya. Meskipun hanya ada enam atau tujuh mahasiswa Muslim yang berpuasa di kelas itu dari 25 mahasiswa, tetapi sikap Rusli sangat toleransi dan menghargai. Atas kebaikan dosen itu, para mahasiswa pun beristirahat sembari menyanta roti coklat dan teh untuk menunaikan ibadah puasa. “Beliau hanya bilang, ‘saya hanya ingin berbagi, terutama untuk kalian yang berpuasa’,” ujar Andi.

Meskipun jam buka puasa berada di tengah-tengah jam kuliahnya, Rusli pun tidak memperpanjang jam kuliahnya. “Kuliahnya enggak dimundurin. Kami tetapi selesai pukul 19.30,” ujar Andi.

Selain itu Andi mengungkapkan bahwa Rusli menjadi dosen kesayangan bagi mahasiswa-mahasiswa Fakultas Ekonomi. Menurut Andi, Rusli adalah pribadi yang baik dan ramah. Selain memiliki sifat yang ramah, Rusli tidak pernah mempersulit mahasiswanya. Hal-hal itulah yang membuat dirinya dikagumi oleh Andi. ‘Pak Rusli juga mempunyai jiwa kepemimpinan yang membuat saya salut. Saat mengajar mata kuliah, saya sangat paham dengan apa yang beliau ajarkan,” ujar Andi.

Hal-hal di atas membuktikan bahwa masih adanya toleransi di negara Indonesia. Banyak manfaat yang didapat dari toleransi. Contohnya toleransi di desa, warganya bisa mengajarkan toleransi kepada keturunannya supaya setiap keturunan ada sikap toleransi di desa. Kalau saat penjagaan Sholat oleh agama selain Islam manfaatnya adalah terjalinnya hubungan yang baik sesama agama. Manfaat yang besar pastinya didapat dari Universitas ataupun sekolah, dosen ataupun guru yang mengajarkan kepada mahasiswa ataupun muridnya dan mampu menerapkan sikap toleransi atau menghargai terhadap sesama akan diteladani oleh mahasiswa ataupun murid terlebih lagi mereka adalah penerus generasi bangsa.

Mungkin kita sekarang memiliki sedikit saja pandangan negatif terhadap suatu agama/ras/suku/golongan. Memang terdapat perbedaan yang mungkin cukup signifikan. Yang diperlukan saat ini adalah menerima apapun perbedaan yang ada di sekitar kita, bahkan perbedaan pada teman dekat kita sekalipun. Yang saya tekankan adalah perlu, bukan harus, karena menerima perbedaan adalah keperluan kita untuk menjalin perdamaian, bukan suatu keharusan.

Kita harus memiliki rasa toleransi dan menerima terhadap sesame terlebih karena perbedaan yang ada, supaya dapat membangun persatuan yang saat ini tengah rusak di negara Indonesia ini. Hentikan saja keributan akibat perbedaan dan juga jadilah pribadi yang selalu bertoleransi supaya tidak ada keributan.

Toleransi sangat penting bagi semua kalangan masyarakat, oleh karena itu keberagaman yang ada jangan dijadikan alasan ribut satu sama lain. Jika kita bertoleransi dan menerima keberagaman, kedamaianlah yang didapat dalam kehidupan bermasyarakat Indonesia. Sebaliknya jika toleransi tidak diterapkan, keributan, kekacauan, dan provokasi yang didapat.

Saya mengajak untuk bertoleransi, saya tidak memaksa tetapi mengajak dalam hal yang baik. Toleransi mendapatkan hal yang positif sedangkan intoleransi mendapatkan banyak hal negatif. Untung tidak didapat, rugi yang didapat, itulah intoleransi. Sebaliknya untung didapat, kerugian tidak ada, itulah toleransi.

Referensi:

http://indonesiabaik.id/infografis/kita-indonesia-satu-dalm-keberagaman#:~:text=Indonesia%20adalah%20negara%20kepulauan%20yang,kekayaan%20dan%20keindahan%20bangsa%20Indonesia.

https://penelitianilmiah.com/pendahuluan-esai/

https://tambahpinter.com/contoh-essay/#Contoh_Essay_Pendidikan

https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-3662699/belajar-keberagaman-dan-kerukunan-dari-desa-plajan-jepara

https://regional.kompas.com/read/2019/09/03/09372521/di-desa-terpencil-ini-umat-beragama-hidup-berdampingan-gotong-royong?page=all

https://regional.kompas.com/read/2019/08/20/07150091/7-kisah-damai-merawat-toleransi-indonesia-?page=all

https://regional.kompas.com/read/2019/08/20/07150091/7-kisah-damai-merawat-toleransi-indonesia-?page=all

https://medan.tribunnews.com/2019/05/13/dosen-non-muslim-rusli-ginting-bagikan-makanan-berbuka-bagi-mahasiswa-aksinya-banjir-pujian

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.