Siapa sih mahasiswa itu ?pakah mereka hanya duduk mendengarkan dosen, mengerjakan tugas, kerja kelompok, demo, skripsian, dan posting foto wisuda dengan banner yang dibikin sama circlenya untuk dicabut lakbannya lalu ada nama dan gelarnya?
Sebenarnya ini merupakan pilihan masing-masing, dan ada beberapa hal yang disebutkan di atas merupakan kewajiban menjadi mahasiswa. Di luar itu dapat dikatakan ‘opsional’, sebagai contoh mengikuti organisasi, nah pasti teman-teman semua sudah sering sekali dengar bahwa organisasi itu sepenting itu.
Menurut Waryanti dalam artikelnya yang berjudul Pentingnya Organisasi Bagi Mahasiswa ia mengatakan bahwa mahasiswa dapat berkumpul, bertukar pikiran, dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dimana menurutnya juga, hal-hal tersebut di organisasi memiliki manfaat seperti membangun relasi, menambah wawasan, mengembangkan kemampuan public speaking, melatih kepemimpinan, belajar mengatur waktu, dan membangunkan kepercayaan diri.
Namun walau begitu, tentu saja menjalankannya tidak mudah, apalagi kalau sedang ada masalah. Pada saat itulah mahasiswa dilatih untuk berpikir kritis dalam menyelsaikan masalah atau program kerjanya. Inilah yang menjadi pembeda antara mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang) dan kura-kura (kuliah rapat-kuliah rapat).
Teman-teman mahasiswa yang mengikuti organisasi biasanya mempunyai skill hebat dalam berpikir kritis dibandingkan teman-teman yang tidak mengikuti organisasi (kupu-kupu)
Mengapa seperti itu?
Dalam mengikuti organisasi sudah pasti bukan urusan masing-masing lagi, namun sudah menjadi kepentingan bersama yang mementingkan kerjasama serta musyawarah dalam memecahkan suatu masalah. Justru ini merupakan hal yang tidak mudah dilakukan karena pasti ada saja yang tidak satu pemikiran, yang dapat menimbulkan perpecahan. Hal tersebut membutuhkan adanya skill berpikir kritis yang terasah, dimana sudah menjadi makanan sehari-hari teman-teman yang ikut dalam suatu organisasi.
Hal ini sudah terbukti, dimana salah satu bukti akurat yaitu dari penelitian suatu jurnal berjudul Hubungan Keterlibatan dalam OrganisasiI Badan (BEM) dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Demokratis Mahasiswa yang ditulis oleh Khristoforus Palli Ngongo dan Abdul Gafur.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tersebut adalah mahasiswa yang mengikuti organisasi tersebut mendapatkan dampak positif dengan berkembangnya keterampilan pikiran yang kritis itu. Bahkan semakin aktif mahasiswa dalam keterlibatannya di organisasi tersebut maka semakin baik pula keterampilan berpikir kritisnya.
Yang dapat disimpulkan dalam pembahasan diatas adalah mahasiswa yang mengikuti organisasi menggambarkan kecenderungan dalam keahlian berpikir kritis, dikarenakan lingkungan, keadaan mereka dan kewajiban-kewajiban mereka yang membuat mereka terbentuk menjadi pribadi yang dapat berpikir kritis.