Kota Makkah di malam hari. Waktu menunjukkan lewat pukul 9 malam di Arab Saudi. Tim Media Center Haji (MCH) bersama Sekretaris Daker Makkah, Zakaria Anshori bergerak dari Daker Makkah menuju tempat pengemasan Air Zamzam (20/7/2022).
Pabrik pengemasan Air Zamzam letaknya cukup jauh dari Daker Makkah. Juga jauh dari Masjidil Haram. Dari Masjidil Haram jaraknya kurang lebih 10 kilometer. Meski cukup larut, kira-kira pukul 10 malam, Tim MCH mendapat sambutan hangat dari jajaran pejabat Zamazemah Company. Ya, Al-Zamzemah Company atau Zamazemah United Ofiice, adalah nama perusahaan pengemasan Air Zamzam Kerajaan Arab Saudi.
Dari sekian banyak kisah tentang sejarah dan soal pengolahan dan pengemasan Air Zamzam, ada satu kisah menarik, kenapa Air Zamzam tak pernah terputus sampai kini?
Managing Director, Al-Zamazemah Company, Hassan Mahmoud Abu Al-Faraj menjawab dengan ramah. Katanya, karena Air Zamzam adalah mukjizat dari zaman Ismail dan Hajar. Nah, bagaimana Air Zamzam keluar dari sumur tidak seperti air-air lainnya? Hassan Mahmoud bercerita.
Pernah terjadi pada suatu masa di zaman sebelum Rasulullah SAW, ada peristiwa Jurhum. Kala itu aliran Zamzam sempat terputus atau berhenti. Kenapa Air Zamzam berhenti?
Dari portal BPKH yang mengutip buku Bekal Haji karya Ustadz Firanda Andirja, Air Zamzam terputus saat kabilah Jurhum menguasai Air Zamzam. Singkat cerita, setelah dewasa, Ismail alaihissallam menikah dengan wanita dari kabilah Jurhum dan mempunyai banyak anak. Setelah Nabi Ismail meninggal, kekuasaan Kota Makkah dipegang Suku Jurhum. Pada saat itu, Kabilah Jurhum menguasai air zamzam dan tinggal dalam waktu yang lama. Namun, suku Jurhum tidak mengurus tanah suci Makkah dengan baik. Mereka melanggar kehormatan Baitullah.
Mereka juga mengambil dan memakan harta yang dihadiahkan untuk Ka’bah secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Mereka juga melanggar berbagai perkara yang besar, akhirnya, nikmat Allah berupa air zamzam pun dicabut sedikit demi sedikit hingga air itu pun berangsur-angsur habis dan kering. Tempatnya pun semakin terlupakan dan ditinggalkan hingga akhirnya tidak dapat dikenaili.
Kemudian digali lagi pada zaman Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad. Abdul Muthalib bernama asli Syaibah bin Hâsyim (lahir 497–578), wafat dalam usia 80 tahun saat Rasulullah berusia 8 tahun. Ia merupakan putra dari Hasyim bin Abdi Manaf. Hasyim bin Abdil Manaf, sang ayah merupakan tokoh Quraisy berpengaruh dan memegang tugas menyediakan minuman dan bantuan yang diperlukan kepada jemaah haji. Nah, Abdul Muthalib dikehendaki dan dipilih Allah untuk menemukan Zamzam kembali.
Menurut Hassan Mahmoud, Abdul Muthalib melihat dalam mimpinya bagaimana dan di mana harus menggali sumur Air Zamzam pada saat itu. Abdul Muthalib bermimpi sampai tiga kali. Dalam mimpinya malaikat Jibril memerintahkan menggali Air Zamzam. Kemudian setelah digali sejak zaman Abdul Muthalib, Air Zamzam tidak pernah terputus sama sekali.
Menurut Hassan Mahmoud, sampai sekarang, minimal, karena jemaah haji sekarang 1 juta jemaah, dan setiap jemaah dihitung 1 liter, maka per harinya harus mendistribusikan 1 juta liter air Zamzam.
“Itu hanya di Makkah saja, belum di tempat lainnya. Jadi ini, hanyalah pelayanan Zamazemah yang khusus untuk jemaah haji, tapi yang untuk dijual beda lagi. Jadi satu juta liter per hari itu khusus untuk jemaah haji, di luar yang diperjualbelikan di toko-toko.
“Tidak ada sumur di manapun di dunia yang bisa memberikan kapasitas air sebanyak ini” ungkap Hasan Mahmoud.
Air Zamzam didistribusikan di tiga masjid saja, Masjid Nabawi, Masjidil Haram, dan Masjid Quba
Hassan Mahmoud menerangkan, perusahaan Zamazemah merupakan perusahaan yang diberikan kesempatan oleh pemerintah untuk jemaah haji. Air Zamzam merupakan awal wujud adanya Makkah. Jadi, kalau tidak ada air Zamzam, maka tidak ada Makkah.
Air Zamzam menjadi air yang barokah bagi umat Islam. Dan air Zamzam merupakan mukjizat bagi umat Islam sendiri, karena sejak empat ribu tahun yang lalu sampai hari ini, Air Zamzam tidak pernah terputus sama sekali.
“Untuk memberikan pelayanan air Zamzam ini sebetulnya sudah ada sebelum adanya Islam. Jadi Air Zamzam ada sebelum zaman Nabi Muhammad. Maka dari itu, pelayanan air Zamzam sudah ada sejak zaman dahulu” pungkas Managing Drector Al-Zamazemah Company, Hassan Mahmoud Abu Al-Faraj.
Sembari Hassan Mahmoud menceritakan tentang Air Zamzam, dua orang karyawannya menyuguh kami roti kecil lembut aneka rasa, minuman kopi arab hangat, dan coklat yang enak. Tentu, juga ada minuman barokah, Air Zamzam. Salam. (DKA-MCH)