Senin, Desember 9, 2024

Arteria, Hewan Peliharaan, dan Kelainan Psikologis

Kurnia Dwi Agustina
Kurnia Dwi Agustina
Fundraising and Partnership Manager Annika Linden Centre Incubator for impact and centre of excellence for non profit work, social entrepreneurship and philanthropy
- Advertisement -

Tulisan ini tak ada hubungannya dengan Arteria yang sedang hangat dibicarakan gara-gara barangkali merasa “gelisah” dalam sebuah acara di televisi kemarin malam. Dalam acara itu, tampak Arteria “kepanasan”. Mulai dari ekspresinya sampai volume suara yang keluar dari mulutnya agak lain tampaknya.

Baiklah, sudah, cukup sampai di sini saja soal Arteria ini. Sekarang saya ingin masuk pada sebenarnya-benarnya tulisan ini. Begini, apakah anda pernah merasa bahwa hewan peliharaan anda berperilaku aneh dan cenderung gelisah? Apakah anjing anda pernah mencoba bunuh diri dengan melompat dari apaertemen anda atau mengejar hal yang sebenarnya tidak ada?

Mungkin saja hewan peliharaan anda memiliki kelainan psikologis, sebaiknya anda cepat-cepat memeriksakannya sebelum akhirnya mereka benar-benar bunuh diri atau menyakiti diri sendiri dan menghancurkan lingkungannya.

Menurut kuliah TED dari Laurel Braitman: anjing dan kucing yang tertekan yang memiliki OCD, ketakutan, dan kegelisahan benar-benar sangat berpengaruh dalam emosi hewan. Ini biasanya merupakan situasi yang berbahaya jika tidak ditanggapi dengan serius. Masalahnya dimulai ketika mereka mulai merasa takut dan cemas.

Ada satu metode diagnostik yang digunakan untuk manusia yang biasa disebut “Manual Diagnostik dan Statistik,” diagnosis ini adalah dasar yang telah disepakati untuk mendeteksi gangguan mental. Berbeda dengan mendiagnosis hewan, kita biasanya mencari kasus yang mirip dengan yang terjadi pada anjing atau kucing kita, yang bisa kila lakukan dengan melihat video di Youtube.

Laurel memberikan satu contoh mengejar bayangan oleh seekor anjing. Anjing dapat melakukan hal-hal yang tidak biasa sepanjang hari, sehingga mereka tidak akan berjalan-jalan, bergaul dengan teman-teman mereka atau makan. Mereka akan terus menerus melakukan hal aneh seperti mengejar ekor mereka secara kompulsif.

Laurel Braitman dan suaminya pernah mengadopsi seekor Bernese. Kemudian setelah enam bulan, mereka menyadari bahwa ada yang salah dengan anjing mereka. Suatu hari anjing itu melompat dari lantai tiga apartemen mereka ketika ditinggalkan sendirian, pada dasarnya anjing mereka tidak bisa dibiarkan sendirian. Dia makan kain dan barang-barang daur ulang. Dia bahkan mengejar lalat yang tidak ada. Dia menderita halusinasi. Kemudian setelah diperiksa, ia didiagnosis menderita kelainan kompulsif anjing.

Menurut Braitman, psikolog sekarang melakukan perawatan terhadap hewan tidak lagi sebagai subyek uji tetapi sebagai pasien, meskipun hal ini dilakukan secara etis atau tidak. Ada satu contoh yang dilakukan oleh Seaworld ketika mereka memberikan obat anti kecemasan kepada ibu induk Orcas ketika anaknya diambil. Kemudian banyak gorila telah diberi obat antipsikotik dan anti ansietas di kebun binatang.

Namun, dalam kasus anjing Laurel, ia diberi beberapa obat antidepresan dan anti kecemasan untuk mencegahnya melompat dari gedung atau berlari ke jalan raya. Para ilmuwan telah menemukan bahwa crawdads (sejenis lobster kecil) dapat merespons obat-obatan anti ansietas yang diberikan kepada mereka dengan hasil mereka menjadi lebih berani, kurang cemas dan cenderung menjelajahi lingkungan mereka.

Ada hal lain yang bisa dilakukan selain psikofarmasi. Misalnya, ketika Anda memeriksa anjing Anda yang memiliki masalah cenderung mengejar ekornya secara kompulsif ke ahli perilaku veteriner, apa yang diberikan pakar perilaku veteriner bukanlah lagi resep obat tetapi mereka akan bertanya tentang kehidupan anjing Anda.

- Advertisement -

Mereka akan bertanya tentang seberapa sering anjing Anda pergi, berjalan, menghabiskan waktu sosial dengan anjing lain, dan kemudian mereka akan berbicara tentang jenis terapi apa yang Anda coba pada anjing Anda. Itu adalah hal-hal yang cenderung sangat membantu, terutama jika dapat dikombinasikan dengan psikofarmasi.

Ternyata tidak hanya manusia yang memiliki kelainan atau penyimpangan psikologis, hewan pun akan memilikinya jika tidak diurus dengan baik. Memang akan terdengar lucu saat anda membawa hewan peliharaan anda untuk pemeriksaan psikologis saat anda membawanya keluar rumah dan ditanya oleh tetangga anda.

Mereka akan mengira anda membawa hewan peliharaan anda tersebut ke pet shop namun kenyataannya anda menjawab “Oh, saya membawa anjing saya ke ahli perilaku veteriner karena dia selalu mencoba untuk bunuh diri dengan melompat dari lantai tiga dan terobsesi untuk mengejar ekornya”. Ya, memang terdengar aneh, namun hal ini benar-benar ada dan spesifikasi pekerjaan dokter hewan pun semakin beragam dengan hadirnya para ahli perilaku hewan.

Nah, apakah tulisan ini ada silang kaitannya atau tidak dengan sikap Arteria semalam? Semua saya serahkan kepada pembaca untuk menafsirkan maksud dan tujuan tulisan ini. Terima kasih.

Kurnia Dwi Agustina
Kurnia Dwi Agustina
Fundraising and Partnership Manager Annika Linden Centre Incubator for impact and centre of excellence for non profit work, social entrepreneurship and philanthropy
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.