Teman-teman di Partai Solidaritas Indonesia.
Apa kabar ?
Memang menyakitkan kabar tidak lolosnya PSI ke Senayan karena syarat Parliamentary Threshold yang tidak mencukupi. Saya tahu kalian sudah berjuang mati-matian. Dengan segala tenaga dan materi yang kalian punya dan keterbatasannya.
Banyak dari kalian yang saya kenal. Anak-anak muda pemberani yang dengan gagah melawan arus kuat kemapanan. Kalian bergerak dengan gaya sendiri, yang kadang menakutkan, menyebalkan dan membuat gemas lawan.
Saya sendiri heran, di mana rasa takut kalian?
Tidak ada segan-segannya kalian ketika menghajar pandangan salah dari anggota DPR di partai besar. Tidak pernah kalian menunjukkan rasa gentar ketika berhadapan dengan mereka yang berkuasa tapi tidak bekerja. Kalian bermain di area berbahaya tanpa beban.
Kalian kalah, dan itu kalian akui dengan jantan. Tidak pakai ngambek, gugat KPU apalagi mainkan narasi people power yang seperti gagah tapi sesungguhnya lemah. Kalian mundur dengan kepala tegak, tangan di dada dan segenggam harapan. “I’ll be back..”itu pesan yang kalian ucapkan dengan dalam.
Teman-teman di Partai Solidaritas Indonesia,
Saya pernah juga berada pada situasi di mana kekalahan di medan perang yang saya pahami, itu menyakitkan hati. Saya perlu waktu sebentar untuk menyembuhkan diri.
Tapi tidak lama. Saya bangkit dengan harga diri dan pandangan, bahwa tidak ada sesuatu yang besar tanpa luka di dada. Luka itulah yang harus kita bawa sebagai pengingat bahwa pertarungan bukan hanya masalah kemenangan, tetapi bagaimana kita memegang prinsip dengan benar.
Dan prinsip itulah yang menunjukkan jati diri, siapa kita dan pesan apa yang kita bawa.
Istirahatlah sejenak. Berliburlah dari gemuruh dan hiruk pikuk politik sesaat. Aturlah barisan kembali. Rencanakan lebih matang untuk kelak kembali. Bahwa PSI tidak mati. Kalian hanya mundur sejenak untuk kelak melompat lebih tinggi.
Mimpi besar kalian dan saya bahwa Jokowi harus memimpin kembali sudah tercapai. Indonesia selamat, itu yang terpenting bagi kita. Selanjutnya mari kita memikirkan apa yang akan kita lakukan kembali.
Teman-teman di Partai Solidaritas Indonesia,
Dari secangkir kopi kita mendapat pelajaran. Bahwa kenikmatan tidak datang tanpa perjuangan. Ia harus hadir dalam proses-proses yang matang sehingga bisa terhidang. Dan ketika ia sudah terhidang, ia tidak akan mudah dilupakan.
Selamat berjuang. Kalian sudah pernah melawan. Sebaik-baiknya. Sehormat-hormatnya.
Salam dari saya