Sabtu, Oktober 12, 2024

Pemilu AS dan Penanganan Pandemi Corona

Yohanes Ivan Adi Kristianto
Yohanes Ivan Adi Kristianto
Dosen Hubungan Internasional | UPN Veteran Jawa Timur | Organisasi Internasional | Migrasi Global | Studi Eropa | Linkedin: https://www.linkedin.com/in/ivankristianto93/

Terinfeksinya seorang warga Amerika Serikat (AS) dari Wuhan, China, pada 21 Januari 2020 menandai kasus pertama virus Corona (Covid-19) di Negara Paman Sam. Sebulan berikutnya (29/2), otoritas AS secara resmi mengumumkan meninggalnya pasien pertama positif Covid-19.

Pengumuman itu disusul pelarangan berpergian ke Iran yang saat itu menjadi negara terdampak paling parah di luar China. Sedangkan, untuk akses ke China, AS telah menutupnya sejak akhir Januari.

Momen pandemi Covid-19 bersamaan dengan pemilihan umum (pemilu) presiden AS. Donald Trump dari Partai Republik akan ditantang oleh Joe Biden dari Partai Demokrat dalam kontestasi tersebut. Sebagian kalangan menyatakan bahwa merebaknya Covid-19 tidak hanya diributkan oleh kalangan peneliti, melainkan juga politisi karena adanya politisasi wabah Corona, terutama terkait pemilu presiden AS.

Lebih lanjut, bagaimana pandemi Covid-19 di AS dipolitisasi oleh kubu Republik maupun Demokrat? Siapakah yang lebih diuntungkan?

Langkah Trump 

Walaupun diserang dari berbagai pihak, Donald Trump, calon presiden AS petahana, menerapkan dua langkah dalam politisasi wabah Covid-19.

Pertama, Trump menugaskan dokter angkatan laut AS untuk membantu penanganan Covid-19 serta memerintahkan mereka untuk memakai dua kapal angkatan laut yang difungsikan sebagai rumah sakit apung.

Menariknya, penugasan Trump kepada angkatan laut AS diresmikan melalui pidato di pelabuhan tempat berlabuhnya kapal tersebut dan disiarkan melalui akun Twitter Trump. Selain itu, melalui cuitan akun resmi Gedung Putih (@Whitehouse), Trump dalam momen yang sama mengumumkan persetujuan terhadap Cares Act atau undang-undang yang bertujuan menjamin kebutuhan dasar keluarga dan pekerja selama wabah Covid-19.

Apa yang sebenarnya ingin ditunjukkan Trump? Presiden AS tersebut menerapkan diplomasi publik untuk menginformasikan kepada warga AS dan dunia bahwa pemerintahannya kuat dan serius dalam menghadapi wabah karena sumberdaya melimpah AS.

Diplomasi publik diartikan sebagai usaha suatu pemerintahan mengkomunikasikan kepentingannya, baik melalui portal resmi ataupun pribadi. (Gurgu & Cociuban, 2016) Kapal angkatan laut yang mewakili “kekuatan” serta salah satu sumberdaya AS diharapkan memberi efek respek dari masyarakatnya.

Sementara dalam tataran global, Trump ingin menunjukan citra AS sebagai negara adidaya. Disamping itu, dengan disetujuinya Cares Act, Trump juga mau memperlihatkan kepeduliannya terhadap kehidupan warganya yang terdampak Covid-19. Singkatnya, lewat diplomasi publiknya, kepentingan Trump ialah menaikkan citranya sebagai figur yang kuat dan peduli, sehingga layak dipilih dalam pemilu presiden AS.

Selanjutnya, Trump tidak hanya mengambil langkah defensif, melainkan juga mengkritik balik Demokrat dengan menuduh partai ini menghambatnya dalam penanganan Covid-19. Secara khusus, Trump menuding usaha pemakzulan dirinya berbuah perlambatan penanganan Covid-19. Kritik Trump tersebut dapat diartikan usahanya untuk melemahkan citra Demokrat.

Partai Demokrat

Sementara dari lawannya, Partai Demokrat mempolitisasi isu ini dengan menyerang sang petahana dengan menyebutkan bahwa pemerintahan federal tidak responsif dalam penanganan Covid-19. Joe Biden, kandidat presiden AS dari Demokrat, menyatakan kelambanan Trump disebabkan tidak adanya kepercayaan dia terhadap peneliti dan petugas medis di AS.

Menambahkan Biden, senator Demokrat Elizabeth Warren, menuding langkah Trump memotong anggaran Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pada 2021 sebagai sebuah langkah yang salah.

Tidak hanya menyerang pada aspek nasional, Demokrat melalui Biden menyalahkan langkah politik Trump yang mempertahankan sanksi ekonomi terhadap Iran. Akibat dipertahankannya sanksi, negara yang hendak menyalurkan bantuan penanganan Covid-19 ke Iran mengalami kesulitan.

Padahal, Iran merupakan salah satu negara terdampak paling parah di luar China. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri sudah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi, sehingga penanganan penyakit ini tanggungjawab bersama-sama.

Berlawanan dengan Trump, Demokrat hendak menunjukkan gambaran presiden AS tersebut sebagai tokoh yang tidak peduli, baik kepada warga negaranya maupun pada penanganan Covid-19 skala global.

Probabilitas

Melihat dinamika dan politik yang diterapkan kedua pihak, kubu Trump dan Partai Republik lebih diuntungkan.

Pertama, posisi petahana Trump membuat dirinya memegang kendali penuh bagaimana permasalahan penanganan Covid-19 dibawa, baik menuju keberhasilan maupun kegagalan. Jadi, hasil dari kinerja Trump lah yang menentukan.

Bahkan, popularitas Trump kemungkinan justru meningkat, apabila AS berhasil menemukan vaksin atau obat Covid-19. Ditambah, jika Trump turun tangan terhadap penanganan Covid-19 dalam level internasional, popularitas Trump semakin sulit dibendung.

Kedua, selain diuntungkan posisinya, figur Donald Trump yang identik dengan eksklusivitas dan protektionisme cenderung bermanfaat bagi pencalonannya. Mengapa? Legrain (2020) mengatakan bahwa sentimen anti-globalisasi diperkirakan meningkat selama pandemi Covid-19. Jadi, naiknya sentimen tersebut yang juga melekat dengan identitas Trump berguna bagi dirinya.

Sebaliknya, Joe Biden  bersama Partai Demokrat hanya berada posisi “menunggu” petahana terjegal atau melakukan kesalahan fatal disamping mengkritik secara intensif.

Kesimpulannya, wabah Covid-19 di AS susah dilepaskan dari percaturan politik, khususnya berkaitan dengan pemilihan presiden. Baik Partai Republik dan Partai Demokrat sama-sama melancarkan strateginya untuk menarik dukungan warga AS serta masyarakat global.

Namun, isu ini cenderung menguntungkan Trump dan Partai Republik, sedangkan Partai Demokrat perlu menerapkan langkah politik yang lebih strategis jika mereka mau memenangkan hati publik dalam isu wabah Corona.

Yohanes Ivan Adi Kristianto
Yohanes Ivan Adi Kristianto
Dosen Hubungan Internasional | UPN Veteran Jawa Timur | Organisasi Internasional | Migrasi Global | Studi Eropa | Linkedin: https://www.linkedin.com/in/ivankristianto93/
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.