Indonesia, sebagai negara demokratis menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam menjaga dan memperkuat sistem demokrasi. Di tengah kemajuan Teknologi digital yang pesat, dinamika politik di Indonesia mengalami transformasi yang signifikan.
Dalam konteks ini, perlu dipahami bahwa ada tantangan besar yang harus diatasi, tetapi juga peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas demokrasi.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah meningkatnya polarisasi politik. Menurut survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada tahun 2023, terjadi polarisasi yang cukup tajam di kalangan pemilih Indonesia, yang tercermin dalam pandangan yang berbeda-beda terhadap isu-isu politik.
Selain itu, maraknya hoaks dan disinformasi di media sosial juga menjadi ancaman serius bagi demokrasi. Menurut data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia, jumlah kasus hoaks dan disinformasi yang beredar di media sosial mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang yang dapat dimanfaatkan untuk memperkuat demokrasi di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), penetrasi internet di Indonesia terus meningkat, mencapai lebih dari 70% pada tahun 2023. Hal ini menunjukkan potensi besar dalam menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan partisipasi publik dalam proses politik.
Partisipasi publik dapat ditingkatkan melalui platform daring yang memungkinkan warga negara untuk menyampaikan pendapat, memantau kinerja pemerintah, dan berdiskusi mengenai isu-isu penting.
Dengan demikian, penting bagi semua pihak, baik pemerintah, masyarakat sipil, maupun media, untuk bekerja sama dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh era digital.
Hanya dengan upaya bersama, Indonesia dapat memperkuat fondasi demokrasi dan mewujudkan sistem politik yang lebih inklusif, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.