Jumat, Maret 29, 2024

Senjata Melawan Corona, Sederhana Saja

Endang Tirtana
Endang Tirtana
Peneliti Senior MAARIF Institute dan Komisaris Independen PT. Kereta Api Indonesia

Sejak kecil, saya selalu mendengar ungkapan hadis dari guru dan ustad, bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Hadis ini hafal di luar kepala. Begitu sering terdengar dan diajarkan oleh guru dan ustad di sekolah, di rumah, dan di masjid. Saya yakin, mayoritas umat Islam di Indonesia juga mengalami hal yang sama.

Walau hadis tersebut dinyatakan lemah oleh sebagian ulama, tetapi makna terkandung di dalamnya sangatlah tepat, karena Islam mengajarkan kebersihan dan keindahan seperti yang tercantum dalam hadis Nabi Muhammad SAW: “Kesucian adalah bagian dari iman”(Muslim, No. 223). Dan hadis lain menyebutkan: “Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan suka Keindahan” (Muslim. No. 91).

Namun sayangnya, hadis ini seringkali berhenti pada hafalan saja, tidak mengejawantah dalan sikap dan perbuatan umat. Buktinya, menurut laporan dari badan kesehatan dunia, sekitar 12,6 juta jiwa meninggal setiap tahun akibat lingkungan yang tak sehat dan kotor.  Sumber dari banyak penyakit yang membunuh manusia salah satunya adalah dari perilaku hidup yang kumuh dan tidak sehat itu.

Kebersihan seharusnya menjadi salah satu indikator kesalehan seseorang. Kesalehan individu yang menjelma menjadi kesalehan sosial, dapat memberi manfaat besar terhadap keberlangsungan hidup umat manusia. Karena jika kita hidup kotor, dampaknya tak hanya untuk pribadi saja tetapi juga orang lain dan lingkungan sosial kita.

Apabila kelakuan kita sebaliknya, berperilaku hidup bersih, manfaatnya juga untuk diri pribadi dan orang sekitar. Misalnya, contoh nyata yang selalu kita alami adalah banjir. Salah satu penyebab banjir di Jakarta dan berbagai tempat lainnya yang mengakibatkan kehilangan nyawa dan materi, adalah akibat dari perilaku hidup yang tidak bersih, seperti membuang sampah sembarangan.

Covid-19

Akhir-akhir ini, umat dunia dihadapkan dengan musuh berbahaya yang tidak bisa dilawan dengan kekuatan senjata secanggih apapun. Ya, Covid-19, atau Virus Corona, musuh besar umat manusia yang telah menggetarkan dan menggemparkan dunia.

Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok, mendadak terkenal. Di kota berpenduduk sekitar 9 juta jiwa inilah pertama kali serangan virus corona (Covid-19) bermula. Virus ini diduga berasal dari hewan kemudian mewabah yang merenggut ribuan korban jiwa.

Tak hanya di daratan Tiongkok, hingga Maret 2020, virus corona juga telah menyebar ke 108 negara, termasuk di Indonesia yang kasusnya meningkat kian banyak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah mengumumkan status pandemi global pada 11 Maret 2020.

Covid-19 juga telah meluluhlantakkan perekonomian di beberapa negara. Ketakutan dan kepanikan yang maha dahsyat menyeruak. Covid-19 secara sekaligus menurunkan arus barang, jasa, dan orang (pariwisata). Menghantam sektor-sektor penting perekonomian negara, terutama ASEAN, khususnya lagi negeri kita, bikin pertumbuhan ekonomi Indonesia melemah. Apa senjata untuk melawan virus ini?

Ajaran agama jauh hari, beberapa abad lalu, telah mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan dan pola hidup sehat dengan memakan makanan yang bersih dan tidak mendatangkan penyakit. Karena penyebab pertama virus ini bemula dari memakan hewan yang mengandung virus mematikan. Semua itu hanya bisa dilawan dengan perilaku hidup bersih dan memelihara diri untuk selalu hidup sehat. Sederhana saja cara melawannya, bukan?

Virus corona yang telah menjadi pandemik dunia ini memberikan peringatan dan pembelajaran kepada masyarakat kita, bahwa kebersihan adalah bagian dari perilaku hidup saleh. Orang-orang saleh dan para sufi telah memberi contoh baik dengan selalu menjaga diri mereka bersih. Karena bersih diri secara jasmani akan menjadi diri bersih rohani. Bersih rohani, bersih pikiran dan hati

Para ulama, mubaligh, dan ustad, harusnya melihat ini sebagai momentum untuk mengingatkan hal sederhana yang sering luput, yaitu kebersihan. Corona tidak perlu ditafsirkan secara konspiratif dan rumit. Cukup ingatkan kembali umat untuk menjaga kebersihan dan untuk menjaga hidup, hindari dulu sementara keramaian dan kerumunan.

Untuk menjaga kehidupan umat manusia Indonesia saat ini lebih baik di rumah saja. Jangan lupa sering mencuci tangan dengan sabun, selalu jaga kebersihan karena itu sebagian daripada iman. Semoga bangsa ini dapat melewati cobaan hidup yang mencemaskan. Mari berjuang membela bangsa ini dengan menjaga kebersihan. Wassalam.

Endang Tirtana
Endang Tirtana
Peneliti Senior MAARIF Institute dan Komisaris Independen PT. Kereta Api Indonesia
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.