Sejauh yang saya simak, ini kali kedua keterlibatan Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno dan pedangdut Dewi Perssik dalam satu pemberitaan utama di media massa. Sebelumnya, mereka diberitakan pernah terlibat dalam isu “buka-bukaan”. Kali ini mereka kembali diangkat ke permukaan terkait kasus pelanggaran lalu lintas.
Untuk soal pertama, saya kira banyak orang yang sudah tahu. Saat Sandi maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta mendampingi Anies Baswedan, kasus dirinya yang dikabarkan pernah meminta Dewi Perssik buka baju kembali dicuatkan. Benar-salahnya, biar itu menjadi rahasia Sandi dan Dewi Perssik sendiri saja. Tak usah orang ikut campur. Selebihnya, serahkan saja sama tuhan. Gitu aja, kok, repot?
Dan, khusus untuk soal kedua, ada kabar bahwa Dewi Perssik melakukan pelanggaran lalu lintas. Jaguar yang dikendarainya melaju di jalur busway, yang kita tahu tak boleh dilalui oleh kendaraan apa pun, kecuali bus TransJakarta sendiri dan kendaraan khusus lainnya yang dalam kondisi emergency.
Peristiwa ini juga mengabarkan bagaimana si pengendara mobil marah-marah kepada penjaga pintu jalur khusus itu. Bahkan, menurut Humas PT TransJakarta Wibowo, pengendara Jaguar milik Dewi Perssik itu disebut mengeluarkan kata-kata “monyet” kepada petugas. Cekcok pun nyaris tak terkendali.
Mendengar kabar ini, Sandi langsung memberi respons berikut solusi. Bagi Sandi, cekcok yang melibatkan penyanyi dangdut dengan penjaga palang pintu jalur busway itu adalah akibat miskomunikasi. Sandi yakin bahwa soal itu bisa diselesaikan lewat perbaikan pola komunikasi di antara kedua belah pihak.
Adapun solusi lain yang ditawarkan Sandi, mungkin agar Dewi Perssik atau Jaguarnya tak melakukan lagi kesalahan yang sama, adalah dengan menjadikan mantan istri Saiful Jamil itu sebagai Duta Tertib TransJakarta Lane.
“Dewi Perssik ini kan selebritas papan atas. Malah mungkin bisa jadi duta untuk kepatuhan lalu lintas di Ibu Kota. Saya tadi sudah minta ini diselesaikan. Dengan kasus ini, nanti Dewi Perssik bisa langsung dinobatkan sebagai Duta Tertib Busway, Duta Tertib TransJakarta Lane,” terang Sandi di Balaikota, Jakarta, Senin (26/11).
Mengulang Kesalahan yang Sama
Masih ingat kasus pemilik “goyang itik” Zaskia Gotik? Gara-gara dituding menghina lambang negara Pancasila dalam goyangan khas nan seksinya, ia lalu diangkat sebagai Duta Pancasila oleh Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa di MPR RI.
Alasan pengangkatannya pun cukup sederhana, yakni sebagai bagian dari proses sosialisasi empat pilar kebangsaan yang memang selama ini menjadi proyek utama lembaga legislatif bikameral itu.
“Pengangkatan Zaskia sebagai duta dikandung maksud agar dia mau belajar, berubah, dan memperbaiki diri. Juga diharapkan agar Zaskia turut mensosialisasikan Pancasila. Karena sosialisasi yang dilakukan para artis akan lebih gampang dipublikasikan oleh media dibanding politisi.”
Demikian alasan pengangkatan Zaskia Gotik yang ditegaskan Abdul Kadir Karding selaku Ketua Fraksi PKB. Ia sampaikan itu saat jadi pembicara dalam sebuah forum pelatihan untuk pelatih sosialisasi empat pilar MPR bagi para dosen se-Provinsi Lampung tahun lalu.
Meski pengangkatan Zaskia Gotik ini tidak diamini juga oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, apa yang dialaminya kurang lebih beraras sama dengan apa yang juga dialami oleh Dewi Perssik. Ya, sama-sama artis, penyanyi dangdut, sama-sama punya kesalahan mendasar menurut otoritas. Kesalahannya itulah yang kemudian memicu keduanya hendak diangkat menjadi duta: Zaskia Gotik untuk Pancasila, Dewi Perssik untuk Jalur TransJakarta.
Lantas, apa yang menjadi problem dalam kasus ini? Bukankah itu justru kabar bahagia dan patut kita apresiasi sebagai bagian atau metode pembelajaran ke depan?
Saya rasa tidak sesederhana itu mengangkat seorang duta. Secara definitif, duta adalah utusan yang ditugaskan khusus untuk membantu kerja-kerja tertentu. Karena itu tugas khusus, maka skill nan profesional untuk itu pun mesti dikuasi si duta yang bersangkutan secara khusus pula.
Bahwa ada syarat-syarat mendasar yang harus dipenuhi, tidak sesederhana berbasis kesalahan semata. Ini patut jadi perhatian Wakil Gubernur Sandi. Jangan sembrono. Bertindak yang tidak-tidak.
Belajar dari Banyak Artis
Tentang ini, mungkin kita bisa belajar dari banyak artis yang sebelumnya juga diangkat sebagai duta di bidang masing-masing. Sebut saja, misalnya, Agnez Monica. Penyanyi yang tenar lewat lagu Pernikahan Dini ini pernah diangkat menjadi duta antinarkoba se-Asia di tahun 2007 oleh Drugs Enforcement Administration (DEA) dan IDEC Far East Region.
Beda halnya dengan Zaskia atau Dewi, Agnez dipilih bukan karena kesalahan atau pernah terlibat dalam skandal obat-obatan terlarang, melainkan lantaran dirinya memang “bersih” dan patut jadi percontohan di kalangan pekerja seni. Bakat, kepintaran, dan segala kompetensi yang melekat dalam dirinya, membuat penyanyi yang sudah go international itu dipilih untuk mengkampanyekan antinarkoba di sejumlah negara Asia.
Afgansyah Reza atau yang akrab disapa Afgan juga dipilih berdasar hal yang sama. Kita tahu, Afgan memang concern di bidang pembajakan musik dan sangat peduli terhadap penjagaan hak karya musisi. Imbalannya, ia pun diangkat jadi duta Hak Kekayaan Intelektual (HKI) oleh Kementerian Hukum dan HAM di tahun 2014 dan 2015.
Ada lagi musisi bernama Melanie Subono. Berkat perhatian besarnya terhadap isu-isu sosial, seperti kemiskinan, kesetaraan hak, dan pemenuhan kehidupan yang layak bagi warga tanpa pembeda-bedaan SARA, maka ia pun dinobatkan sebagai duta antiperbudakan di tahun 2014. Bahkan, karena fokusnya juga pada aspek kesehatan juga lingkungan, tak salah jika kemudian dirinya juga mendapat anugerah dari UNICEF sebagai duta kampanye Tinju Tinja—sebuah kampanye pola hidup sehat, seperti tidak buang air besar sembarangan.
Dan, mungkin yang paling dekat dengan profesi Zaskia Gotik atau Dewi Perssik adalah Ayu Ting Ting. Mereka sama-sama bekerja secara profesional sebagai penyanyi dangdut tanah air, yang tentu punya goyangan khas masing-masing.
Seperti Agnez, Afghan, dan Melanie, Ayu juga punya kelebihan khusus mengapa dirinya layak dipilih sebagai Duta Pajak Kota Depok. Sebagai artis yang punya banyak bisnis sampingan, Ayu sadar bahwa sebagian penghasilannya harus disisihkan ke kantor pajak. Ketaatan dan kepatuhan dalam membayarkan pajak inilah yang membuat Ayu menyandang sebagai duta pajak.
Nah, itu baru di kalangan artis-artis Indonesia. Pun demikian di kalangan artis-artis di dunia luar. Hampir tak ada dari mereka yang dipilih sebagai duta lantaran kesalahan serupa dengan apa yang dilakukan oleh Zaskia Gotik dan Dewi Perssik.
Sebut saja di antaranya Emma Watson, Anne Hathaway, dan Nicole Kidman. Semua artis Hollywood ini pernah dinobatkan sebagai Duta Persahabatan oleh UN Women di masing-masing masanya.
Ada juga Katy Perry, Sarah Jessica Parker, Selena Gomes, Serena William, dan Shakira yang pernah dinobatkan menjadi duta kemanusiaan oleh UNICEF. Semata bukan karena keahliannya di bidang seni, melainkan karena kontribusi positifnya yang cukup banyak bagi kehidupan kemanusiaan sendiri.
Dan yang terlaris, tentu saja Angelina Jolie. Ia sudah beberapa kali terpilih sebagai duta khusus di bidang perdamaian oleh PBB lantaran ketertarikannya di bidang misi kemanusiaan. Tercatat, hampir 40 misi sudah ia jalani yang bahkan sudah diterbitkan ke dalam buku berjudul Notes from My Travels. Tak ada alasan lagi bukan untuk tidak menjadikan dirinya sebagai duta? Beda jauh dari Zaskia Gotik dan Dewi Perssik.