Kamis, April 18, 2024

Fakta-Fakta Tersembunyi dari Aksi Jokowi di Pembukaan Asian Games

Cepi Sabre
Cepi Sabre
Arsitek partikelir.

Apa kabar, para pendukung Pak Prabowo? Masih kesal sehabis nonton pembukaan Asian Games dan aksi Pak Jokowi kemarin? Mau dipuji kok tampangnya ndeso, mau pura-pura enggak nonton kok ya keren ….

Tapi pendukung Jokowi memang keterlaluan mengglorifikasi idolanya. Cuma datang ke acara pembukaan Asian Games naik motor saja dirayakan sebegitunya. Pak RT di tempat saya, pas pembukaan tujuhbelasan kemarin, datangnya juga pakai motor. Biasa saja tuh. Tidak ada suara membahana dari pinggir lapangan memanggil-manggil namanya: “JUMARI! JUMARI! JUMARI!”

Apalagi belakangan diketahui bahwa aksi Jokowi itu dilakukan oleh stuntman. Sumpah, tadinya saya kira itu betul-betul dilakukan oleh Jokowi—saya memang jarang menonton bioskop. Beruntung tidak semua kader Partai Demokrat adalah anak-anak Pak Beye. Beruntung mereka masih punya Pak Roy Suryo, pakar telematika yang kita semua sudah tahulah kualitasnya (belakangan pakar telekinesis juga, karena kemampuannya memindahkan barang-barang inventaris ternyata juga mumpuni).

Setelah diteliti secara seksama oleh Partai Demokrat, dan Pak Roy Suryo tentunya, ketahuanlah bahwa aksi Jokowi itu fake. Palsu, sepalsu fake taxi. Langsung kecewa saya, jauh lebih kecewa daripada ketika beliau mengumumkan K.H. Maruf Amin sebagai cawapres (mestinya kan Pak Prabowo yang cawapresnya ulama). Kembali lagi, kalau pakar telematikanya sudah bilang begitu, bahwa adegan itu hanya rekayasa, kita-kita yang kemampuan komputernya baru sebatas mengetik lamaran kerja di Ms-Word ini tidak bisa tidak harus percaya.

Lebih dari itu, saya masih tidak percaya bahwa pemeran pengganti itu didatangkan dari Thailand—negeri yang terkenal dengan gajah putih dan lady boy. Bukan apa-apa, negara kita sedang dalam keadaan sulit. Pak Tifatul Sembiring, yang mantan menteri sekaligus petinggi partai, konon bahkan sampai tidak berani makan telur ceplok alias telur mata sapi (telur yang enggak ada sapi-sapinya sama sekali) karena kondisi perekonomian kita yang begitu sulitnya. Dari mana biaya mendatangkan pemeran pengganti dari Thailand itu diambil?

(Tapi kenapa Pak Tifatul nyebutnya ‘telur ceplok’, ya, bukan ‘telur mata sapi’? Prasangka baik saya menduga-duga, mungkin beliau memang alergi sapi.)

Kembali ke soal pemeran pengganti. Saya kira kita tidak kekurangan aktor untuk itu. Tidak perlu jauh-jauh mengambil dari Thailand. Dari penerawangan saya, ditilik dari postur tubuhnya, saya yakin kalau pemeran pengganti Jokowi kemarin itu adalah … Mas Pur Tukang Ojek Pengkolan. Tingginya kurang lebih sama, kurusnya juga memper-memper. Sekarang saya malah kepikiran, jangan-jangan malah Jokowilah yang jadi pemeran pengganti Mas Pur di sinetron itu, terutama di bagian ketika Mas Pur putus dengan Novita.

Ditinggal ketika masih sayang-sayangnya seperti Mas Pur itu rasanya pernah dialami oleh hampir semua orang. Jokowi sendiri meninggalkan Ahok ketika keduanya sedang memimpin Jakarta, ketika semua pendukung mereka berdua masih sayang-sayangnya (makanya mereka susah move on). Seandainya Mas Pur diperankan oleh Ahok, mungkin kata-katanya kepada Novita tidak akan sepanjang dan semiris itu. Paling-paling Ahok akan berkata pendek saja: “Taik lu!

Pak Anies Baswedan, yang kebetulan juga sedang memimpin Jakarta seperti Jokowi, baru-baru ini juga ditinggal oleh pasangannya, Pak Sandiaga Uno yang menerima pinangan Pak Prabowo untuk mendampingi beliau sebagai cawapres. Kalau Pak Anies yang memerankan Mas Pur di Tukang Ojek Pengkolan, dengan keahliannya menenun kata, kemungkinan Pak Anies akan berkata: “Ditinggal kawin tidak tumbang, diajak balikan tidak terbang .…”

Yang repot kalau Andi Arief memerankan Mas Pur, bisa habis Novita dicaci-maki. Novita bisa-bisa dibilang ‘Perempuan Kardus’.

Kembali ke soal Jokowi, sekarang malah sudah bertebaran meme dan video editannya. Mulai dari dikasih lagu pembuka Kamen Rider sampai editan yang menunjukkan bahwa kerumunan yang dilompati motor Jokowi adalah konvoi Pak Prabowo di Makasar. Belum lagi utak-atik gathuk dari pendukungnya soal makna di balik adegan Jokowi terbang pakai motor itu. Mulai dari cincin kawinnya yang di-close up, tombol nomor 2 lift di Gelora Bung Karno, sampai bocah gempal yang bengong ketika tahu yang menyeberangkannya adalah Presiden RI pun disama-samakan dengan Pak Prabowo. Kalau memang sama, coba itu bocah disuruh goyang patah-patah dengan iringan lagu Siti Badriah.

Soal goyangan ini, saya mau urun saran ke KPU: Pilpres tahun depan sebaiknya tidak usah ada acara debat terbuka yang bisa membuat pendukung kedua kubu semakin sibuk di media sosial. Mending diadu goyangan saja. Pak Prabowo dengan patah-patahnya, dan Jokowi dengan dayung-dayungnya. Nanti biar Ivan Gunawan atau Iis Dahlia yang jadi juri.

Omong-omong soal bocah gempal tadi, kalau saya jadi si bocah, begitu tahu itu Jokowi, secepat kilat saya akan menyebut lima nama ikan (itu pun tidak harus benar semua lho). Siapa tahu dikasih motor.

Saya pikir, kesalnya para pendukung Pak Prabowo karena Pak Jokowi tampil keren di pembukaan Asian Games harus disudahi. Bukan apa-apa, sudah seminggu, atlet-atlet kita sudah berlaga di ajang itu dan sudah mulai menambang emas.

Terkait Asian Games saya punya usul: kalau perolehan medali emas kita tidak sampai 51 persen, sebaiknya Jokowi memerintahkan Menpora untuk menasionalisasi Asian Games. Kalau Pak Imam Nahrawi tidak mampu, bisa ditugaskan ke Pak Luhut. Jangan ke Bu Susi, nanti semuanya ditenggelamkan.

Mau Asian Games isinya cuma pertandingan menyelam?

Cepi Sabre
Cepi Sabre
Arsitek partikelir.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.