Menurut hasil riset Lembaga Survei INRIX, Jakarta menempati posisi kedua sebagai kota termacet di Indonesia dengan total kemacetan 63 jam per tahun. Dikutip dari Sindonews.com, ada sekitar 294 titik kemacetan di Jakarta setiap harinya. Beberapa penyebabnya adalah sopir truk kontainer yang tidak menggunakan fasilitas jalan tol dan banyak putaran balik.
Kemacetan yang panjang membuat beberapa pengendara mengambil jalur khusus busway, seperti dikutip dari Kompas.com, penumpukan di jalan Arteri Pondok Indah(14/4/2023), beberapa pengendara menyerobot jalur busway. Akibatnya, di ujung busway yang tidak memiliki separator terjadi penumpukan kendaraan. Jadi, mobilitas bus ikut terganggu dan terkena dampak dari macet.
Menggunakan ojek online untuk menghindari macet. Jalur yang digunakan ojek online adalah jalan raya sehingga akan tetap terkena macet, kelbihannya kita merasakan macet sebagai penumpang.
Kita juga akan terkena terik matahari dan polusi secara langsung. Jika memilih angkot, pada siang hari akan terasa sangat panas karena tidak ada ac, angkot juga tidak memiliki jadwal yang tetap sehingga para sopir sesuka hati saat menuggu penumpang, kadang waktu tunggunya sangat lama.
Ketika kita menunggu transportasi umum pasti akan merasa gerah apalagi setelah pulang beraktivitas. Di stasiun kereta kebanyakan sudah memakai kipas yang cukup besar, meskipun di halte busway juga, tetapi halte bus langsung berpapasan dengan jalan raya. Jarak stasiun kereta dengan jalan raya cukup jauh, ini membuat polusi tidak terasa menyengat.
Oleh karena itu menggunakan KRL pastinya lebih nyaman dari fasilitas di stasiun dan para pengguna tidak perlu berpanas-panasan serta menunggu lama karena jadwal kereta sudah tetap.
